77

2.1K 91 3
                                    

🍁

Akhirnya Arthur setuju untuk tinggal.

Cukup lama mereka hanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Kesunyian mengisi ruangan itu.
Hanya helaan napas Arthur dan Callie terdengar bergantian.

"Gw bakal pindah ke Singapore." Akhirnya Arthur memecah keheningan diantara mereka.

Tidak yakin untuk memberitahukan Callie keputusan mendadak nya itu.
Tapi Arthur yakin gadis itu harus tau.

Dia tidak mau gadis itu membencinya karena pergi tanpa memberitahukan nya.

"Apa?! Kenapa?" Callie tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya.

"Gak papa." Jawab Arthur singkat.

"Karena perjanjian kita batal?"

"Gak. Memang gw mau balik kesana aja."

"Tapi kenapa?" Tanya Callie menuntut.

"Ya karena udah waktu nya gw balik kesana."

"Kenapa baru sekarang?"

"Timing nya tepat."

"Harus ya?"

"Ya."

"Boleh tau alasan nya, alasan sebenarnya?"

"Gw memang bakal balik ke sana, kapanpun gw siap. Dan gw rasa sekarang gw siap. That's it." Ujar Arthur.

Meskipun tidak mau, tapi itu yang terbaik yang bisa Arthur lakukan.

Dulu dia meninggalkan Singapore karena tidak mau terus tenggelam didalam kesedihan atas kehilangan kakak laki-laki nya.

Dan seperti nya sekarang dia harus kembali ke sana, karena rasa kesakitan yang dulu di rasakan saat kehilangan kakaknya sudah sirna. Dia harus pergi demi menepis rasa sakit yang baru dia rasakan sekarang ini.

Dan Tentu tetap berada di Jakarta bukan pilihan tepat.

Arthur tidak bermadsud untuk lari dari masalah.
Percaya lah.

Tapi dia tidak bisa mengendalikan dirinya jika harus terus berada di dekat Gadis ini tanpa bisa menyentuhnya.

Gadis yang sudah menjadi candu, membuat dia tidak tenang jika tidak bersama gadis itu bahkan hanya untuk sekedar bertengkar atau duduk disamping gadis itu tanpa melakukan apapun.

Dan nanti nya jika harus melihat Callie bersama cowok lain tentu membuat Arthur tidak akan bisa mengendalikan dirinya.

Tidak ada pilihan yang lebih baik kan?

"Lo gak bakal balik ke Jakarta lagi?" Tanya Callie, nada nya terdengar sedih.

"Nope." Arthur menghela napas.

"Kapan lo balik ke sana?"

"Soon.."

"Tepatnya?"

"Besok gw balik Jakarta, ntar senin ke kampus ngurusin surat pindah."

"Harus secepat itu?" Ujar Callie seraya menelan airmata nya.

Dada Callie terasa sesak.

"Ya."

"Kita gak bakal ketemu lagi donk pas ntar gw balik ke Jakarta?" Suara Callie terdengar seperti rengekan.

"Ya."

"Kalo gw minta supaya lo stay, mungkin?"

"Umm.. nope. Sorry." Ujar Arthur menghela napas panjang.

Sorry? Kata-kata yang tidak pernah Callie dengar keluar dari bibir Arthur dari pertama kali mereka saling berbicara.

Meskipun salah, Arthur tidak pernah mengucapkan kata itu.

Dan sekarang?
Berarti, apakah itu keputusan mutlak dan tentu Callie tidak bisa melakukan apapun untuk menghentikan Arthur. Kan?

"Kalo gw bilang, gw gak jadi batalin perjanjian kita?" Callie mencoba.
Berharap Arthur mau merubah pikiran nya.

Mengakhiri perjanjian mereka saja sudah membuat Callie terluka, tapi tidak akan pernah melihat cowok itu lagi.
Callie tidak yakin apakah dia mampu?

"Gak merubah apapun." Ujar Arthur yakin.

Callie tidak sanggup menjawab, hanya airmata yang membanjiri pipi nya.

"Kalo gw bilang, gw jatuh cinta sama lo?" Callie tidak bisa berpikir apa yang bisa dia ucapkan untuk bisa menahan kepergian cowok itu.

Sampai harus mengatakan yang tidak seharusnya dia ucapkan.

Beberapa saat Callie bisa merasakan Arthur menatap punggung Callie.
Lalu terdengar napas panjang Arthur.

"Bukan nya kalo bener gitu, keputusan lo buat akhirin perjanjian kita udah bener? Dan kepergian gw jadi keputusan yang tepat. Ya kan?" Meskipun ada tawa keluar dari bibir Arthur, Tapi nada suara Arthur terdengar berat dan rendah sarat dengan kesedihan.

"Art...." Callie benar-benar tidak tau apa yang harus dia katakan.

"Hmm?"

"Art...."

"Ya?"

"Maafin gw ya.."

"Buat?"

"Anything.." ujar Callie terisak.

"Ya."

Callie membalikkan tubuh nya, dan merebahkan kepala nya pada dada telanjang Arthur.

Tanpa disangka Arthur mendekap tubuh telanjang Callie.
Membawanya lebih dekat.
Tidak pernah terasa seintim ini.

Membawa rasa sakit yang lebih besar bagi Callie.
Dan tentu nya untuk Arthur.

-TH-

LUSTWhere stories live. Discover now