52

2.2K 85 0
                                    

🍁

Setelah hampir setengah jam berdiri di balcon seorang diri, Callie memutuskan untuk kembali ke dalam ruangan itu.

Dengan apapun resiko yang akan dia dapati ketika harus masuk dan berada satu ruangan dengan Arthur dan kekasih baru nya.

Callie tidak bisa terus menghindar, kan?
Toh kesepakatan Callie dan Arthur sudah berakhir.
Sudah berakhir, kan?

"Fuck!" Batin Callie seraya berjalan kedalam ruangan.

Disana Joanna, Trixie, Sean dan kekasih baru Arthur sedang sibuk bergoyang.

Gianna dan Roman menghilang entah kemana dan hanya ada Arthur yang sedang bersandar pada sofa itu seraya menutup mata nya.

"Call. Sini, join." Kata Sean sambil menarik tangan Callie saat Callie melewati nya.

"Minum bentar." Ujar Callie lalu melepaskan pegangan Sean.

Callie menghampiri meja yang berada didekat sofa tempat Arthur bersandar, Callie tidak menggubris keberadaan Arthur, Callie cepat mengambil gelas ,mengisi nya penuh dan kemudian berdiri.

Mata Callie melihat kekasih Arthur itu berjalan menuju tempat Arthur duduk.

Dari sudut mata Callie dia bisa melihat gadis itu duduk diatas pangkuan Arthur dan berusaha mencium nya.

Callie segera memalingkan wajah. Tidak ingin melihat apa yang selanjut nya terjadi.

Callie bergegas pergi meninggalkan ruangan itu, dan menuju ke dance floor dilantai 1.

Dia butuh pengalihan lain.
Minuman yang ada di ruangan nya tidak cukup untuk membuat dia menghilangkan pikiran nya tentang cowok sialan itu.

Callie memesan tequila dua gelas.
Menegaknya sekaligus.
Tindakan nya itu menarik perhatian seorang pria.

Setelah menegak habis minuman nya, Callie menuju dance floor, dia bergerak-gerak seorang diri.

Minuman nya barusan membuat Callie cepet high, itu terasa membebaskan dia dari pikiran konyol nya dan tubuhnya bergerak ringan.

Sampai sebuah tangan menyentuh pinggang nya.
Pria tadi, pria yang memperhatikan gerak gerik Callie sejak Callie turun kelantai 1.

Callie tersentak kaget melihat seorang pria cukup tampan berusia 25 tahunan berada di belakang tubuhnya.

Callie tidak menggubris kehadiran pria itu. Callie tetap bergerak ringan diiringi pria itu yang ikut bergerak seirama tubuh Callie.

Beberapa saat mereka bergerak bersama dan tubuh pria itu semakin mendekat.

Bergerak intim bersamaan dengan Callie yang semakin terhanyut dalam dentuman music.

Dari atas balcon, mata Arthur menangkap kegiatan Callie.

Darah nya berdesir ke seluruh kepala.
Dia mengeraskan rahang nya dengan tangan mengepal.
Membuat luka nya yang belum sembuh benar itu kembali terbuka.

Di dance floor Callie dan pria itu masih bergoyang dan tangan pria itu mendekap mesra tubuh berisi Callie yang dibalut dress mini berwarna merah maroon.

Kalau saja dia dalam keadaan sadar, Callie pasti sudah menampar pria itu.

Tapi tidak dengan keadaan sekarang.
Justru Callie ingin menarik pria itu kedalam kamar dan bergoyang diatas nya.

Oh. Pemikiran gila tapi mendebar kan. Membuat bagian bawah perut Callie berdenyut.

Pria itu membawa bibir nya pada telinga Callie.
"I want you, now." Kata pria itu lembut.

Membuat Callie mendongkak kan kepalanya menatap pria itu.

Kata-kata yang dia ucapkan seperti yang sering dia dengar akhir-akhir ini.
Kata-kata itu milik Arthur dan diri nya.

Oh. Andai saja pria itu adalah Arthur.

Callie dan pria itu saling menatap untuk beberapa saat sampai pria itu mendekatkan wajahnya untuk mencium Callie, dan tangan seseorang menarik kerah baju pria itu dan melayangkan bogem mentah kerahang nya.
Membuat pria itu tersungkur dilantai.

-TH-

LUSTWhere stories live. Discover now