Ch. 6 - Still Hyunsuk

604 139 1
                                    

"Ayaaang!" sapa Renjun genit pada Yangyang yang baru saja datang tersebut, di sana ada Jeno dan Ryujin yang masih sibuk dengan bola basket juga Siyeon dan Saeron yang sepertinya sibuk akan sesuatu dan Haechan yang sedang membaca buku catatan Sejarah milik Lia yang ada di sana.

"Eh Yang, menurut lo gimana?" Saeron yang mendapati Yangyang menghampiri mereka pun menunjukkan isi tabletnya,

Poster Festival tahunan sekolah yang sedang Saeron garap. Saeron menjabat sebagai sekretaris II dan merupakan ketua sie pubdek dalam OSIS. Seharusnya banyak anggota lain yang dapat mengerjakannya, tapi untuk masalah desain digital Saeron yang biasanya suka mengambil alih, dan Renjun tidak memerotes, ia malah lebih mempercayai pacarnya tersebut.

Dan sering sekali Saeron akan bertanya akan desain yang ia buat kepada teman-temannya, sudah pas atau belum daripada ke anggota OSIS yang lain, kata Saeron sih selera teman-temannya ini lebih high-class.

Dan terbukti dari desain-desain poster, feeds instagram, banner, dan semua yang Saeron kerjakan selalu mendapat pujian dan bahkan sering sekali sekolah lain mencuri idenya,

"Gue nggak suka sama font-nya sih," komentar Siyeon.

"Setuju! Nggak bisa dibaca," Ryujin dari bawah yang sedang men-shoot bola ikut menanggapi.

"Ih tapi kan temanya formal, jadi pake latin formal gini," keluh Saeron kesal.

Yangyang melihat desainnya sebentar, lalu mengangguk menyetujui Siyeon dan Ryujin yang membuat Saeron lebih kesal lagi.

"Ih Yang!" seru Saeron sebal.

"Gue mau tidur, bangunin gue kalo udah masuk," Yangyang tidak peduli, cowok itu mengambil tempat di sebelah Haechan, memasang headphone-nya, berbaring dan mulai memejamkan mata.

"Yang, lo nggak mau nyalin catetan Lia? Tumben lengkap nih," Haechan sibuk memfoto buku Lia lalu menunjukkannya pada Yangyang.

"Kirimin gue nanti," jawab Yangyang yang kini memejamkan matanya.

"Yooo guys!"

Tiba-tiba sebuah suara datang dari arah pintu masuk lapangan,

Di sana ada Jaemin yang melambai-lambaikan tangannya seperti baru saja memenangkan kontes kecantikan, dan juga Lia yang asyik berbincang dengan perempuan di sebelahnya,

"Weh, siapa nih?" tanya Ryujin yang menyadari akan keberadaan seseorang asing yang dibawa oleh Lia dan Jaemin, seolah teringat sesuatu gadis itu menarik kembali ucapannya, "Lo pasti Winter,"

"O-oh iya halo," Winter yang terkejut akan perubahan sikap Ryujin tiba-tiba itu membalas sapaannya dengan gugup.

"Dia Ryujin," Lia memperkenalkannya,

"Gue Jeno! Halo!" Jeno yang berada tidak jauh dari mereka berinisiatif memperkenalkan namanya, membuat Lia menaboknya menggunakan bola basket.

"Ga nanya! Winter lagian udah muak lihat muka lo di kelas dari 4 hari yang lalu!" ejek Lia sengit, sementara Winter hanya menertawakan ucapannya.

Jeno, padahal di kelas cowok itu tidak ada bedanya dengan Yangyang. Sangat dingin, tapi tidak tahu mengapa hari ini, saat Yangyang tidak berada di kelas, cowok itu baik padanya.

"Oh! Lo pasti Winter!" Siyeon sekarang menghampiri mereka dengan excited-nya.

Winter membatin dalam hati, bagaimana orang-orang ini tau namanya?

Seolah paham akan ekspresi Winter, Saeron yang masih berkutat pada tabletnya pun menyeletuk, "Gara-gara lo calon pacar Yangyang, kita semua tau nama lo,"

"Aww!" dan kejadian selanjutnya adalah buku Lia yang bagaimana caranya melayang dan mengenai belakang kepala Saeron, tidak usah ditanya Yangyang yang sekarang membalikkan tubuhnya membelakangi mereka adalah pelakunya.

"Pacar gue anjir!" Renjun merutuki Yangyang kesal, lalu ikut bergabung dalam kerumunan tersebut, "Gue Renjun, Ketua OSIS," Renjun memperkenakan dirinya sambil mengelus belakang kepala Saeron sekarang,

"Oh iya! Gue Saeron!" masih dengan cerianya, Saeron mengulurkan tangannya.

Winter menjabat tangannya, gadis ini benar-benar memancarkan aura positif. "Winter," ujarnya balik.

"Gue Haechan!" Haechan melambaikan tangan dari kejauhan, "Sori pas itu gue kayak intimidasi lo, biasa, perkenalan!" sambungnya sambil membuat tanda V ditangannya.

"Tsk! Haechan emang gitu," Saeron ikut menatap Haechan tajam, teringat bagaimana Haechan memperlakukannya seperti itu dulu juga, "Eh anyways, menurut lo gimana desain gue? Buat poster festival besok?"

"Festival?"  tanya Winter lirih.

🍳🍳🍳

"Winter! Lo pulang sama siapa?" tanya Lia sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

"Gue ada latihan debat sih," jawab Winter yang membuat Lia menoleh dengan horor.

Lia membanting tasnya di meja, lalu menghampiri Winter masih dengan tatapan horornya, membuat Winter takut. "Lo nggak usah ikut debat lagi!"

"Hah?" tanya Winter heran, ada apa sih dalam klub debat bahasa inggris?

"Winter?"

Lia langsung menundukkan Winter dan dirinya, bersembunyi di bawah meja. Itu suara Hyunsuk!

"K-kak Hyunsuk?" tanya Winter berbisik.

Lia mengangguk, "Lo tau, malah gue yang parno denger Haechan tadi bilang lo dihadang Hyunsuk," bisiknya.

"Hah?" tanya Winter lagi sambil berbisik, tadi memang saat dirinya dipanggil Hyunsuk, Haechan kebetulan lewat dan siapa sangka Haechan memberitau teman-temannya akan hal itu,

Atau jangan-jangan Yangyang juga diberitahu oleh Haechan?

"Lo mau tau cerita? Dulu gue punya temen, dia join klub debat pas coach-nya lagi sakit, Hyunsuk yang gantiin dan dia juga cantik sama kayak lo, juga selalu dikejar Hyunsuk kayak lo gini, dan lo tau?" Lia memotong ucapannya sejenak.

"Dia mendadak keluar, padahal dia anaknya pinter banget dia aksel, rumornya sih dia hamil anak Hyunsuk, tapi gue nggak tau lagi," lanjut Lia yang membuat bulu kuduk Winter berdiri dengan sempurna.

"T-tapi Kak Hyunsuk nggak mungkin gitu kan ke gue?" tanya Winter gugup.

Lia mengangkat bahunya, "Gue nggak tau sih, saran gue kalau coach debat lagi nggak ada, lo break sebentar aja sampe coach lo balik,"

"Tapi lusa first competition gue dan nggak segampang itu cari pengganti, apalagi ini lomba tim," jawab Winter khawatir.

Lia ikut mendengus, bingung.

"Tapi yang terpenting sekarang kita harus ngehindar dari Hyunsuk dulu," ujar Lia pada akhirnya, masih berbisik.

"Winter? Gue tau lo belum pulang?" terdengarr suara Hyunsuk lagi, bahkan Lia yang tidak ikut dicari pun merinding.

"Lo ngapain?" tiba-tiba sebuah suara datang, membuat kedua gadis itu menghela nafas lega, suara Jeno.

"Lo lihat Winter?" suara Hyunsuk terdengar lagi.

"Hah, bukannya dia sama Lia masih-" suara Siyeon yang kemudian terdengar, tapi sepertinya gadis itu paham dengan apa yang sedang terjadi, sehingga gadis itu menggantungkan ucapannya,

"M-masih di toilet! Iya! Di toilet!" sambung Siyeon lagi dengan cepat untuk menghindari kecurigaan Hyunsuk.

"Oh, oke kalau gitu, thanks ya,"

Dan dua gadis yang berada di bawah meja itu kini dapat menghembuskan nafasnya dengan lega.

A/N

Astaga lupa update kemarin, next chapter aku update satu hari lebih awal

TBC

Sunny Side Up | Liu YangyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang