Memberitahu

5.2K 472 4
                                    

~Happy reading~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~Happy reading~

Seusai makan siang bersama, kini keluarga Uchiha sibuk pada kegiatannya masing-masing. Dari Sasuke dan Sakura yang sudah berada dikamar dan Sarada yang menyibukan dirinya didapur. Niatnya ia ingin membuatkan sesuatu yang hangat untuk sang Mama, yang dapat sedikit meredakan rasa mualnya beberapa saat lalu.

Perhatian, begitulah Sarada.

Ia melangkahkan kakinya menuju lantai atas, menaiki satu persatu anak tangga dengan hati-hati. Tepat didepan kamar kedua orangtuanya, Sarada mencoba mengetuk pintu kayu berwarna coklat itu.

"Ini aku, apa aku boleh masuk?"

Sasuke yang didalam sedang duduk bersandar, seketika melirik kearah pintu. Ia berdeham dan tak lama menyahuti. "Masuk."

Menyunggingkan senyum, Sarada pun membuka pintu dan menutupnya kembali usai masuk kedalam. Netranya menyapu seisi kamar, berhenti kala bertubrukan langsung dengan Onyx pemilik suara Bariton dua meter dihadapannya.

Sarada melangkah, tersenyum manis melihat Sasuke yang sudah menegakan tubuhnya.

"Aku membuatkan Mama teh, jadi aku kesini untuk memberikannya." Sarada yang tahu Papanya pasti bertanya-tanya mengapa ia kesini pun mulai menjelaskan.

"Hn, taruh saja disini." menujuk nakas samping tempat tidurnya, Sarada lekas menuruti perintah Sasuke.

"Eh?"

Sasuke yang tepat disampingnya refleks menoleh dan langsung bertanya. "Ada apa?"

Sarada hanya melirik dan kembali fokus pada sesuatu yang ada didepannya. Ralat, diatas nakas samping ia meletakan nampannya barusan.

"Apa ini?" gumam Sarada sangat pelan. Ia kini memengangi sesuatu yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

Sasuke yang bingung pun perlahan melirik, "Itu milik Mamamu."

Seketika kaget, Sarada sontak melepaskan sesuatu itu begitu saja. Menatap Sasuke canggung bercampur gugup.

"A-ah, maaf tadi aku hanya penasaran."

"Sarada?"

Sarada yang mendengar itu refleks membalik badan, menghadap seseorang yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi yang ternyata adalah Mamanya.

"Ada apa?" Sakura melangkah menghampiri putrinya tersebut seraya tersenyum. Barusan ia sedang mencuci wajah, menyegarkannya sesaat sebelumnya muntah-muntah.

"Eum, ini aku membuatkan teh untuk Mama. Sepertinya itu mampu membuat Mama lebih baikan."

"Aa, terimakasih ya, sayang. Kau repot-repot." usai mengulas senyum pada Sarada, Sakura lalu beralih menatap sang suami yang masih pada posisinya. Ia juga tersenyum.

Tak lama Sakura lalu meraih cangkir teh yang ada diatas nakas, mendudukan diri ditepi tempat tidur samping Sasuke. Perlahan ia menyeruputnya, terasa hangat dan segar dalam bersamaan. Ini membuatnya lebih nyaman sekarang.

Sakura kembali menyunggingkan senyum kearah Sarada begitu pun sebaliknya.

"Putri Mama memang sangat perhatian, Mama beruntung memiliki mu." elus Sakura pada lengan putih Sarada.

Sarada jadi terkekeh, "Mama terlalu berlebihan, ini kan sudah biasa ku lakukan, ini adalah tugasku juga."

Sakura mencubit gemas pangkal hidung putrinya, "Tapi kan Mama ingin memujimu." bersamaan dengan ucapan yang ia lontarkan sebuah dengusan kecil pun turut ia keluarkan.

Kedua ibu dan anak itu lalu tertawa lepas, memancarkan raut kebahagiaan masing-masing tak terkecuali Sasuke yang juga ikut menyunggingkan senyumnya tipis. Sekilas bayangan tetang kejadian tadi pagi dan saat dimana Sarada memegang alat milik Sakura terlintas dipikirannya begitu saja. Sasuke jadi terdiam, menatap dua orang dihadapannya itu bergantian.

Sepertinya hal ini juga harus diberitahukan pada Sarada.

"Sakura."

Sakura yang merasa namanya dipanggil sontak menoleh begitupula dengan Sarada yang mendengarnya. Ia sesaat berdeham, "Ada apa, Sasuke-kun?"

Tak menjawab, Sasuke malah melirik putrinya. Dari lirikan itu Sakura bisa mengerti dan menganggukan kepalanya.

"Aa, iya." ucapnya paham.

Sarada yang melihat itu lantas dibuat bingung, ia mengerutkan keningnya menatap Sasuke dan Sakura. "Ada apa?" tanyanya yang membuat Sakura seketika tersenyum.

Sakura meraih salah satu tangan Sarada. Benar, Sarada juga harus tahu masalah kehamilannya. Ah, untung saja suaminya itu memberitahukannya lewat tatapan mata.

"Kau akan menjadi seorang kakak, sayang."

Tanpa basa-basi dan panjang lebar, Sakura langsung saja mengungkapkannya. Ia tahu putrinya ini cerdas, bisa langsung memahami maksud ucapannya dengan cepat.

Sarada tak tuli, tentu ia mendengarnya dengan jelas dan lagi ia juga tidak bodoh untuk bisa memahami itu semua.

Sarada melirik Sasuke, terlihat Papanya itu menyunggingkan bibir tipis dan tatapannya yang seakan membenarkan.

Ia kembali menatap Sakura. Seakan masih tak percaya, Sarada berusaha membuka mulutnya untuk memastikan. "Ini tidak bercanda kan?" tanyanya.

Sakura terkekeh, "Kau menggemaskan, tentu saja sayang dan kau tahu alat itu yang telah membuktikan." ia lalu beralih mengambil alat tes kehamilan yang ada diatas nakas, menujukannya pada Sarada.

"Inikan yang baru saja ku pegang?"

"Mungkin kau belum terlalu mengerti kegunaan alat ini tapi intinya alat inilah yang membuktikan jika Mama sedang mengandung."

Sarada tercengang, sudah habis kata-kata dan hanya bisa menatap kedua orang tuanya dalam diam.

Sarada bisa percaya, ia tahu Sasuke dan Sakura tak akan berbohong untuk membuat sebuah lelucon. Ia meyakini itu hanya saja masih terkejut karena barusan mendengarnya.

Sakura berdiri, mengusap lembut pundak putrinya sebelum menarik tubuh mungil itu kedekapannya.

"Kau akan memiliki adik, kau senang sayang?"

Sarada tampak mengangguk dalam dekapan hangat sang Mama. Elusan pada punggungnya semakin membuat Sarada tak bisa menutupi raut kebahagiaannya. Ia tersenyum lebar, membalas pelukan itu tak kalah hangatnya.

"Aku sangat senang. Arigatou, Pa, Ma." Sarada kemudian mendongakan kepalanya untuk melihat Sasuke dan Sakura. Mengucap syukur atas apa yang baru saja kedua orangtuanya itu beritahukan. Ini kabar bahagia, tentu Sarada sangat berterimakasih. Ia bahagia mendengarnya, keturunan Uchiha akan bertambah dan itu sesuatu yang bagus dan amat dinantikannya.

"Terimakasih, Kami-sama."

"Aku janji akan turut menjaganya."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Uchiha Family✔Where stories live. Discover now