Ch. 28 - Olympiad

545 129 17
                                    

"Mulai senin depan, kalian sudah harus menghadapi Ujian Tengah Semester, persiapkan dengan baik anak-anak, belajar dengan giat dan tetap jaga kesehatan,"

Pidato panjang dari kepala sekolah membuat semua murid mengeluh kesal,

Pagi ini, mereka dikumpulan di hall indoor sekolah untuk pengumuman mengenai ulangan yang hanya membuat mereka mengeluh,

Begitupula dengan Lia yang berdiri di sebelah Winter yang sudah seperti cacing kepanasan, tidak dapat diam, ingin sekali melempari kepala kepala sekolah mereka dengan cermin kecil yang selalu dibawanya dan digenggamnya saat ini,

Winter tidak dapat fokus, hari ini adalah hari perlombaannya.

Atau lebih tepatnya nanti, pukul 9 yang berarti setelah ini.

Barisan pun bubar, murid-murid segera kembali ke kelas masing-masing, atau mungkin istirahat 30 menit sebelum guru masuk ke kelas untuk memulai pelajaran.

"Woy semangat," Jeno datang dengan Yangyang di sebelahnya dari barisan laki-laki.

Siyeon, Ryujin, Haechan, dan Jaemin juga datang dari barisan kelas mereka yang tidak jauh,

"Semangat Winter Yangyang!" Siyeon menyemangati, sementara Ryujin kini memijit bahu Winter untuk memberinya semangat.

Sama dengan Jaemin yang juga memijit- atau lebih tepatnya memukul-mukul Yangyang dengan keras sebagai ucapan semangat.

"Eh Winter, Yangyang biasanya bagi dua soalnya, gue saranin lo minta soal yang awal, soalnya yang akhir pusing banget," bisik Haechan kali ini padanya,

Winter mengacungkan jempolnya,

"Lo kalau nggak capek ntar join kita di study cafe yah, ajarin kita," Jaemin memasang wajah desperate pada Winter, Lia juga ikut-ikut memasang puppy eyes di sebelah Jaemin.

Winter mengangguk, "Oke, hari pertama apa sih?"

"Fisika! Nah pas banget tuh, gue juga agak bego fisika," Haechan ikut-ikutan, tapi Ryujin malah menoyornya,

"Dia merendah, jangan percaya. Udah gitu sombong banget gamau ngajarin," Ryujin bersedekap menatap pacarnya itu dengan tatapan sadis,

"Sumpah gue beneran agak gabisa fisika, pelajaran jurusan paling sulit anjir," Haechan mengelaknya.

"Lo pada nggak ngajakin gue?" tanya Yangyang agak kesal.

"Gak, lo juga sombong kayak Haechan," jawab Siyeon, "Bercanda Yangyang sumpah, jangan keluarin gue dari sekolah,"

"Tenang yang, ada aku," Jeno merangkul Siyeon dengan mesra,

Dan mereka kini menatap jijik ke arah pasangan itu,

"Kalian kapan berangkat? Gue udah berdoa terus tadi ngga dengerin kepsek," Saeron yang datang kali ini bersama Renjun masih menempelkan tangannya untuk berdoa,

Yangyang mengecek arlojinya, "Jam 9,"

"Iya gue juga ga dengerin bapak Jeno, ikut berdoa, tapi gue yakin lo berdua pasti bisa sih," tambah Renjun,

Iya, kepala sekolah mereka adalah ayah Jeno, Donghae.

Dan kini, pria itu berjalan ke arah gerombolan mereka, sementara hall sudah sepi, tersisa beberapa anak termasuk mereka,

"Udah siap? Ayo berangkat," ajak Donghae yang kini memegang punggung Winter dan Yangyang seolah menyuruh mereka cepat bersiap,

"Sudah?" datang lagi,

Seorang pria yang Winter seperti tidak asing- OH! Itu adalah pria yang memarahi Yangyang waktu itu,

Teman-temannya juga langsung membalikkan badan dan pamit pergi setelah melihat pria tersebut,

"Saya Kyuhyun, papa Yangyang,"

Dan entah mengapa Winter bergidik ketakutan sekarang.

Godddes (5)

Saeron : @Winter gimanaaa?

Saeron : Sukses kan?

Lia : Gue tebak mereka final sekarang

Siyeon : Fighting Winter!

Ryujin : Halah mereka pasti menang

🍳🍳🍳

"Siapa?" tanya Yangyang yang membuat Winter kaget dan langsung menutup ponselnya.

"Oh, anak-anak nyemangatin," jawab Winter.

Kini, kedua orang itu sedang menunggu untuk final. Istirahat sebentar, mungkin sebentar lagi sebelum final dimulai.

"Um, lo beneran mau peringkat 1 nya?" tanya Yangyang sekarang membuat Winter heran karena pertanyaan random itu.

"Gue lagian nggak bisa ngalahin lo," jawab Winter dengan tenang, "Gue juga nggak mau kok beasiswanya, gue mau di sini sama yang lain,"

"Lo pinter, bisa aja lo ngalahin gue," perkataan Yangyang membuat Winter langsung teringat akan Kyuhyun,

"Bokap lo serem yah," Winter kembali bergidik, tapi Yangyang hanya tertawa.

"Kalau lo mau peringkat satunya, gue bisa belain lo nanti tenang aja," sekarang perkataan Yangyang yang ini membuat Winter teringat akan ucapan Lia.

Dimana saat membela Haechan dulu, Yangyang harus mendapatkan tamparan dan pukulan di tempat umum,

Winter menggeleng, "Lo nanti dipukul bokap lo," ujarnya takut-takut dengan lirih.

"Lia cerita?" tanya Yangyang, dan Winter mengangguk. "Nggak papa kok, pintar adalah sebuah kebanggaan, bukan kejahatan, ngapain dipaksa pindah kalau nggak mau?"

Winter menatap Yangyang takjub,

"Kenapa lo mau belain gue nanti kalau gue yang dapet peringkat 1?" tanya Winter, "Haechan bilang gue harus jadi sesuatu lo kalau mau dibelain sama lo nanti,"

Yangyang terdiam sebentar.

Tiba-tiba suasana menjadi serius,

Dua orang itu bertatapan,

"Well, Haechan emang temen gue, dan Ningning gue cuman kasihan sama dia, perlu diulang gue nggak belain Ningning soalnya dia bukan siapa-siapa gue," Yangyang memotong ucapannya sebentar.

"Gue kasihan sama dia, sebatas kasihan, gue belain dia biar masih tetep bisa sekolah karena dia polos nggak tau apa-apa soal Hyunsuk, dan gue nggak nyangka Hyunsuk segitunya," lanjutnya.

"Tapi lo-"

Winter menelan ludah, mendadak merasa gugup.



"Gue suka sama lo Winter, itu alasan gue mau belain lo nanti,"

TBC

Sunny Side Up | Liu YangyangWhere stories live. Discover now