Part 31

31.3K 2K 69
                                    

HAPPY READING

Mobil hitam mengkilat terparkir rapi di tempat usahanya sekarang, di coffeshop. Keisya yang hendak keluar mobil, tangannya dicekal Kenan membuat wanita itu bergerak menatap suaminya.

"Kamu nggak boleh jadi barista lagi mulai sekarang, nanti di ruangan aja sama aku."

"Nggak bisa gitu dong?! Dari awal kan aku bagian barista." Protes Keisya.

"Inget kamu lagi hamil. Nggak boleh capek, kamu tau sendiri kan hamil di usia muda itu beresiko. Aku nggak mau kamu kenapa napa," Kenan memandang Keisya teduh, nada bicaranya juga lembut.

Keisya mendengus. Sepertinya mulai saat ini aktivitasnya terbatas dan apapun yang Keisya lakukan harus dalam jangkauan Kenan.

"Aku jadi kasir aja deh, ya? Kerja nya gampang kok gak perlu keluar tenaga banyak," Tawar Keisya.

"Tapi kasir berdiri terus, apalagi sekarang weekend, rame banget pasti. Lagian udah ada orang yang tugasnya jadi kasir."

"Ya kan bisa sambil duduk. Nanti aku suruh aja si petugas kasir jadi pelayan sementara."

"Gak bisa gitu. Itu udah jadi tugas dia. Kita juga sebagai owner udah punya tugasnya sendiri."

"Setengah hari aja, gimana?" Mata Keisya mengerjap lucu. Sayangnya, Kenan tidak luluh dengan perlakuan Keisya.

"Gak boleh!"

"Boleh, ya?"

"Gak!"

"Boleh?"

"Gak!"

"Boleh?"

"Terserah." Ujar Kenan dengan nada dingin lalu keluar dari mobil meninggalkan Keisya, ia membanting pintu dengan keras.

Keisya mengedikkan bahunya acuh sambil turun dari mobil memasukki kafe. Langkah kecil seorang Keisya membawanya menghampiri Mas Abi (kasir).

"Mas Abi!" Keisya melembaikan tangan ke arah Abi.

Laki laki berkaca mata yang di panggil Abi oleh Keisya spontan menatap cewek itu. "Ada apa?"

"Eum..aku mau jadi kasir boleh gak?" Keisya berbicara sopan pada Abi karena dia lebih tua dari Keisya, umurnya sepantaran dengan Arkan yang menempuh jenjang perkuliahan.

Abi terkekeh. "Boleh boleh aja, kan yang nyuruh bos. Kalo gak dibolehin ngeri dipecat doang,"

"Oke deh, Mas Abi bantuin Kak Alin atau ngapain kek gitu. Aku gantiin setengah hari doang sampai istirahat siang,"

"Iya terserah bos aja," katanya seraya tersenyum.

"Yaudah kalo gitu, aku ke ruangan dulu ya. Naro tas dulu," pamit Keisya menyampirkan tote bag ke bahu.

Abi mengangguk.

Sementara di ruang owner, seorang pria tampak memijit pangkal hidungnya. Kenan pusing menghadapi sifat ngeyel dan keras kepala Keisya, padahal tadi ia sudah berbicara baik baik. Kapan istrinya itu manut sekali dibilangin, harus kena batunya dulu supaya nurut. Seperti kala itu, Keisya makan seblak pedas berujung nyeri perut. Diulangi lagi, makan rujak super asam+pedas. Bodohnya, Kenan menuruti permintaan istrinya untuk membelikan rujak pedas itu.

KEINAN [END]Where stories live. Discover now