07. Why?

7K 553 68
                                    

Hening, tak ada percakapan apapun diantara Leta dan Nino setelah Leta menjelaskan semuanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hening, tak ada percakapan apapun diantara Leta dan Nino setelah Leta menjelaskan semuanya.

"Kenapa kemarin lo nggak suruh gue jemput lo?" protes Nino menatap Leta yang masih tertunduk memainkan jarinya.

Sungguh Nino memang kecewa, ia kecewa karena Leta tak menghubunginya kemarin. Disisi lain dia juga menyesal, merasa tak becus melindungi sahabatnya.

Leta menghela nafas, menoleh menatap Nino yang tengah menatapnya.

"Gue nggak kepikiran, lagian gue juga nggak keberatan nikah sama Revin," ucap Leta berusaha meyakinkan sahabatnya bahwa ia baik-baik saja sekarang.

Nino berdecak memalingkan mukanya sebentar kemudian menatap Leta lagi.

"Lo suka sama Revin?,"

Leta mengernyit membenarkan rambutnya yang menutupi sebagian matanya.

"Nggak kok" bantah Leta kemudian membuat Nino mendesah pelan.

"Terus? Kenapa lo nggak keberatan?" Nino kembali bertanya mengangkat sebelah alisnya. Nino semakin bingung kala melihat senyuman hambar terbit pada bibir merah ceri Leta.

"Gue seneng punya keluarga, lo tau kan No dari dulu gue nggak bener-bener punya keluarga. Keluarga Revin tuh baik" jelas Leta mengenggam tangan Nino, Nino memutar ekstra otaknya, apa maksud Leta.

"Terserah lo aja Let," Nino tersenyum kembali menatap kedepan bersamaan dengan guru biologi mereka yang memasuki kelas.

°•°•°•°

"Jadi, lo tinggal sama Revin?" tanya Nino berbisik pada sahabatnya yang tengah menyuapkan sesendok bakso.

Sungguh Leta jengah mendengar semua pertanyaan Nino. Leta mengangguk menatap Nino yang sedang menatapnya juga.

Nino berdecak memukul pelan meja panjang didepannya. "Lo tidur sekamar juga? Udah nganu-nganu ya!" tuding Nino membuat Leta tersedak mendengar kata 'nganu-nganu' yg Nino ucapkan. Leta tidak sepolos itu untuk tidak mengetahui maksud Nino.

Leta melotot memukul-mukul pelan dadanya sambil meminta air. Dengan sigap dan kesal Nino memberikan es teh miliknya.

"Bego lo No, mana ada." Leta memukul bahu Nino geram, memajukan bibirnya menandakan kalau ia kesal.

Nino meringis, mengusap bahu nya sambil bergumam menyumpahi Leta. Dia hanya ingin tau, apa salah? Kan engga.

Tak lama Leta menangkap sosok Revin bersama temanya yang berjalan memasuki kantin. Nino yang melihat Leta terdiam ikut menoleh, berdecak memutar malas kedua bola matanya.

"Biasa aja kali, cakepan juga gue" cibir Nino menepuk pipi Leta.
Leta menepis tangan Nino, menatap geram cowok berkulit kuning langsat itu.

Married Dadakan Where stories live. Discover now