Part 35

30.3K 1.9K 57
                                    

HAPPY READING

Sekujur tubuh Kenan terasa dingin, bibirnya bergetar. Perlahan matanya mengerjap. Pertama kali dilihatnya adalah meja sofa, jelas ini bukan kamarnya. Kenan langsung terduduk, setelahnya ia memejamkan mata begitu rasa pusing menyerang kepala.

"Gue ketiduran?" Monolognya.

Kenan berdiri berniat pindah tidur ke kamar. Belum berjalan selangkah tiba tiba ia ambruk saat merasakan nyeri di bagian kaki. "Argh!"

Pemuda itu meringis seraya memandang heran luka perban di telapak kaki. "Sejak kapan kaki gue di perban?"

Dengan perlahan Kenan bangkit, ia melangkah pincang menuju kamar. "Pusing.." desisnya.

Saat tiba dikamar, wangi parfum Kenan menyeruak di hidungnya. Sebelum tidur, Keisya sengaja menyemprotkan parfum Kenan di bantal dan guling. Bahkan Keisya saat ini tidur menggunakan kaos kebesaran milik Kenan. Kenan merangkak ke atas ranjang. Netranya menatap wajah cantik dan polos Keisya ketika tidur.

Kenan merengkuh Keisya, kepalanya di cerukkan ke sela leher Keisya. "Dingin sayang.." lirihnya semakin memperdalam cerukannya. Padahal seluruh tubuhnya sudah tertupi selimut tebal, suhu AC sudah dinaikkan tetapi masih terasa dingin bagi Kenan.

Keisya menggeliat, dengan segera Kenan mengelus punggung Keisya agar tertidur kembali. Wanita itu terlihat semakin terlelap berada di rengkuhan Kenan apalagi sambil di elus punggungnya.

***

Pagi ini Keisya terbangun bukan karena sinar matahari yang mengusiknya, tetapi karena hembusan nafas seseorang menerpa kulit lehernya.

Sebuah tangan melingkar di perutnya. Keisya berniat menyingkirkan tangan tersebut tetapi saat ia menyentuhnya--Keisya merasakan tangan Kenan terasa hangat. Dapat dipastikan suhu tubuh sang suami naik.

Rasa panik bercampur khawatir mendominasi pada diri Keisya. "Duh, kenapa bisa gini? Gara-gara tidur di sofa ya? Maaf nggak bangunin kamu buat pindah ke kamar," gumamnya menyentuh dahi Kenan.

Keisya mencepol rambut asal berniat membuatkan makanan dan mengambil obat penurun panas untuk Kenan. Baru kakinya menapak pada lantai, lirihan Kenan membuat Keisya bergerak ke arah Kenan.

"Jangan pergi.." lirih Kenan dengan tatapan teduh.

Tangan mungil Keisya meraih rambut Kenan lalu diusap lembut. "Aku mau bikinin kamu makanan sekalian ambil obat," katanya lembut. Semalam Keisya bertekad akan memarahi Kenan begitu Kenan sudah sadar dan ingatannya kembali semula. Tetapi niatannya dibatalkan karena doi tiba tiba sakit.

"Nggak boleh, disini aja," suara Kenan terdengar seperti rengekan manja.

"Sebentar doang,"

Kenan memajukan bibirnya. "Cium dulu biar nggak kangen,"

Lagi sakit masih aja modus.

"Kamu boongan sakitnya ya?" Mata Keisya memincing curiga.

"Aku nggak bilang aku sakit. Cuma pusing aja sama agak dingin, padahal temperatur AC udah aku naikkin,"

"Itu namanya kamu meriang. Makanya jangan minum begituan. Sejak kapan kamu minum amer?"

Deg.

KEINAN [END]Where stories live. Discover now