[36]

28.2K 3.5K 234
                                    

"Arsenio keluar kamu."

Arsen yang di dalam kamar mondar-mandir gigit jari jadi kesentak kaget pas dengar suara papa terus cepat-cepat jalan ke pintu.

"Mana Aldean?"

Plak

Pertanyaan itu langsung disambut tamparan kuat di pipi sebelah kiri Arsen yang malah dibalas cowok itu decihan sinis. Arsen dongakan dagunya nantang papa di depan dia.

"Kenapa kalian marah? Kenapa kalian ngerasa kecewa? Bukannya Arsen emang gak sesempurna itu? Bukannya kalian memamg mandang Arsen buruk? Pas udah gini kenapa kok gak terima?"

Bukannya dibalas oleh papa, tamparan kedua udah melayang bebas di pipi yang sama ngebuat Arsen agak ngeringis sedikit dan megang ujung bibirnya mastiin kalo berdarah atau gak.

"Jangan mulut kamu Arsenio! Kamu selalu buat malu!"

"Buat malu apa? Bukannya rekan bisnis kalian sebagian besar gak tau kalo kalian sebenarnya punya anak?"

"Arsenio___"

"Pa, Arsen mau dipandang bukan karena Arsen suka buat kalian malu tapi Arsen mau dipandang karena Arsen anak kalian," kata cowok itu dingin sambil natap papa tajam.

"Lalu, kamu akan jadi sesempurna yang kami mau?"

Arsen geleng. "Arsen hidup bukan buat nyaman orang lain dahulu, tapi buat diri Arsen nyaman. Arsen nyerah kalo papa mau Arsen sesempurna itu."

Papa decih sinis dan ngelipat tangannya. "See? Tau kan kamu gak mampu, jadi putus hubungan sama laki-laki itu kalo kamu mau hidup senyaman dirimu."

"Justru hidup Arsen nyaman karena ada dia. Terserah kalian mau setuju atau gak masalah hubungan kita, Arsen tetap gak mau ngelepas dia."

Papanya Arsen menggeram di tempat. Berusaha untuk gak nampar si anak tunggalnya ini. "Baik. Jangan salahin papa jika kamu gak tinggal di sini lagi."

"Terserah."

Arsen kembali masuk ke kamarnya terus ngejambak rambut sambil ngerang frustasi. Sial. Apa yang mau dilakuin papa terhadap dirinya. Arsen mulai ngerasa takut kalo hal dia pikirkan sedari tadi terjadi.

Dean masuk ke rumah sambil ngacak rambutnya asal, dia senyum ke bunda yang lagi duduk di ruang tengah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dean masuk ke rumah sambil ngacak rambutnya asal, dia senyum ke bunda yang lagi duduk di ruang tengah. Cowok itu jalan ke bunda terus nyalim bunda yang tiba-tiba aja melotot karena nyadar sesuatu.

"Al kenapa?" tanya bunda nunjuk kecil luka di ujung bibir cowok itu dengan nada agak sedikit meninggi.

"Konsekuensi yang Al dapat bun. Dikit doang juga, gak parah kok."

"Ck," decak bunda. "Gini aja kamu seneng. Gimana coba kalo kamu lebih parah dari ini?"

"Bunda doain Al gitu?"

"Gak Al. Kamu juga tiba-tiba ngasih tau gitu, bunda kaget dong."

"Ya gimana bun, pacar udah minta ya Al harus siap kan?"

ColdBoy vs BadBoy [TERBIT]Where stories live. Discover now