FP ✿✿Sebuah rasa✿✿

268 60 5
                                    

Sepanjang perjalanan pulang David dan Mika hanya terdiam. Jarak rumah mereka hanya terpisah beberapa gang saja, Mika di gang G dan David di gang L, yaitu gang terakhir di kompleks tersebut. Perjalanan yang biasanya dapat di tempuh hanya lima menit ketika berjalan kaki, kini rasanya seperti berjam-jam.

"Kak, boleh nanya?" tanya Mika memecahkan keheningan yang mencengkram.

David melirik Mika sesaat, kembali melihat lurus kejalan. "Hm,"

Dengan langkah pelan, Mika ragu menanyakan rasa penasarannya. Apa Mika terlalu kepo? Ataukah Mika tidak sopan menanyakan hal tersebut. Sudah lah urungkan niat itu.

"Nggak jadi deh, Kak," geleng Mika canggung.

Mika selalu salah tingkah ketika berada dekat David. Padahal cowok itu tidak melakukan apa-apa, namun Mika terlalu baper.

"Gue pergi," ucap David saat tiba dihadapan rumah Mika seraya memasukkan salah satu tangan ke dalam saku.

"Oh, iya Makasih, Kak David," balas Mika menundukkan kepala sopan.

David berlalu begitu saja meninggalkan Mika yang masih berdiri didepan rumah. Kaki Mika kembali lemas. Padahal mereka berdua banyak kesempatan untuk saling mengenal, tapi malah yang tercipta hanya keheningan.

Saat akan masuk kerumah, Mika melihat benda yang tergeletak begitu saja di tempat tidak jauh dari ia berdiri. Sepertinya itu milik David. Segera mungkin Mika mengambil barang tersebut lalu mengejar David sebelum pergi terlalu jauh.

Setelah menjauh dari rumah Mika, David menghentikan langkahnya. Ia terdiam, merasakan debar jantungnya kian meningkat. Dadanya terasa sakit. Sebenarnya ada apa dengan David saat ini?

Cowok itu terdiam cukup lama sambil memegangi dadanya menggunakan tangan kanan. David sungguh tidak mengerti. David kembali merasakan rasa yang pernah hilang di hidupnya.

5 November adalah tanggal yang sangat istimewa bagi David. Di tanggal itulah David menyatakan cintanya pada seorang gadis berparas cantik yang menjadi idola saat masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Akan tetapi, pada tanggal itu pula, tepatnya bulan Mei satu setengah tahun lalu. Cewek itu pergi meninggalkan David begitu saja tanpa sepatah katapun. David tidak tahu kemana perginya cewek itu, ia bahkan tidak menerima satu kabarpun hingga detik ini.

Hanya ada satu kalimat yang David ingat sebelum dia benar-benar menghilang dari kehidupannya. Sebuah kalimat yang hingga saat ini menghantui David.

Bahkan hingga detik ini David masih mengingat dengan jelas kata perkata yang cewek itu lontarkan.

"Gue akan selalu kembali ke lo, David. Kemana pun lo pergi gue akan menemukan keberadaan lo."

Kalimat itu lah yang dia ucapkan satu minggu sebelum kepergiannya..

Awalnya David percaya dengan ucapan itu. David menunggu kedatangannya dengan penuh semangat. Ia pikir cewe itu akan kembali setelah beberapa hari. Namun nyatanya? Tidak. Cewek itu tak kunjung menemui David. Dia menghilang ntah kemana bak ditelan bumi.

Saat itu David merasa bodoh, ia terus menyalahkan dirinya sendiri karena sudah mempercayai omong kosong itu. David depresi, selama satu minggu full David tidak melakukan kegiatan apapun. Ia hanya mengurungkan diri dikamar sampai masuk kerumah sakit karena kekurangan gizi. David sangat kecewa, ia marah, ia membenci cewek itu sekaligus dirinya.

David tidak tahu harus melakukan apa lagi, ia bingung. David sudah mencari kesana kemari untuk menemukan keberadaan cewek itu. Namun hasil nya nihil. David bahkan mendatangi satu persatu rumah teman cewek itu untuk mencari sebuah informasi. Akan tetapi usahanya sia-sia. David tak kunjung menemukan titik terang.

Farmasi & Perawat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang