Chapter 2

1.9K 383 26
                                    

"Huh?"

Reina hanya bisa mematung. Mulut agak terperangah. Memang, jawaban apa yang pas untuk kalimat seperti itu?

<Aku tidak suka ini...>

Ya, sama, Reina juga.

"Hei," suara pria bertutup mata—Gojo Satoru—terdengar lagi.

"Yang di tanganmu itu, roh kutukan?"

Refleks, tangan kiri Reina menggenggam lengan kanannya. Tepat di atas tato Resi yang terasa berdenyar. Gadis itu mengambil langkah mundur. Menggigit bibir.

"Sepertinya itu bukan urusanmu."

Gojo terkekeh. Tangannya berkacak pinggang.

"Oh! Sebaliknya!" ucap pria itu. "Kalau soal kutukan, itu urusan Penyihir Jujutsu, kan?"

Penyihir Jujutsu.

Kata-kata itu tidak asing. Reina pernah membacanya di buku Kakek Buyut. Walaupun dia belum sempat membaca semua entri. Dia tahu kata itu cukup dominan di semua buku kuno tersebut.

Gadis itu bergeming sejenak. Mempertimbangkan keadaannya. Ini lewat tengah malam dan dia ada di jauh dari rumah. Pria misterius ini juga tidak meperbaik keadaan.

Dia harus kembali.

Sekarang.

"Yah, maaf sekali. Siapapun kau, aku harus pergi. Permisi."

Baru saja Reina akan pergi melewati pria itu. Pergelangan tangannya langsung ditarik. Jari-jari ramping menggenggam erat.

"Hei apa-apaan—?!"

"Siapa namamu?" tanya Gojo. Nadanya halus. Namun, Reina bisa membaca intonasi memaksa di bawahnya.

"Sudah kubilang tadi, Rei—"

"Nama lengkap?"

Huh, memangnya dia mau apa dengan namaku???

Perempuan itu diam. Masih Berusaha menarik tangan dari genggaman Gojo. Hasilnya nihil. Pergelangannya seakan terkunci di tempat. Walaupun pria di depannya tampak tidak menggunakan tenaga.

"Kalau kau katakan, aku akan melepasmu," ucap Gojo lagi.

Alis Reina terangkat. Dia tidak bisa menebak apa itu jujur atau bukan. Suara laki-laki ini santai. Seperti main-main.

Tetapi, Reina benar-benar tidak ingin lagi berada di sana. Jadi, dia membuka mulut dan menjawab.

"Reina Pratama Wulandari!" desisnya. "Sekarang lepas!"

Gojo berdehum dengan puas. Sesuai janji, dia melonggarkan genggaman dari kulit Reina. Gadis itu langsung menarik tangannya dan melompat mundur.

Dia mengusap pergelangan tangan yang terasa kebas. Reina meringis. Gojo ini kuat. Hanya sebentar dan tangannya langsung lemas begini. Awas saja kalau dia sampai tidak bisa memegang pensil besok.

"Jadi... benar bukan orang Jepang, ya?" gumam Gojo. Kepalanya agak mendongak. Sebelum kembali terarah ke Reina.

"Apa kau punya keluarga dari Jepang? Ayah? Ibu?"

Gadis itu tidak menjawab, lagi. Walaupun batinnya berbisik kecil.

Kakek Buyut.

"Oh? Jadi punya, ya~?"

Bulu kuduk Reina terasa bediri. Dia meringis. Gojo memakai penutup mata dan dia masih bisa membaca ekspresinya dengan mudah.

Siapa sebenarnya orang ini?

Local Shaman (A JJK Fanfiction)Where stories live. Discover now