19. Sedikit Tanda

4.2K 455 307
                                    

maa queen aletagw udah di depan nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

maa queen aleta
gw udah di depan nih

Nino menoleh, menatap layar ponselnya yang baru saja menyala dengan satu notifikasi pesan dari sahabatnya.

Ia terkekeh, meraih ponsel yang tergeletak diatas sofa meletakkan gitar yang sedari tadi ia mainkan di kamarnya.

Nino mulai mengetikkan balasan pada pesan Leta. Seperti biasa ia akan kembali belajar bersama guru cantiknya, mengingat ujian sekolah yang tinggal menghitung hari. Lelaki berkulit putih itu berdiri memakai selop hitamnya bergegas keluar kamar menuju teras menjemput Leta. Aneh memang harus dijemput begitu.

"Nino,"

Mendengar namanya dipanggil Nino berhenti, berbalik menatap ke arah tangga. Andraya—mamanya, tengah berdiri disana memanggil namanya.

"Apa mama cantik?," tanya Nino menatap kesal pada wanita yang telah melahirkan dirinya itu, pasalnya tinggal beberapa langkah lagi ia akan sampai dipintu utama menuju teras depan.

Andraya menggeleng pelan, berjalan menuruni anak tangga mendekat pada putranya. "Papa kandung kamu udah bebas dari penjara, kamu tau?" ungkap Andraya antara bertanya dan memberi tau.

Nino terdiam, topik begini lah yang paling tidak ia sukai. Membahas lelaki kurang ajar yang menelantarkan ia dan mamanya.

"Gimana pun kamu jenguk dia, cari dulu siapa tau dia gak punya tempat tinggal sekarang,"

Nino berdecih mendengar penuturan mamanya. Selalu saja Andraya mencoba membuat putranya tidak membenci sang ayah tapi nihil, masih ada rasa tidak suka disana.

"Mama jangan pikirin dia, kita jalani kehidupan masing-masing. Nino keluar dulu,"

Nino berbalik, berjalan meninggalkan Andraya yang menghela nafas pelan lantaran kelakuan putranya sekarang ini. Nampaknya semua usahanya sia-sia, benar perkataan putranya mereka harus menjalani hidup masing-masing sekarang.

—Married Dadakan—

Leta berdecak, berdiri tidak tenang menunggu Nino yang lama sekali tidak keluar.

"Ayo kaget!," kejut Nino menepuk bahu Leta dari belakang.

Leta mendesis berbalik menatap sengit kearah Nino yang tengah nyengir tanpa rasa bersalah.

"Lama banget heran," kesal Leta memukul pelan lengan Nino. Ia sudah menunggu sedari tadi loh, tau sendiri menunggu itu sakit apalagi selama ini.

Nino meringis, mengusap pela lengannya. Leta ini memang galak sekali melebihi mamanya sendiri.

"Ayo masuk," ajak Leta langsung menerobos masuk layaknya rumah sendiri. Nino menggeleng pelan mengikuti Leta memasuki rumahnya.

"Hai Let,"

Married Dadakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang