Chapter 13

1K 197 8
                                    

Reina tidak bisa tidur semalaman. Matanya benar-benar tidak mau diajak kompromi.

Tidak terasa, Reina sudah ada di SMK Jujutsu selama beberapa hari. Dan dalam jangka waktu yang tidak bisa dibilang panjang itu, sudah banyak hal yang terjadi. Mulai dari belajar tentang jati diri Kamiya sampai shock yang dia dapat dari melihat temannya bangkit dari kematian sepenuhnya hilang.

Omong-omong soal Itadori, Reina penasaran bagaimana latihannya. Dia tahu Gojo memutuskan memberikan pelajaran privat untuk anak itu. Dan si guru meminta Reina untuk tidak memberitahu siapapun soal Itadori yang masih hidup.

Yah, gadis itu tahu kenapa.

Gojo ingin memberi waktu untuk Itadori lebih berkembang tanpa intervensi dari para Petinggi yang kelewat paranoid.

Reina bisa mencium bau favoritisme di sini.

Dan dia masih merasa tidak enak pada Megumi dan Nobara. Mereka pasti masih berkabung karena 'kematian' Itadori. Berbohong kepada mereka membuat Reina agak canggung.

Ah, dia jadi tambah merasa bersalah.

Gadis itu berbaring ke samping. Pikirannya masih merajalela dan tidak mau dimatikan oleh kantuk. Merefleksikan pelajaran yang diberikan oleh Ismawan, Chiasa, dan Yuko. Soal teknik kutukan yang sepertinya sangat sulit dia kuasai.

Kotak hitam dari Mansion Kamiya yang masih utuh tergeletak di dalam lemari.

Seakan mengejeknya.

Reina membuang napas panjang. Matanya bergulir melirik jurnal tua dari rumah utama Kamiya yang tergeletak di nakas. Dia masih belum sempat membacanya. Pada akhirnya, gadis itu memutuskan—

Jika dia tidak bisa tidur, sebaiknya mengisi waktu dengan hal lain.

Reina meraih buku itu. Merasakan sampul kasar di bawah jemarinya. Si gadis bangkit dan menyamankan posisi di kasur. Sebelum menyalakan lampu tidur yang ada di nakas. Cahayanya cukup untuk mengiluminasi huruf-huruf buram di atas kertas kekuningan.

Dia mulai membaca.

《》《》《》

Baiklah, jadi harus mulai darimana?

Aku tidak yakin kenapa aku menulis jurnal ini. Tetapi, semua Kamiya punya jurnal. Jadi aku merasa aku juga perlu membuat satu. Mungkin hanya sekedar menghormati tradisi. Atau bisa juga karena ada perasaan ingin meninggalkan sesuatu untuk keluarga ini di masa depan. Semacam jejak, kalau bisa disebut begitu.

Semua Kamiya adalah pelajar, penemu, dan pemimpi. Kami menulis apa saja. Ilmu pengetahuan sampai sastra. Kami menulis astronomi, meditasi, dan prosa. Tidak ada bidang yang tidak terjamah oleh kami. Sifat haus akan hal baru benar-benar kental di darah kami.

Maka dari itu, pada awalnya aku tidak yakin apa yang harus kutulis. Hampir semua sudah ditulis oleh Kamiya terdahulu. Atau dalam proses ditulis oleh sepupuku yang lain. Kami membicarakan semuanya saat minum teh.

Dari sanalah aku mendapat ide. Dari semua saudaraku, belum ada satupun yang menulis tentang teknik kutukan kami.

Jujur saja, itu agak aneh. Teknik ini sangat penting. Tidak hanya untuk Kamiya, namun untuk semua orang di Dunia Jujutsu juga. Aku agak terkejut belum ada satupun yang mendokumentasikannya.

Karena itu, aku yang akan menulisnya.

Ini akan jadi menarik.

Local Shaman (A JJK Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang