Ch. 21 - Transferred Student

505 118 6
                                    

"Lo oke?" sapa Yangyang pada cowok tinggi yang tampak kebingungan tersebut.

Cowok itu adalah pelayan pizza yang waktu itu mereka temui, kini cowok itu memakai celana jeans yang tampak usang dan kaus oblong bewarna putih, pakaian yang- tidak pantas untuk dipakai ke sekolah sebenarnya.

"Oh, tip-man," cowok itu, tampak mengenali Yangyang. Dan Winter yang sudah tau namanya tersebut, Sungchan hanya diam di belakang Yangyang sambil tersenyum kaku.

"Gue Yangyang, lo baru pindah di sini?" Yangyang mengulurkan tangannya, sementara Winter heran, apa memang biasanya cowok itu seramah ini?

Ia jadi mengingat awal saat gadis itu masuk di kelas, Yangyang mengambilkan pulpennya yang terjatuh dibawah tapi setelah Winter berhasil menjawab satu soal matematika yang sulit ditambah gadis itu yang tiba-tiba menjadi partner olimpiadenya, Yangyang seperti memusuhinya.

Dan saat pulpennya terjatuh kembali, cowok itu sebenarnya tahu, tapi malah menendangnya hingga terlempar lebih jauh dan pura-pura tidak tahu.

"Um- gue Sungchan, iya gue pindahan, ruang guru dimana ya?" tanya Sungchan kemudian, lalu fokusnya jatuh pada Winter yang malah merunduk, memainkan sepatunya, "Lo cewek yang pesen pizza pas itu kan, gue Sungchan,"

"O-oh iya halo gue Winter," ujar Winter yang agak tersentak tersebut. Kemudian Winter melirik Yangyang sebentar, melihat reaksinya yang malah samar-samar tersenyum miring,

"Eh ruang guru ya! Lo dari sini jalan aja lurus terus bakal ada tulisannya ruang guru di kiri," jelas Winter cepat.

"Oh gitu ya, oke makasih ya," ucap Sungchan kemudian lalu segera berjalan sesuai arahan Winter tadi.

"Ganteng kan?" pertanyaan Yangyang membuatnya melotot dan segera memukul cowok itu,

"Apasih kok lo jadi kayak nawarin gue gitu," ujar Winter kesal yang sekarang malah meninggalkan Yangyang duluan menuju kelas.

Tanpa tahu sebenarnya Yangyang sedang menghela nafasnya,

🍳🍳🍳

Yangyang memasuki kelasnya, melihat Jeno yang sudah duduk di bangkunya senyum-senyum sendiri fokus pada ponselnya,,

Pasti ngebucin, batin Yangyang. Dan Yangyang memutuskan untuk mengagetkan cowok itu saja,

"Anjrit Yangyang!" latah Jeno, cowok itu langsung saja mematikan ponselnya agar Yangyang tidak melihat isinya yang akan membuatnya malu,

"Pagi," sapa Yangyang agak meledek, seolah menirukan gadis-gadis genit yang sering sekali mampir ke kelas mereka hanya untuk menyapa Jeno sebelum akhirnya Jeno memutuskan untuk berpacaran dengan Siyeon,

"Lo bawa mobil lagi?" tebak Jeno berusaha mengalihkan topik,

"Hmm," sementara Yangyang berdehem seolah mengiyakan, "Ada anak baru,"

Kemudian Jeno langsung menggebrak meja, melotot pada perkataan Yangyang itu, "Iya! Anjir! Lo tau? Di rumah Saeron kemarin dia nganterin pizza and all the girls just went crazy because of him,"

"Yang lo nguping mereka pas ambil pizza?" tanya Yangyang, iya pada saat kelima orang itu mengambil pizza di depan, Jeno juga berada di sana dan tak sengaja melihat apa yang sedang terjadi.

"Iya anjir!" jawab Jeno kesal.

"Yauda sih, emang ganteng," tambah Yangyang asal-asalan, lalu mengambil buku biologinya di tas dan membacanya.

Jeno kemudian berpikir sebentar, "Nggak mungkin di kelas kita kan?" tanyanya tiba-tiba dengan khawatir yang kemudian nadanya berubah pesimis, "Enggak! Tingginya aja kayak gitu mungkin dia kakel kalo nggak mukanya masih imut gitu mungkin adkel,"

Dan Yangyang tidak peduli, masih tetap membaca buku biologinya,

Jeno merengek sebentar pada Yangyang, walaupun sekarang akhirnya memutuskan untuk mengganggu Lia.

"Seragam lo kemana Li?" ledek Jeno, tentu saja karena Lia sekarang sedang mengenakan seragam cheers-nya karena sebentar lagi ia harus latihan persiapan lomba.

"Apasih lo? Pacar lo kan juga!" jawab Lia bersungut kesal, dan kemudian akhirnya gadis itu keluar karena Siyeon menjemputnya untuk segera latihan.

Jeno semakin merengek mengetahui Siyeon juga tidak menoleh ke arahnya sama sekali,

"Aaaaa ayaaang, Siyeon nggak noleh ke gue samsek!" rengeknya pada Yangyang. Namun cowok itu tetap fokus pada buku biologinya,

Membuat Jeno menyerah dan akhirnya menidurkan kepalanya di meja dengan malas.

Hingga sesuatu tiba-tiba menarik perhatiannya,

"Yang! Yang!" panggil cowok itu sambil memukul-mukul lengan Yangyang, seolah memintanya juga ikut melihat hal menarik yang sedang dilihatnya.

"Tsk, apa anjir," baru saja Yangyang menjauhkan buku biologi dari wajahnya,

Tiba-tiba saja Sungchan, cowok tinggi itu sudah berada di depan kelasnya.

Yangyang ikut terkejut dan panik,

Cowok itu menoleh ke arah bangku sebelah Winter yang kosong karena Lia harus latihan,

***

"Anjir siapa sih dia! Nggak punya sosmed lagi," keluh Jaemin kesal yang sudah sedari tadi berkutat pada ponselnya mencoba mencari semua akun media sosial Sungchan, mengabaikan baksonya yang sudah dingin,

"Gue harus ngaku dia lebih ganteng dari gue," Haechan merunduk pesimis, tangannya meraih bakso milik Jaemin dan memakannya.

Kehadiran Sungchan sebagai murid baru itu membuat satu sekolah heboh,

Berbeda dengan Winter yang membuat heboh dengan kepintarannya yang pasti akan menggegerkan dan menyebabkan masalah tersebut,

Sungchan malah langsung terkenal dengan wajah tampan dan tinggi badannya tersebut, ralat mungkin bukan satu sekolah melainkan hanya para kaum hawa yang langsung heboh tersebut,

Apalagi cowok itu yang juga hanya memakai kaus oblong dan jeans,

Mungkin sama dengan kaum adam yang punya pacar di sekolah ini sehingga malah memaki-maki cowok tersebut, sama dengan apa yang sekarang Jaemin, Haechan, Jeno, dan Renjun lakukan sekarang di kantin.

Lia dan Siyeon yang selesai cheers dan langsung pergi menemui Sungchan untuk mengenalkan diri, Ryujin yang bahkan ikut menitip salam, dan Saeron yang malah menggambar cowok itu diam-diam di tablet-nya.

"Bakso gue ambil aja, gue punya toast dari Winter hohoho," Jaemin kini mengeluarkan wadah yang direbutnya dari Winter tadi pagi tersebut,

Sementara Yangyang memutar bola matanya dengan malas.

"Eh mau mau!" pinta Renjun yang ikut berdiri tersebut.

"Eh bagus banget," komentar Haechan,

"Lah anjir kayak bikinan Yangyang pas itu," Jeno yang tampak familiar dengan bentuknya itu pun ikut berkomentar,

"Emang bikinan gue," jawab Yangyang tanpa ekspresi, sekarang membuka kaleng cola dan meneguknya,

Keempat temannya langsung menatap Yangyang dengan tatapan horror,

Hening sesaat,

Hingga Jaemin langsung heboh, "Yang parah langsung tembak aja gila!"

Renjun kini menepuk pundak Yangyang, seolah menyuruhnya untuk bersabar, "Iya Yang, sebelum tuh anak baru yang ngembat Winter,"

"Uwuu, ayang romantis banget dibikinin sandwich, Echan mau jugaaa," Haechan kini malah menggodanya,

"Yang, lo tau kan Winter belain nggak ke kantin gara-gara ngasih catetan dia ke Sungchan? Mana sebangku lagi tuh Yang, gas cepet kalo kata gue," dan itu yang terakhir, dari Jeno.

Yangyang menghela nafas, tidak ingin mengambil pusing,

Sudahlah, biarkan saja,

Lebih baik dia tidak peduli lagi, seperti sebelumnya,

Tapi Yangyang juga tahu, bahwa ia tidak bisa melakukan hal tersebut,

TBC

Sunny Side Up | Liu YangyangWhere stories live. Discover now