Part 29

30.2K 1.9K 71
                                    

HAPPY READING

Gimana cover barunya?

Kenan saat ini sedang membujuk Keisya, pasalnya wanita itu merengek ingin ikut mengambil rapot ke sekolah dengan keadaan lemas. "Kamu di apart aja ya? Nanti biar rapotnya diambilin sama Mama kamu."

"Nggak mau. Aku mau ikut!" Kekeuh Keisya.

Kenan menangkup pipi Keisya lalu mengelusnya. "Kamu lemes gini, nanti kalo pingsan gimana?"

"Aku nggak mau sendirian di apart." Cewek itu menarik ujung baju Kenan.

"Sebentar doang kok, aku jemput Bunda dulu. Janji deh abis terima rapot langsung pulang. Mau dibawain apa pas pulang?"

"Janji cuma sebentar ya? Aku mau rujak serut yang pedes ya." Keisya menelan salivanya begitu membayangkan nikmatnya rujak.

Alis Kenan terangkat sebelah. "Beneran?"

Keisya mengangguk mantap. "Iya. Pokoknya cari rujak serut sampai dapet, kalo nggak dibawain awas aja--" ia bersedekap sambil mengalihkan pandang. "Aku nggak mau tidur sama kamu."

Kenan terkekeh gemas. "Emang bisa jauh jauh dari ketek aku?"

"Bisa." Jawab Keisya yakin.

"Emang bisa tidur kalo nggak di puk puk-in aku?"

Wanita itu terdiam sebentar. "Bisa." Alibinya.

"Oh gitu, bagus deh. Jadi tangan aku nggak pegel puk puk-in kamu kalo bobo." Kata Kenan cuek sambil bermain ponsel.

Keisya mendengus sebal, bibirnya mengerucut. "Jadi kamu terpaksa? Nggak ikhlas ya?"

Kenan mengedikkan bahu. "Maybe."

"Ish, kamu mah!" Ringik Keisya.

Cowok itu melirik sang istri menggunakan ujung mata. "Nggak usah nangis."

Keisya buru buru mengelap air yang mulai menggenang di matanya. "Aku nggak nangis!" Elak Keisya. "Yaudah, kalo kamu terpaksa ngelakuin itu, aku minta puk puk in Liam aja kalo bobo."

Whatt?!!

Kenan langsung menatap Keisya intens. "Jangan mulai. Nggak usah aneh aneh. Nggak usah bikin aku marah." Ujar Kenan bernada dingin, rautnya menunjukkan pria itu sedang marah.

"T-tapi kamu nggak ikhlas ngelakuin itu, padahal aku cuma mau di puk puk-in doang, nggak minta aneh aneh kayak kamu," Keisya menunduk melinting bajunya sendiri, tidak berani melihat Kenan.

Kenan mengusap wajahnya kasar. "Aku ikhlas sayang. Tadi aku bercanda doang," ia terkekeh kemudian. "Lagian aku yakin kamu nggak bakal tidur kalo nggak dusel ketek aku."

Keisya memanyunkan bibir. "Udah sana berangkat!" Ia mendorong tubuh Kenan.

"Ngusir?"

"Cepetan berangkat keburu ramai sama orangtua, biar cepet pulangnya." Ucapan Keisya membuat Kenan beranjak dari tempatnya.

"Habis terima rapot jangan mampir kemana mana, langsung pulang. Bawain rujak serut juga yang pedes." Papar Keisya mengingatkan.

Bibir Kenan mendarat mulus di kening Keisya. "Iya  cantik."

***

Seorang wanita bertubuh mungil sedang bersandar lemas di kepala ranjang. Keisya baru saja memuntahkan isi perutnya. "Nggak mungkin,"  lirih Keisya seraya menggeleng pelan.

KEINAN [END]Where stories live. Discover now