FP ✿✿Rasa suka?✿✿✿

213 35 0
                                    

Seperti yang sudah di janjikan oleh Aldi. Kini Adin berada disebuah restoran yang sangat mewah. Sebuah restoran yang harus reserved terlebih dahulu sekitar satu bulan lamanya. Saat Adin tiba disana, ia diperlakukan bak putri kerajaan. Ia benar-benar menjelma menjadi seorang princess, di tambah lagi dengan gaun yang ia pakai dan polesan make-up tipis yang menambah keanggunan dan keelokan dari seorang Dewi Adinda Sandra.

Adin sangat munafik jika mengatakan dirinya tidak menyukai perilaku yang sudah diberikan oleh Aldi. Mana ada cewek yang tidak luluh jika di treated like a queen. Adin juga merasakan hal itu. Ia merasa dirinya akan kembali jatuh hati kepadanya.

"Lo suka tempat ini?" tanya Aldi saat para waitress selesai menghantarkan appetizer.

Jawaban Adin hanya anggukan samar dan senyuman tipis.

Aldi tersenyum senang, melihat Adin yang kini mulai menyantap makanannya.

"Mau gue ceritain sekarang atau lo mau menikmati suasana romantis ini dulu?"

Adin malah diam. Dia bahkan berhenti dari aktifitas makan nya. Ntah kenapa alasannya, kini Adin sudah tidak tertarik lagi mendengar penjelasan dari cowok itu. Ia tidak ingin tahu kebenaran dari postingan nya.

"Gue sama dia hanya teman satu projek. Gue jadi model laki-laki untuk brand itu dan dia jadi model perempuan untuk brand itu. Tim marketing mereka meminta kita seakan terlihat seperti pasangan sungguhan, karena untuk meningkatkan penjualan." Jelas Aldi saat dilihat Adin hanya diam tanpa sepatah katapun. "Kalau gue menolak, gua bakal kena denda. Jadi mau nggak mau gua nurutin semua itu karena gua udah tanda tangan kontrak selama satu tahun lamanya."

"Sejak kapan lu jadi model?" tanya Adin yang kini malah tertarik dengan pekerjaan Aldi. Jujur saja sejak dulu Adin ingin menjadi seorang model. Ia mulai tertarik dengan dunia permodelan saat umurnya lima tahun. Namun Adin tidak meneruskan impiannya karena ia dituntut untuk menuruti semua keinginan orang tuanya. Alhasil keinginan itu hanya menjadi angan belaka.

"Dua tahun yang lalu," balas Aldi. "Saat gua lagi di cafe, terus tiba-tiba ada seorang manager yang menyarankan gua untuk ikut audisi model." Jelasnya.

"Awalnya gua nggak tertarik. Tapi pas gua libur sekolah dan nggak ada kegiatan yang gua lakuin. Gua iseng-iseng mendaftarkan diri, dan ya.. gua di terima." Lanjutnya saat Adin menampilkan mimik ingin lebih tahu kelanjutan ceritanya.

Adin mengangguk-anggukan kepala. Gabutnya dia membawah berkah. Pekik Adin dalam hati.

"Jadi gimana?" tanya Aldi yang berhasil membuat Adin langsung menatapnya. "Lo masih mau jaga jarak sama gue?"

✯✯✯

David masih tidak mengerti dengan perasaan nya saat ini. Ia merasa ada sesuatu yang berbeda ketika melihat atau bahkan ketika mengingat nama Mika, David merasa berdebar. Tiba-tiba detak jantungnya meningkat dua, tidak, bahkan bisa tiga kali lipat, rasanya begitu menyesakkan namun mampu membuat David tersenyum tanpa alasan.

Apa ini rasa suka?

David menemukan rasa yang selama ini sudah tidak pernah ia rasakan, David bisa merasakan hal itu lagi ketika dekat dengan cewek bertubuh cukup berisi itu. Parasnya yang cantik nan elok, mampu mengikat pesona David.

Saat ini David sudah berada di lingkungan sekolah. Ketika David tiba didalam ruang kelas, ia melihat Hegar sudah standby di kursinya. Sangat jarang sekali terjadi pemandangan seperti ini, biasanya cowok itu datang ketika sudah mendekati jam pertama akan dimulai.

David berjalan ketempat nya yang memang duduk bersama dengan Hegar. Ia dapat mencium aura-aura tidak beres ketika Hegar tiba lebih awal dari dirinya.

Sebelum duduk David memeriksa kolong mejanya, memastikan bahwa didalam sana tidak terdapat coklat yang menumpuk.

Farmasi & Perawat Where stories live. Discover now