Part 55

25.4K 1.7K 259
                                    

HAPPY READING


"Ahh...,"

"Aws....,"

"Sakit sayang,"

"Pelan-pelan, Keisya."

"Ganas banget sih."

"Ini ngilu beneran, yang lembut dong."

Plak

Keisya memukul pelan pipi Kenan. Suaminya itu sedang diobati luka memar di wajahnya, tapi suara desisan dan ocehan Kenan sangat mengganggu dan membuat pikirannya travelling. "Kamu nya anteng dong. Kalo gerak terus makin sakit."

Benar dugaan Keisya, selepas Kenan menemui Cakra, balik-balik muka Kenan makin bonyok. Suaminya benar-benar dijadikan samsak Papa nya. Padahal luka yang kemarin belum kering.

"Tapi sakit...," cicit Kenan dengan mata berkaca-kaca menahan nyeri. Entahlah, belakangan ini Kenan sensitif.

"Mau di diemin aja biar infeksi?"

Kenan menggeleng.

"Yaudah tahan, jangan nangis. Kamu sekarang cengeng banget sih? Berasa punya dua bayi. Bayi kecil anteng mainan sendiri, gantian yang gede nangis."

Di bilang cengeng, Kenan langsung menyeka air matanya. "Enggak. Aku gak nangis. Maafin aku ya?"

"Kenapa lagi sih? Aku gak kemana-mana, aku tetep disini. Masih takut aku pergi?" Keisya mengenggam kedua tangan Kenan.

Kenan terdiam mengamati lamat-lamat wanita cantik di depannya, tanpa sadar kepalanya mengangguk sendiri sebagai jawaban pertanyaan Keisya. Kadang Kenan merasa tidak pantas bersanding sama Keisya, dia terlalu baik, mau memaafkan kesalahannya yang bukan cuma sekali.

Disaat Keisya belum siap hamil, Kenan bikin hamil. Keisya pada akhirnya menerima kenyataan dan sekarang ada Kale. Saat hamil pun, Keisya pernah celaka dibuatnya. Perut buncit Keisya kala itu terbentur, Keisya mau menerima maafnya. Kasusnya perkara minum alkohol terjadi dua kali, Kenan dibawah pengaruh alkohol memberikan kekerasan fisik ke Keisya. Keisya lagi-lagi mau memberikan maaf. Terbuat dari apa hati Keisya?

"Aku gak pantes kayaknya."

Alis Keisya tertaut belum menangkap maksud perkataan Kenan. "Maksud?"

"Kamu itu baik banget, Keisya. Kok mau sama aku? Aku suka nyakitin kamu, kenapa gak cari yang lain aja setelah apa yang aku lakuin kemarin?"

Raut Keisya seketika datar. Kenan yang kemarin menyuruhnya pergi, kemudian datang meminta kembali, dan sekarang menyuruhnya untuk cari yang lain? "Kamu tega aku sama yang lain? Ya aku mau-mau aja—"

Kenan menyela cepat. "Gak boleh, ih!"

"Terus ngapain nyuruh?"

"Aku belom jadi kepala keluarga yang baik, suami yang baik, Papi yang baik."

"Kamu udah jadi pemimpin yang baik dan bertanggung jawab bagi aku dan sosok ayah yang tangguh buat Kale. Masih SMA rela kerja buat nafkahin istri, aku tau kamu suka ngelembur waktu aku tidur. Maaf ya, belom bisa bantuin kamu ngurus coffeshop." papar Keisya mengerti apa yang suaminya pikirkan.

"Kadang aku juga ngerasa belom jadi istri yang baik, masih suka mengabaikan kamu, masih amatiran jadi ibu ngurus bayi. Sekarang kita sama-sama perbaiki diri sendiri aja ya." putus Keisya mengalungkan tangan di leher Kenan, menatap lekat matanya.

KEINAN [END]Where stories live. Discover now