Part 34

28.7K 1.9K 116
                                    

HAPPY READING

Suasana di apartemen Kenan kini semakin ramai karena kedatangan Jodi. Jodi kelihatan kesal dengan dua temannya itu. "Lo pada kalo mau main ajak gue ngapa. Gue selalu dateng belakangan mulu," misuh Jodi yang duduk bersila di karpet bulu.

"Gue tadinya juga nggak ada niat buat kesini, gara gara vespa gue mogok aja makanya mampir ke apart Kenan," ungkap Elang tanpa melihat Jodi, pacar Anna itu sedang beradu PS dengan Liam. Entah sejak kapan Elang dan Liam menjadi temenan. Kalo Kenan? Cowok itu masih dongkol dengan Liam.

Mendadak Jodi menjadi mellow. "Cih, alesan. Kayaknya lo sama Kenan lebih akrab ya dibanding sama gue. Gue ngerasa--"

"Apansi, nggak jelas lo. Kayak cewek aja tolol." sungut Elang, ia terbawa emosi saat bola yang sudah ia giring jauh tiba tiba di serobot lawan. "Kalo lagi galau ditinggal Bella jangan gini lah ngab." Sambungnya.

Mungkin Jodi tiba tiba baperan disebabkan dirinya jauh dari Bella. "Iya kali ya," Jodi meraup wajah kasar. "LDR nyiksa banget asli."

"Dih, sebelumnya lo tau nggak arti LDR itu apa? Long distance relationship. Pasang kuping, gue ulangin lagi, long distance relationship. Relationship." Kenan menekankan kata 'relationship'. "Lo tau kan arti relationship itu apa? Emang lo udah pacaran sama Bella?"

Jodi dibuat terdiam oleh pertanyaan Kenan. Dia meratapi nasibnya sendiri. Sampai kapan cintanya terbalaskan, awalnya Jodi hanya berharap pada takdir karena percuma saja yang diperjuangkan tidak mau menghargai. Tapi ia tak boleh bergantung pada takdir, Jodi juga harus berusaha. Disisi lain, jikalau takdir berkata lain, sekeras apapun perjuangan Jodi ke Bella kalau takdir tidak menyatukannya maka mereka tidak akan bersatu. Jodi jadi pusing sendiri.

"Kenapa diem? Gas lah tembak langsung," desak Kenan.

"Tau lo, keburu di embat sama ini nih," Elang menunjuk Liam menggunakan lidah yang didorong menyentuh pipi bagian dalam.

Liam tidak menggubris, lelaki itu fokus dengan layar didepannya.

Jodi menghela nafas. "Bantuin gue dong, gue mau nyewa tempat buat nyatain perasaan ke Bella," Jodi berkata demikian karena Bella pernah bilang, Bella mau ditembak di tempat romantis. Padahal saat itu Bella hanya nyeletuk asal saja.

"Di coffeshop gue aja, di rooftopnya nanti di set sesuai yang lo mau," saran Kenan sekalian mempromosikan tempat usahanya.

"Lo punya coffeshop?" Jodi bertanya.

"Punya Mama nya Keisya sih, tapi sekarang udah jadi milik gue sama Keisya," jelas Kenan sembari memakan kacang panggang.

"Gratis ya?" Seketika mata Jodi berbinar.

Sebutir kacang panggang mendarat mulus di dahi Jodi, membuat cowok itu meringis.

"Enak aja, gratisan mulu idup lo!" Tandas Kenan.

"Mau romantisan tapi kaga modal," ledek Elang menimbrung.

Jodi mencebik. "Iye ntar gue bayar. Tapi bantuin gue ya? Rencananya gue mau nembak dalam waktu dekat ini,"

"Selagi ada doku mah aman, bantuin apa btw?" Tanya Elang.

"Sini dulu lah, kita berembuk. Gue nggak mau anak cewek sampe tau rencana gue, takutnya mereka ember ke Bella," Jodi bergeser tempat memberi ruang agar bisa berembuk.

"Cepet sini, Liam ikut aja," lanjutnya.

Elang berdecak malas, ia terpaksa mempause game nya. "Ribet lo ah."

Setelah berembuk, Jodi menatap mereka satu persatu. "Gimana? Deal?" Ia meminta persetujuan.

"Deal!" Seru mereka.

KEINAN [END]Where stories live. Discover now