D U A P U L U H S E M B I L A N

64.1K 3.6K 158
                                    

Happy reading ❤️
Kalo ada kesalahan atau typo Harap beritahu di Kolom komentar ya.
Jangan lupa vote dan komen.
***

"Hana" panggil seseorang, Hana mendongak. Ia kembali menangis menatap orang yang memanggilnya.

Orang itu melangkah ke Hana, Hana berdiri. Lalu mereka berpelukan.

"Sakit... Sakit Siska" lirih Hana mengelamkan wajahnya di pundak wanita itu sambil menangis.

Siska menahan tangisannya, ia mengusap punggung Hana memberi semangat.

"Maaf, ternyata nasehat ku waktu itu tidak masuk kedalam hati Daniel" ucap Siska ia menumpahkan air matanya.

Hana menggeleng. "Bukan salah kamu, ini salah aku yang bodoh mencintai Daniel"

"Aku benar-benar kecewa dengan Daniel, dia tidak menepati janjinya"

Hana tidak menjawab, ia menumpahkan air matanya kembali. Sama dengan Hana, Siska pun menumpahkan air matanya.

Setelah lama menangis Hana melepaskan pelukannya lalu tersenyum, lebih tepatnya tersenyum palsu agar Siska tidak khawatir dan tidak menyalahkan dirinya sendiri.

"Udah ya nangisnya, masuk dulu yuk" ajak Hana, ia mengesat air mata Siska yang mengalir di pipinya.
Siska pun melakukan hal sama ke Hana. Lalu Siska mengangguk.

Hana membuka pintu rumah orang tuanya. Ia hendak mengambil koper, tapi tangan Siska lebih dulu memegangnya. Hana menoleh ke Siska.

"Biar aku aja" ujar Siska, Hana hanya mengangguk. Lalu mengajak Siska masuk.

Sampainya di ruang tamu Hana menyuruh Siska duduk.

"Maaf disini tidak ada minuman atau makanan" kata Hana setelah mereka duduk di sofa.

Siska tersenyum. "Tidak apa-apa kok, aku disini untuk menemani mu bukan untuk makan atau minum" ujar Siska.

Hana kembali ingin menangis, Siska mendekat.

"Jangan menangis, ada aku disini untukmu" ucap Siska tulus. Hana tersenyum, tapi kali beneran tersenyum seperti biasa, tanpa ada kata palsu atau terpaksa.

"Terima kasih, aku sudah menganggap mu keluarga ku sendiri" lirih Hana. Siska memeluk Hana, tapi kali ini tidak ada tangisan hanya pelukan yang ada. Entahlah mereka seperti bosan menangis.

"Jalan-jalan yuk" ajak Siska tiba-tiba.

"Kemana?" tanya Hana.

"Ke mall aja mau gak?" 

Hana mengangguk. "Ya udah, tapi aku ganti baju dulu ya"

"Oke" setelah mendapat jawaban dari Siska. Hana menyeret koper kekamarnya di lantai dua. Rumahnya sederhana tapi berlantai dua, tidak terlalu tinggi juga.

Setelah sampai kamar, Hana langsung mengganti bajunya. Setelah selesai Hana mengambil tas kecil yang tadi ia pakai. Lalu keluar dari kamar menuju ruang tamu.

"Ayo" ajak Hana setelah sampai di ruang tamu.

Siska tersenyum. "Yuk". Siska menarik tangan Hana keluar rumah. Mereka masuk ke mobil yang sudah ada supirnya. Tadi Siska datang kesini dengan supir Methan.

***

Sampainya mereka di mall yang juga kepunyaan keluarga Aditama. Hana dan Siska menyusuri lorong di mall ini, sejenak melupakan sakit hatinya.

"Ayo ke sana" ajak Siska menarik Hana ke tokoh make up. Hana hanya pasrah di tarik Siska, dirinya telah capek dan kepala pusing walau mereka baru sampai. Tapi ia tahan, tidak mau membuat Siska khawatir dan tau akan penyakitnya.

BROKEN HEART [END]Where stories live. Discover now