!!!HARAP DIBACA!!!
Chapter ini tidak akurat secara historis. Tempat, peristiwa, dan orang yang disebut hanya fiksi yang dibuat untuk fanfiction ini.
*
*
*
*
Resi's Interlude
Part 3
*
*
*
*
Itu sudah masuk musim hujan.
Awan hitam mulai menggulung di langit tiap hari. Menutupi sinar surya sehingga mencegah jemuran kering. Udara hampir selalu dingin. Atau setidaknya lebih dingin dari yang orang duga ketika keluar rumah. Walau begitu, tidak ada salju. Jadi masih tak separah musim dingin di Nihon sana.
'Ren' cukup menikmatinya. Dia dengan santai menyaksikan dari dalam toko bagaimana kebiasaan orang-orang berubah menyesuaikan cuaca. Sekali-kali mendengar keluhan pembeli tentang angin, air, dan hawa dingin secara general.
Dia mengamati petani-petani yang lewat untuk ke sawah setiap pagi. Musim tanam sudah dimulai. Mereka bercakap tentang padi, kebun, dan permintaan istri di rumah. Ada juga anak-anak yang menari dan bergurau ketika hujan turun. Saling mencipratkan air dari genangan dan tertawa ceria.
Hari-hari damai.
Setidaknya dalam lingkup itu.
'Ren' masih bisa merasakan gejolak kekuatan di bawah kulitnya. Perang memang tak pernah usai. Konflik akan ada terus sepanjang adanya manusia. Dan ketakutan akan hal tersebut akan selalu membuat 'Ren' tetap 'hidup'.
Namun, untuk sekarang, dia cukup senang.
Rasanya agak aneh. Dia kutukan. Dia bahkan tidak tahu apakah merasakan senang adalah hal yang wajar.
Tetapi, 'Ren' terbiasa menjadi aneh, satu ketidaklaziman lain tidak akan menganggunya.
"Hatchu!!"
'Ren' tersentak. Tidak sadar dirinya melamun.
Di depannya, seorang gadis kecil berdiri. Umurnya jelas di bawah sepuluh tahun. Mungkin enam atau tujuh. Dia menggosok hidung. Rambut pendek dan seluruh tubuhnya basah kuyup. Sementara, dua mata hitam menatap polos. Penuh dengan kecurigaan—
Bukan.
Keingintahuan.
"Matamu aneh."
Celetuk itu membuat 'Ren' terhenyak.
Sejak tinggal di desa itu, tentu banyak orang berkomentar soal matanya. Beberapa bahkan memutuskan menjauhinya karena itu. Sebagian besar yang lain tak begitu acuh. 'Ren' tidak pernah mengganggu dan memberi mereka harga murah di tokonya, jadi penampilan bukan hal yang mereka nilai. Walau begitu, masih banyak orang mencuri pandang ke arah wajahnya. Mengamatinya seperti makhluk asing.
Berbeda dengan gadis satu ini.
Yang ada di pandangannya adalah penasaran murni. Bukan jijik, maupun menghakimi.
![](https://img.wattpad.com/cover/252064379-288-k284371.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Local Shaman (A JJK Fanfiction)
Fanfiction"Aku ke Jepang untuk Olimpiade Sains, bukan mengatasi kutukan!" *** Hidup Reina Pratama Wulandari dekat dengan hal supranatural. Apalah dengan mata ketiga yang bisa membuatnya melihat makhluk aneh dan Kakek Buyut yang melatihnya untuk menghadapi me...