10. Bisa pasti bisa

4.2K 443 101
                                    

Revin menghela nafas, menegakkan posisi duduknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Revin menghela nafas, menegakkan posisi duduknya. Kejadian tadi sore masih sangat membekas difikiran Revin. Nampaknya kehidupan gadis yang ia nikahi mendadak ini sangat rumit lebih rumit dari konflik komik yang ia baca kemarin malam.

Memikirkannya saja sudah membuat Revin bergelut dengan dirinya sendiri. Ia terkejut kala gadis yang ia lihat sejak tadi dari sofa kamarnya mulai mengerjapkan mata, menggerakkan tanganya mengusap kening berlanjut membuka kedua matanya menatap balik Revin.

Tersadar ditatap balik, Revin menoleh kearah lain mengusap rambutnya kebelakang. Disisi lain Leta masih urung membuka suara menegur Revin. Kini rasa malu dan canggung meliputi hati Leta. Keheningan mulai menyelimuti suasana malam dikamar yang cukup luas itu.

"Udah bangun lo?" tanya Revin, berusaha memecah keheningan. Leta mengerjap mengangguk pelan sambil berusaha terduduk.

"Gue keluar dulu"
Revin berdiri meraih ponsel hitam miliknya berjalan keluar kamar. Mendengar suara pintu tertutup Leta mendengus kesal. Cowok itu memang luar biasa, luar biasa tidak perduli.

Leta merentangkan kedua tangannya meregangkan tubuh kecilnya, hari ini dirinya sungguh lelah. Ia termenung, tersenyum sinis mengingat kejadian tadi sore. Nampaknya ia sudah yatim piatu sekarang. Leta memantapkan hatinya mengubur semua masa lalu dirinya.

"Ayo Leta kita mulai hidup yang baru!" ucapnya menyemangati diri sendiri sambil tersenyum senang. Leta tertegun melihat pegangan pintu yang ditarik dari luar.

Revin? batinya memiringkan kepala.
Seketika pintu terbuka nampak wanita paruh baya dengan nampan berisi makanan.

"Tante vina" ucap Leta spontan kala Vina mendekati dirinya. Vina berhenti menatap heran menantunya.
"Kok tante? Kan sekarang udah jadi mamanya Leta" tegas Vina meletakkan nampak di nakas. Leta mengangguk malu, ternyata masih ada ibu sebaik Vina di dunia tipu-tipu ini.

"Ayo Leta makan, tadi Revin kasih tau Mama kalau Leta udah siuman" ucap Vina mengambil piring berisi makanan berlanjut memberikannya  kepada Leta. Leta menerima uluran piring tersebut sambil tersenyum. Ia tidak mengira Revin keluar karena hal itu.

"Revinnya kemana ma sekarang?" tanya Leta menyuapkan sendok pertama.

"Ada tadi kekamar Revan" jawab Vina duduk disamping tempat tidur. Leta mengangguk paham.

"Oh iya, tadi Revin sudah cerita soal keluarga kamu"
Leta berhenti dari aktivitas makanya, menoleh kearah Vina sambil meneguk salivanya tanda cemas.

Vina tersenyum, tangannya terulur mengusap rambut panjang Leta.
"Sekarang Leta sudah jadi bagian keluarga Ardiaz, jangan cemas lagi ya. Mama ngerti Leta pasti sedih karena kejadian belakangan ini, tapi Leta harus ingat semua yang terjadi pasti sudah direncanakan oleh Tuhan dan ya, Tuhan tau yang terbaik untuk umatnya"

Leta mengangguk, Mamanya ini benar ia tidak bisa menyalahkan siapapun tidak bisa juga menolak takdirnya. Bukannya ini bagus, ia jadi bisa merasakan rasanya memiliki keluarga yang utuh.

Married Dadakan Where stories live. Discover now