Chapter 23

539 95 4
                                    

"Halo, Miwa yang tidak berguna di sini—"

"Tidurlah."

Dengan satu perintah sederhana, Inumaki mendengar suara orang yang menerima panggilan—Kasumi Miwa—terjatuh di ujung lain telepon.

Dia menutup kembali ritsleting di kerahnya. Lalu melempar ponsel milik Mechamaru ke semak-semak. Bersamaan dengan tangan robot yang tadinya menempel pada alat elektronik itu.

Ide Panda untuk menyabotase komunikasi Kyoto tidak buruk. Setidaknya, sekarang mereka tidak perlu mengkhawatirkan banyak orang.

Inumaki mengelus kepala anjing hitam Fushiguro yang sudah mengantar benda itu.

"Kembalilah."

Dan si hewan lebur ke lantai hutan. Kembali menjadi bayang.

Anak berambut putih melakukan perhitungan mental. Menebak apa yang sudah terjadi sejauh ini.

Mechamaru sudah diurus oleh kakak kelas berbentuk beruang. Berarti kemungkinan Momo sudah diurus Nobara. Maki pasti dengan mudah mengurus Mai. Dan Miwa sudah dibuat tidur untuk jaga-jaga.

Sekarang, saatnya lanjut memburu kutukan tingkat dua.

Ah, panjang umur

Pria itu berbalik.

Aura kutukan yang pekat memenuhi udara.

Bayangan bergerak di balik pohon.

Melata. Namun jelas bukan ular. Lincah. Bukan kelinci ataupun rusa.

Dan terlalu cepat.

Itu bukan hewan.

Inumaki mempersiapkan diri. Tangan bersiaga di ritsleting yang menutupi mulutnya.

Mata menangkap pergerakan.

Satu kutukan. Kuat, sepertinya—

Semi-level satu?

Aneh.

Tetapi dia tidak akan mempertanyakan itu sekarang.

Kepala sang makhluk mengintip dari balik pohon.

Seperti kakek tua. Namun jauh lebih peyot dan rusak. Lidah panjang basah menjulur. Menjijikkan. Dan—

Kepala itu terputus.

Terkoyak dengan mudah. Layaknya kertas. Dilempar ke samping begitu saja saja seperti sampah.

Lalu—

Pelemparnya muncul.

Mirip manusia. Besar dan berotot. Tato menghiasi tubuhnya. Dua akar tumbuh menggantikan mata. Dan ada kantong besar di tempat tangan kiri seharusnya ada.

Mata Inumaki melebar.

Ini bukan bagian dari rencana.

***

"Sudah saatnya kita mulai bekerja!"

Mahito menyeringai dari tempatnya duduk di atap salah satu bangunan SMK Jujutsu.

Dia bisa merasakan energi kutukan Hanami menjadi semakin kental. Sepertinya sudah bertemu salah satu dari Penyihir Jujutsu muda yang bertanding hari ini.

Hanami itu kutukan yang... menarik.

Lahir dari ketakutan terhadap alam. Dan dia punya tujuan. Sangat ingin sekali membuat bumi menjadi lebih baik. Era baru dimana alam kembali murni. Tanpa adanya korupsi dari tangan kotor manusia.

Kalau saja Mahito tidak yakin Hanami bukan kutukan, mungkin dia akan berpikir yang satu itu roh suci.

Kakinya yang menggantung di tepi berayun-ayun. Angin menghembus rambut perak selama dia berdehum.

Local Shaman (A JJK Fanfiction)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt