Ch. 9 - Truth

556 140 6
                                    

Anak-anak OSIS ditambah perwakilan dari setiap eskul sudah banyak memenuhi rumah Saeron, sementara kedelapan remaja itu harus naik ke lantai dua agar tidak menganggu.

Mereka memilih berkumpul di ruang tengah lantai dua,

Sejujurnya banyak sekali yang dapat dimainkan di sini, contohnya koleksi video games milik Saeron yang sedang dimainkan oleh Ryujin dan Haechan, atau buku-buku di perpustakaan khusus tak jauh dari ruang tengah yang sedang Yangyang tempati,

Tetapi Winter malah terjebak oleh kedua pasangan yang memintanya untuk mengajari mereka fisika,

"Anjir gue pusing!" teriak Jaemin frustasi yang membuat Renjun dari bawah langsung berteriak balik menyuruhnya untuk diam.

Lia pun langsung membungkam mulut pacarnya menggunakan pinggiran pizza yang tidak disukainya, "Jadi terserah mau min atau plus yang penting arahnya sama?" tanyanya kemudian.

"Hah gimana sih anjir gue nggak paham," Jeno malah pusing sendiri,

"Jadi ini arahnya sama gue misal pake plus nih, berarti kalau F3 yang arahnya beda ini pake min?" tanya Siyeon yang memain-mainkan pulpennya.

Winter mengangguk-angguk dengan senang, akhirnya ada yang paham setelah penjelasannya untuk beberapa saat.

"Terus kalau yang ditanya di pojok gini gimana?" tanya Jaemin bingung.

"Itu nggak usah diikutin yang gaya di situnya," jawab Lia, Winter mengangguk itu membuat Lia heboh seketika, "Anjir! Anjir! Gue pinter!" teriaknya heboh.

"Liii!" dan kejadian selanjutnya adalah Renjun yang kembali meneriaki dari bawah.

"Noh mamam," kini giliran Jaemin yang menyumpal mulut Lia dengan pinggiran tebal pizza.

"Akhirnya kita punya Winter! Haechan sama Yangyang nggak pernah mau ngajarin, Renjun-Saeron pinter juga sih, tapi IPS beda server, kalo Ryujin mah ngajarin trik nyontek," ujar Jaemin yang sepertinya mulai paham tersebut.

"Ah anjir gue mobal," ujar Jeno kesal yang membanting pulpennya tersebut.

"Iya, fisika juga kalo nggak break bakal panas sih otak, malah stress yakin mau lanjut?" tanya Winter.

"Iya deh, udahan, pusing fisika!" Lia menyetujui, gadis itu menutup bukunya dengan tidak santai lalu berbaring di atas sofa. "Yeonyeon ambilin gue itu dooong," pinta Lia kemudian sambil menunjuk donat di sebelah Siyeon dengan manja.

"Ambil sendiri," Jeno menahan tangan pacarnya mengambilkan donat untuk Lia, membuat gadis itu cemberut.

"Eh gue mau donat!" Ryujin akhirnya ikut duduk di sebelah kaki Lia dan mencomot satu donat yang berada di dekat Siyeon.

"Ryuuu, ambilin gue dong!" pinta Lia kini pada Ryujin, tapi kali ini Haechan yang menghentikan tangan Ryujin untuk mengambilkan donat untuk Lia.

"Ambil sendiri," ujar Haechan sambil menjulurkan lidahnya.

"SUMPAH! LO PADA JAHAT BANGET SAMA GUE!" seru Lia kesal yang akhirnya duduk dan mengambil donatnya sendiri,

Jaemin yang melihat hal tersebut tidak tahan untuk segera mengacak rambut Lia dengan gemas lalu mencubit pipinya yang sekarang penuh dengan donat.

"Li sumpah ya, Renjun ngamuk-ngamuk mulu tau!" Saeron kini naik ke atas, menghampiri teman-temannya.

"Udah selesai Ron?" tanya Jaemin karena Saeron sekarang malah tiduran di pangkuan Siyeon sambil memakan donat yang tersisa.

"Break," jawab Saeron dengan malas, "Kalian tau, masa nanti kan ada acara puncaknya malem kayak biasanya ya kan, nah itu soalnya temanya formal jadi kita harus pake pakaian formal juga, bayangin lo pada pake jas sama dress ribet,"

"Ih nggak banget," Ryujin langsung berdiri tidak terima, apa-apaan membayangkan dirinya memakai rok,

"Lo bakal cantik banget pake dress," Haechan malah sekarang tersenyum-senyum sendiri, membuat Ryujin yang geli itu akhirnya menaboknya menggunakan bantal sofa.

"Lucu tuh lo naik moge pake dress," Yangyang yang sepertinya sudah mabok di perpustakaan akhirnya bergabung, dan tentu saja Yangyang sekarang terkena pukulan bantal oleh Ryujin.

"Eh iya boleh tuh new concept," jawab Renjun, tertawa sendiri membayangkan Ryujin menggunakan dress menaiki motornya, mungkin ditambah heels, dan tentu saja bantal sofa Saeron kini habis oleh Ryujin yang memukulkannya ke semua orang yang mengejeknya.

Mereka pasti deket banget, batin Winter melihat keakraban orang-orang di hadapannya ini, mendadak merasa iri.

"Oh iya, besok juga bakal jamkos soalnya full dipake buat persiapan festivalnya," jawab Saeron lagi yang membuat semuanya bersorak senang. "Jaems, bantuin publikasi kayak biasa," pintanya pada Jaemin, dan Jaemin mangut-mangut menurut,

"Eh, lo di sini? Gue kira lo sakit,"


Tidak hanya Winter, tiba-tiba semuanya yang sedang berada di lantai 2 itu kaget,

Hyunsuk!

Renjun langsung bergegas menyembunyikan Winter dari  pandangan Hyunsuk, sama seperti Saeron yang tiduran juga langsung terduduk untuk menyembunyikan Winter,

Lia juga langsung berdiri, menelan donatnya dengan kasar, "IYA! Dia emang kurang enak badan! Emang salah kalau dia juga ikut ke sini?" tanyanya galak.

Jaemin menyembunyikan tawanya, gemas sekali dengan kelakuan pacarnya tersebut,

"Enyah lo!" Ryujin kali ini ikut bersuara, gadis itu cukup membuat Hyunsuk kini mundur beberapa anak tangga.

"Wow... selow," Hyunsuk malah terkekeh, itu membuat mereka semua malah merinding,

"Lancang banget sih lo, Saeron nggak pernah ngijinin lo buat naik ke sini," ujar Haechan sinis.

"Gue udah bilang dia nggak bakal ikut lombanya kan? Udah nggak ada urusan lagi dia sama lo," Yangyang ikut bersuara.

"Hmmm," Hyunsuk malah terkekeh lagi, cowok itu membuat senyuman nakalnya, "Jadiin dia the next Ningning mungkin?" tanyanya lagi sebelum akhirnya kabur menuruni tangga.

Jeno dan Jaemin sudah siap siaga menghalang Yangyang yang tampak emosi, cowok itu hampir saja menyusul Hyunsuk jika Jeno dan Jaemin tidak menghalangnya,

Winter bingung, sebenarnya ada apa ini semua?

"Lo semua ada yang mau jelasin ke gue?"

Tidak ada yang menjawab, mereka semua mengalihkan perhatian,

"U-um, lo masih inget yang gue ceritain ke lo tadi pas pulang sekolah?" Lia akhirnya yang pertama kali membuka suara.

Winter mengangguk,

"Itu bukan rumor yang Hyunsuk bikin dia hamil, itu kejadian beneran dan malah Ningning yang disalahin, sekarang dia udah meninggal-" Lia lagi-lagi menggantungkan ucapannya, sementara yang lain memilih untuk mengalihkan pandangan.

"Dia sama persis kayak lo, anak baru, pinter banget, dia dibawah kita, aksel dua kali sampe bisa seangkatan sama kita dan dia join debat waktu coach-nya lagi pergi dan Hyunsuk yang gantiin sampe kejadian kayak gitu, dan Hyunsuk nggak mau ngaku sama sekali sampe Ningning yang nggak punya kuasa apapun dikeluarin dari sekolah," jelas Lia.

"Dan Hyunsuk udah lama banget, terakhir gue yang jadi targetnya," Saeron melanjutkan dengan lirih, jujur gadis itu masih terlihat trauma.

"Kita tau dia nargetin lo dari gerak-geriknya, untung ini masih awal dia bakal nyerah sendiri," Ryujin ikut menambahi.

"Dan lo punya kita, lo nggak bakal jadi Ningning,"

TBC

Sunny Side Up | Liu YangyangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang