Part 24

35.2K 2.2K 170
                                    

HAPPY READING

"KENAN!!! INI GIMANA CARA NGILANGIN NYA?!!" Netra Keisya menangkap bekas kemerahan di lehernya melalui pantulan cermin.

"KENAN!! SINI KAMU." Pekik Keisya dari dalam kamar.

Kenan yang sedang asik sarapan sambil nonton tv di ruang tengah terpaksa harus menyudahi sebentar. "BENTAR, CUCI TANGAN DULU."

Ting nong

Ting nong

Suara bel apart terdengar. Setelah mencuci tangan, Kenan bergegas membuka pintu mengabaikan Keisya yang terus memanggil namanya. "Siapa sih masih pagi udah bertamu aja!"

Pintu terbuka, Kenan melihat seorang wanita paruh baya menggandeng anak kecil. "Maaf, ibu cari siapa ya?" Kenan berlagak tidak kenal.

"Kurang ajar! Mentang mentang udah tinggal sendiri, lupa sama Bunda nya," orang yang disapa 'ibu' oleh Kenan adalah bunda nya sendiri. Sofi menarik telinga Kenan seraya menggiring masuk ke dalam apart.

"Jadi gini cara kamu nyambut Bunda, bukan nya disambut baik baik. Nggak seneng ya kalo Bunda dateng?!"

"Aduh Bun, lepas. Sakit, ih!" Kenan meronta ronta minta di lepaskan.

Keisya yang mendengar kegaduhan diluar langsung keluar kamar. Keisya dapat melihat mertua nya sedang memarahi Kenan, ia meringis kasihan melihat telinga Kenan memerah.

"KAKAK CANTIK!!!" Ara langsung menghambur ke pelukan Keisya.

Keisya mensejajarkan tingginya dengan Ara. "Halo sayang, kamu sama Bunda doang kesini? Ayah Mario mana?"

"Ayah nunggu di parkiran,"

Keisya ber -oh ria. "Itu kamu bawa apa? Tas nya gede banget, kalah sama badan kamu."

Ara menurunkan tas ransel nya. "Aku bawa mainan banyak. Nih ada baby-baby an yang bisa pup, ada masak masakkan, barbie, puzzle, mesin kasir juga dan masih banyak lagi. Nanti kita main dokter dokter an ya kak?"

Keisya mengangguk saja padahal hari ini masih ada jadwal mengajari Liam.

Wanita itu terbelalak saat semua isi mainan Ara ditumpahkan semua ke lantai. Kerjaan nambah satu nih.

"KEISYA," panggil Bunda.

"Kenapa Bun?"

"LIAT TUH SUAMI KAMU, MASA SAMA BUNDA NYA BEGINI NGGAK PUNYA SOPAN SANTUN."

Keisya tersenyum kikuk.

"Bun, nggak usah teriak teriak. Malu ntar kedengeran sampe luar," Kenan heran, dimana Ayah Mario bisa menemukan wanita sejenis Bunda Sofi yang suka teriak + marah marah. Beginilah sifat asli Sofi, part sebelum sebelumnya hanya pencitraan.

Sofi melepaskan jeweran mautnya. "Awas kamu kalo Bunda dateng begitu lagi."

Kenan menggosok gosokkan telinga yang terasa panas akibat jeweran Bunda, sudah lama Kenan tidak merasakan ini lagi semenjak tinggal di apart. "Jadi, Bunda ngapain kesini?"

Sofi mendelik. "Kamu ngusir Bunda?"

Kan, salah lagi.

"Nggak gitu Bunda ku, istri nya Ayah ku, anak nya nenek sama kakek ku, saudaranya tanteku--"

"Semua aja kamu sebutin."

Sementara itu, Keisya dan Ara berkutat di dapur membuatkan minuman untuk Bunda. Eh tidak, hanya Keisya yang membuatkan minuman sedangkan Ara berceloteh ria.

KEINAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang