Repay Us

117 17 1
                                    

Ari

Tiga jam berlalu, hujan badai menyisakan selokan yang meluber ke jalan, ranting-ranting pohon berserakan, dan berbagai macam sampah peninggalan manusia yang berterbangan diterpa angin. Kondisi Ayah dan Wisnu belum membaik dan aku tak berekspektasi mereka akan membaik hari ini, lantaran Rendi dan kedua kawannya menendangi mereka menggunakan sepatu boot. Sementara aku bersama Ibu, Sely, dan Baron sedang berada di halaman rumah, menyaksikan puluhan anggota MaMa hendak pergi.

Anggota MaMa telah melucuti amunisi kami, menyisakan satu magasin untuk setiap senjata api yang kami miliki... Sesuai pernyataan Matias. Aldi dan Arfan berhasil menyembunyikan delapan magasin pistol, anak buah Matias pun sama sekali tak menyadarinya. Untuk sementara, rasanya kami sudah mulai mengatasi sedikit demi sedikit permasalahan ini. Hingga... Matias menuntut kami untuk melakukan setoran pertama hari ini.

"Hari ini? Mana bisa..." ujar Ibu.

"Iya, memang kenapa? Tuntutan pertama saya gak begitu sulit toh?" balas Matias.

"Pak, anda tahu kan sesulit apa menemukan satu dus mie instan? Apalagi dua dus mie dan bubur instan, dalam beberapa jam pula," keluh Baron.

"Lagipula... Tenaga kita berkurang dua orang, dan ditambah dua atau tiga orang lagi buat jaga mereka waktu kita pergi. Itu juga karena ulah kalian sendiri!" omelku.

"Hey, kalian ada di situasi ini juga karena ulah kalian sendiri bukan?" balas Matias.
"Orang kalian ini rebut apa yang bukan milik kalian, renggut nyawa orang juga, ya beginilah konsekuensinya! This is how you repay us." (Beginilah cara kalian menebus kami.)

(Bunyi mesin motor menyala)

"Oh, dan tentu saja kami bakal sita kembali apa yang kalian curi," imbuh Matias

"Tunggu, kalau kalian ambil kembali belasan kaleng bir itu..."–Sely menunjuk dua orang yang mengangkut dus berisi bir–"Bisa gak, setidaknya bebaskan setoran sepuluh bir hari ini?" tawar Sely.

Matias berbisik dengan Rendi dan kedua kawannya, sementara dua anggotanya yang lain memasukan bir itu ke boks motor gede curian Ayah. Rendi tampak mengangguk, sementara Eko meninggalkan rumah ini lebih dahulu.
"Baiklah, untuk hari pertama kami bebaskan. Tapi, tuntutan saya yang lain tak bisa diubah lagi. Dua dus mie instan, dua dus bubur instan, dan empat dus minuman bersoda," tutur Matias.

"Bagaimana kalau kita gak bisa penuhin semuanya hari ini?" tanya Ibu.

"Maka penuhi semua hari ini juga. Kami tunggu paling lambat pukul enam sore, di pos Eko yang kemarin kalian datangi. Saya gak mau tahu, kalian harus datang dengan jumlah yang sesuai tuntutan. Datang dengan jumlah yang tak sesuai, saya suruh balik lagi sampai ketemu hari itu juga... Or else." Tegur Matias, dengan tatapan tajam dan jari telunjuk yang menunjuk ke arah kami.

(Bunyi beberapa mesin kendaraan dinyalakan)

"Saya akan berada di sana, menyambut setoran pertama kalian."
Lanjut Matias, seraya Rendi memberikan sebuah radio handy-talky pada Baron.

"Channel 204.5, sudah saya setel. Nyalakan radio ini pukul lima sore nanti, kami akan menghubungi kalian dari sini," kata Rendi.

"Untuk saat ini... Selamat bekerja, dan selamat bergabung bersama MaMa! Kami pulang dulu, kalian silahkan mulai mencari kapankun yang kalian mau..." ujar Matias.

"Asal jam lima nyalakan radio, dan jam enam antarkan setoran," sahut Rendi.
Mereka berdua melangkah melewati gerbang rumah, menuju kendaraannya masing-masing. Sementara itu, dua anggotanya mengendarai motor gede curian Ayah keluar dari rumah.

"Senang bekerja sama dengan kalian! Hehe." Ledek Matias, sembari menutup pintu mobil oranye yang ia tumpangi.

Blok perumahan ini diramaikan dengan suara belasan kendaraan bermotor, tatkala puluhan anggota MaMa berputar balik dan meninggalkan halaman rumah kami. Beberapa pengendara motor gede dengan sengaja menggeber-geber mesinnya saat meninggalkan kami, aku pun melayangkan jari tengah tanganku pada punggung mereka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 29, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Era Yang MatiWhere stories live. Discover now