Part 21

41.6K 2.2K 153
                                    

HAPPY READING



"WOY KALIAN BERDUA ABIS DARIMANA AJA HARI GINI BARU MASUK?" Seloroh Jodi pada Kenan dan Keisya yang baru datang.

Keisya membalas dengan senyum singkat, dia ingin segera duduk sebelum orang lain curiga dengan cara jalan Keisya yang sedikit berbeda. Sedangkan Kenan tidak memperdulikan Jodi, pasti kedua teman Kenan berniat menggodanya.

"Masa sakit barengan? Hayo kalian abis ngapain?" Elang menggoda Kenan.

"Tau nih. Kenan belom bayar uang kas dua minggu," Gebby menghampiri gerombolan geng Kenan. Dia mengecek nama Keisya di buku kas. "Keisya minggu ini belom bayar,"

"Nagih duit mulu lo kayak preman pasar. Lagian masih pagi udah narikin aja," sosor Jodi.

"Sekejam kejam nya preman pasar, masih kejaman bendahara," timpal Elang.

"BETUL." timbrung Abdul yang baru memasukki kelas.

Gebby melotot sinis. "Apa lo ikut ikutan!"

"Tanggung jawab nih, muka gue biru biru. " Gebby meringis melihat banyak lebam di wajah Abdul.

Gebby mengalihkan pandang tidak perduli. "Salah lo sendiri lah! Siapa suruh gak mau bayar uang kas, gue bongkar kan aib lo."

Abdul memandang cewek itu kesal. "Yakan besok besok masih bisa bayar Geboy, gak perlu bongkar aib juga." geram Abdul.

"Besok besok nya lo kapan?"

"Yaa..besok,"

"Bener besok ya? Langsung bayar full satu semester kalo bisa, biar gue gak repot nagih uang kas ke lo."

"Besok tuh bisa kapan aja. Besok lusa, besok minggu depan atau besok tahun depan,"

Gebby memukul Abdul kesal. Hingga terjadilah kejar kejaran antara ketua kelas dan bendahara.

"Aku mulai sekarang duduk sama kamu ya?" Pinta Kenan tiba tiba, ia menahan lengan Keisya saat ingin duduk.

"Terus Bella?"

"Duduk sama Anna," katanya lempeng.

Keisya menoleh ke Bella, sepertinya cewek itu mengerti maksud Keisya. "No problem. Gue pindah sekarang, tapi lo tetep harus,wajib,kudu,mesti kasih gue contekan ya?"

Keisya mengiyakan saja.

"BEDUL JANGAN LARI LO!!!" Gebby mengejar Abdul mengitari kelas nya.

Gebby melempar cowok itu memakai penghapus papan tulis.

Tak

Gebby melempar tidak tepat sasaran, penghapus itu mengenai tembok belakang kelas. Untung gak kena orang lain.

"MAMPUS GAK KENA!" Abdul menjulurkan lidahnya.

"GEBOY MUJAER, SINI LAH. KATANYA MAU MINTA UANG KAS," Abdul mengeluarkan uang puluhan dari kantongnya ada yang sepuluh ribu, dua puluh ribu, lima puluh ribu. "KIW..ADEK PILIH YANG MANA?" Abdul mengangkat uang tersebut ke udara seperti menyawer biduan.

"JOGET DULU SINI SAMA ABANG DI DEPAN."

Abdul menjauhi Gebby sambil berjalan joget.

"MUSIK..!"

Abdul mulai bernyayi. "AKU DUDA KEMBANG..."

"GANTENG DAN MENAWAN.."

"WALAU BUKAN PERJAKA TAPI MENGGODA IMAN..."

"JADI REBUTAN ORANG, HIIYAAA.."

Abdul menatap Jodi. "Jodi! Sini lah join sama gu--AWW,"

Telinga Abdul di tarik sama Aliya, wakil ketua kelas. "Bagus ya lo! Gak denger udah bel masuk? Sampe sekarang Bu Tuti belom ke kelas, panggil sana."

KEINAN [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant