02. Sah!

10.7K 579 79
                                    

"Ayo masuk!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ayo masuk!"

Revin dan Leta terus diseret memasuki masjid, padahal warga ini belum tau agama mereka apa, Sudah menyeret-nyeret ke Masjid saja. Untung mereka Islam.

Mereka didudukkan dikarpet masjid dengan tangan yang masih dipegangi oleh beberapa warga.

"Telfon orang tua kalian" perintah Bapak berpeci dengan setelan batiknya nampaknya ia RW setempat.

"Buat apa?" Revin menengok sekilas melancarkan pertanyaanya. Matanya terus menatap sinis kumpulan warga.

"Suruh mereka kesini!"
Revin berdecak mengeraskan rahangnya, ia sangat menyesal menolong cewek disampingnya ini. Mungkin di masa depan, Revin tak akan mau menolong orang lagi.

"Ayo cepat! Saya serahkan ke Polisi kalau kalian nggak nurut!" ancam ketua RW ikut mendudukkan diri didepan Revin dengan kedua tangan bersedekap.

"Denger penjelasan kami dulu kalik Pak" Leta yang dari tadi hanya diam sambil mengumpat dalam hati mulai mengusulkan suatu hal yang dapat membebaskannya semoga.

"Halah! Kalian ini paling juga bohong" salah satu warga mulai mencibir disahuti warga yang lain, dasar lambe turah!.

"Ayo cepat!,"

Revin dan Leta hanya pasrah. Revin mengambil handphone kala cekalan tangannya dilepas, dengan mendumel Revin mulai mencari nomor Mamanya.

"Halo Ma"
Revin menatap horor para warga yang fokus pada dirinya. Menatapnya dengan tatapan menyidik.

"Kenapa sampai sekarang belum pulang? Revan juga belum pulang, kalian kemana sih?"
Revin menjauhkan teleponnya saat mendengar suara nyaring Vina.

"Revin kena masalah Ma, tolong kesini ya ajak Papa sekalian"
Revin mendelik kearah Leta yang hanya mengerjap padanya.

"Masalah apa?! Yaudah kamu sharelok sekarang."

Revin menjauhkan handphoennya dari telinga memasukkannya kembali kedalam saku jaket kesayangnnya.

"Udah!." ujar Revin sinis hanya menunduk mengumam dalam hati.

Warga hanya manggut-manggut, balik menatap Leta yang nampak pucat. Dengan keringat yang terus membasahi wajahnya.

"Kenapa?" ketus Leta merasa diperhatikan dengan sorot mata tak enak, sungguh Leta ingin menghilang dari sini sekarang.

"Ayo telpon orang tua kamu!" Pak RW bangkotan mulai memerintah Leta.
Leta menunduk melirik Revin sekilas, mau menelfon siapa? Jelas-jelas Ayah dan Bundanya ada di Singapura.

"Ayah sama Bunda saya nggak di Indonesia" ucap Leta ditolehi sekilas oleh Revin dengan tatapan sinis.

"Alasan ya kamu?!" tuduh seorang warga yang nampak sinis sedari tadi menatap tak suka pada Leta dan Revin.
"Beneran" Leta berusaha mengelak, apa gunanya coba ia berbohong.

Married Dadakan Where stories live. Discover now