FP ✿✿Masa lalu✿✿

212 33 1
                                    



Febi sudah menyiapkan coklat cukup banyak untuk diberikan pada kekasihnya, ia melakukan ini bukan tanpa alasan. Setelah di diagnosa dokter bahwa ia terkena Leukemia, Febi jadi lebih sering menghabiskan waktu bersama David. Namun ia tidak memberi tahu tentang penyakitnya pada David, karena tidak mau membuatnya sampai khawatir dan terus mencemaskan dirinya.

Febi yakin dirinya akan sembuh, ia akan sehat kembali. Jadi untuk apa memberitahu David tentang masalah kesehatannya. Yang harus David tahu mengenai dirinya adalah, Febi yang selalu ceria, selalu tertawa, selalu membuat David merasa senang dan selalu membuat David semangat ketika mengingat kepergian Mama nya.

Ketika David menanyakan tentang kondisi nya, Febi selalu memberi alasan bahwa ia hanya kelelahan. Febi hanya perlu istirahat lebih banyak agar kondisinya cepat pulih. Dengan jawaban itu David percaya, dia mempercayai Febi karena selama ini Febi tidak pernah berbohong. Jadi semua ucapan yang Febi katakan, David percaya begitu saja tanpa memeriksa keakuratannya lagi.

"Kenapa lo ngasih gue coklat setiap hari?" tanya David ketika mereka tengah berada di kantin sekolah. David merasa curiga, namun ia tidak bisa menemukan penyebabnya.

"Nggak papa," balas Febi menggelengkan kepala. "Emang nya nggak boleh ngasih coklat ke-pacar sendiri?"

David menarik senyuman simbul. "Bukannya kaya gitu, tapi gue ngerasa aneh aja."

"Aneh kenapa?"

"Ntah lah," abai David seraya mengangkat kedua bahunya. Terkesan tidak peduli namun ada rasa penasaran disana.

"Lo takut gue pergi?" Febi bertanya sambil mengangkat sebelah alis.

"Gue akan selalu kembali ke lo, David. Kemana pun lo pergi gue akan menemukan keberadaan lo." Ucap Febi dengan ulasan senyum yang membuat David merasa tenang. Jika pun nanti memang ia harus pergi, Febi akan mencari keberadaan nya sampai ketemu. Febi tidak ingin kehilangan David untuk selamanya. David sudah membuatnya optimis untuk menghadapi penyakit ini.

David mengacak rambut Febi gemas, sedangkan Febi tengah sibuk membuka bungkus coklat supaya ia dan David bisa menikmati manisnya coklat bertabur kacang mete dan almond. "Aaa..." pinta Febi ketika sudah berhasil membuka bungkus coklat itu. "Enakkan?"

"Banget," balas David dengan mulut penuh coklat.

"Jangan lupa, diet rendah gula supaya nggak diabet ataupun jadi gemuk," canda Febi yang berhasil membuat David tertawa renyah. "Nanti kalau lo gemuk, gue nggak mau jadi pacar lo lagi."

"Hm...mungkin bisa dibicarakan dulu," David masih tertawa pelan dan Febi masih terus menyuapi nya dengan coklat yang tersisa setengah.

Ketika coklat yang berada di tangan nya habis, Febi merasa ada setetes darah keluar dari dalam hidungnya. Dengan cepat Febi langsung menutup hidung nya dengan sapu tangan yang selalu ia bawa kemana-mana. Untungnya David tidak melihat, Febi sudah hampir terkena serangan jantung karena rasa takut. Dirinya tidak tahu kenapa hal ini bisa terjadi lagi, padahal sudah hampir dua bulan ia melakukan kemoterapi seperti yang dianjurkan oleh Dokter Yandri.

Tanpa menunggu lama lagi, Febi segera bangkit dari tempat duduk, namun sebelum berhasil melangkah pergi pergelangan tangannya diraih oleh David. "Mau kemana? Terus kenapa hidung lo ditutupin gitu?" tanya David heran sambil mengerutkan keningnya.

"Lo mimisan lagi?"

"Nggak. Gue_gue mau ketoilet." Balasnya gagu. "Gue udah kebelet." Febi berusaha untuk meyakinkan David supaya genggaman tangannya dia lepas.

Farmasi & Perawat Where stories live. Discover now