Part 46

27.8K 1.9K 247
                                    

HAPPY READING

Hari Senin, dimana seorang pelajar akan melaksanakan upacara bendera di sekolah. Sayangnya, Keisya tidak merasakan hal itu lagi untuk saat ini. Keadaan yang membuatnya mengharuskan untuk homeschooling. Berbeda dengan sekolah formal yang rentang waktu belajar seminggu lima kali, homeschooling hanya tiga kali seminggu dan belajar dua jam setiap pertemuan.

Rutinitas pagi ini, seperti biasa Keisya menyiapkan bekal Kenan. Bisa dibilang Kenan kayak anak kecil di bawakan bekal. Tapi itulah cara Keisya agar Kenan menghemat pengeluaran di kantin. Apalagi sepulang sekolah, Kenan lanjut pendalaman materi sampai jam lima sore. Jika tidak dibawakan bekal, pasti Kenan lost control jajan di kantin. Sebelum dibawakan bekal, Kenan jajan sehari di kantin sebanyak seratus lima puluh ribu. Semenjak keuangan Kenan ia yang atur, Keisya mengurangi uang saku Kenan ke sekolah hanya delapan puluh ribu di tambah di bawakan bekal.

"Ngeyel ya dibilangin jangan masak, tetep aja dilakuin." Kenan datang duduk di kursi pantry memperhatikan Keisya menata bekal.

"Daripada kamu jajan diluar, belum tentu sehat Ken,"

"Aku bisa masak sendiri, ya walaupun cuma dadar telor doang,"

"Udahlah, ini kan kewajiban aku,"

"Ck. Ngeyelnya gak ilang-ilang," gumam Kenan.

Keisya memasukkan bekal di tas Kenan, kemudian menyimpulkan dasi ke kerah seragam. Reflek tangan Kenan memegangi pinggang Keisya.

"Kamu HPL nya bulan apa?"

HPL : hari perkiraan lahir.

"Februari."

"Cepet ya, sekarang Januari, satu bulan lagi."

"Heem, kamu belajar yang bener dua bulan lagi UN,"

"Kapan berhenti homeschooling?"

"Awal bulan Februari, mungkin. Ken, eum... aku ikut UN, ya? Aku kan cuma cuti sekolah sampai melahirkan. Masih ada waktu buat aku ikut ujian nasional, sia-sia dong aku SMA tiga tahun gak dapet ijazah."

Perasaan bersalah mendominasi pada diri Kenan, salah nya yaitu membuat Keisya hamil secepat ini. Membuat sekolahnya jadi putus. "Gimana ya? Aku gak ngizinin kamu, karena kamu baru melahirkan, pasti sibuk ngurusin anak. Gak ada waktu buat belajar,"

"Aku bisa kok belajar lewat tablet, semuanya udah aku rangkum disitu. Kalo baby nya bobo, aku bisa baca-baca," jawab Keisya kekeuh.

"No, sayang. Kamu fokus sama anak kita aja, aku gak masalah kamu cuma lulusan SMP,"

"Kamu gak masalah, aku yang masalah. Dari dulu aku pengen banget lulus SMA, masuk perguruan tinggi, terus jadi wanita karir. Tapi kenyataan nya apa? Aku punya anak, punya suami semuda ini, ada yang aku urus. Boleh gak kamu kabulin cita-cita aku minimal lulus SMA aja." Ada keinginan untuk melanjutkan ke tahap perkuliahan, tapi mendapatkan izin Kenan rasanya tidak mungkin.

Kenan menjadi iba melihat Keisya, rautnya sedih. "Ini salah aku, ya? Bikin kamu menjadi calon ibu secepet ini? Coba aja aku bisa nahan nafsu aku pas itu, andai aku tau pencapaian kamu kedepannya gimana, pasti aku ngertiin kamu."

Keisya mengelus rahang Kenan yang tampak bersalah. "Gapapa, bukan salah kamu lagian aku siap kok jadi ibu. Jadi gimana, bolehin aku ikut UN gak?"

KEINAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang