🌸 mempercayaimu 🌸

290 35 2
                                    









Happy Reading


***

Setiap manusia di dunia ini pasti memiliki sebuah kesalahan, mau dia orang baik. Orang jahat. Kaya ataupun miskin, tidak mungkin jika tidak mempunyai kesalahan. Begitupun Fabian dia sudah mengakui jika ia salah. Dan ia menyesal telah melakukan hal itu ke gadis yang sama sekali tidak bersalah.

Dulu Bian memang sangat jahat, kejam, dan sombong. Tapi semua itu hilang saat ia bertemu dengan Nara.

Dan dari Nara Fabian ingat kesalahannya meskipun ia sama sekali tidak tau jika perbuatannya sampai membuat gadis itu bunuh diri.

Nara juga sama seperti Karin yang menyukainya lebih dulu, meskipun cara mereka berbeda. Karin lebih memperlihatkan perasaannya di depannya langsung hingga membuatnya tidak nyaman dan merasa terganggu.

Sedangkan Nara lebih memilih memendam perasaannya tanpa ada yang tau, hanya perhatian kecil yang gadis itu berikan untuknya.

Dan Fabian sama sekali tidak ingin mengulang kesalahannya lagi, apa lagi kepada Nara. Gadis itu terlalu berharga untuknya.

Fabian dan Nara masih bertahan di UKS, padahal jam pelajaran sudah pulang, sekolah sudah mulai sepi. Namun tidak ada pergerakan dari keduanya untuk pergi dari ruangan itu.

Bian tengah memandangi wajah Nara yang masih terisak kecil Walaupun ia sudah tidak ketakutan lagi, cowok dengan wajah penuh lebam, masih setia menunggu Nara tenang tanpa memutus kontak matanya dengan gadis itu.

Nara mendongak menatap sayu pada Bian yang sedang melihatnya, Nara memperhatikan luka-luka yang ada di wajah cowok itu. Tangannya terulur menyentuh setiap luka di wajah Bian.

Fabian memejamkan matanya saat ia merasakan lembutnya usapan dari tangan mungil Nara. "Sakit?" tanya Nara pelan ketika menyentuh luka yang masih terlihat memerah.

Bian meringis lalu membuka matanya. "Nggak juga, apa lagi habis di sentuh tangan kamu, makin hilang rasa sakitnya," Nara tersenyum sangat tipis.

"Aww!" teriak Fabian ketika Nara menekan cukup kuat pada lukanya.

"Katanya nggak sakit, berarti kamu bohong kan?" tuding Nara di depan wajah Fabian.

"Iya kalau di tekan pastinya sakitlah Nara!" gemas Bian. Nara tersenyum lagi dan memandangi Bian lebih dalam.

Bian naik ke brankar Nara duduk bersila di depannya, tanganya menggenggam tangan mungil gadis itu. Ikut memandangi wajah cantik gadis di depannya.

"Apa kamu masih takut? kalau aku bakal ngelakuin hal yang sama ke kamu?" dengan ragu Nara mengangguk.

Fabian menarik sudut bibirnya pelan. "Nggak apa-apa, semua juga bakal takut jika tau ternyata dulu aku sangat jahat, tapi aku bisa jamin. Kalau aku nggak akan kayak gitu ke kamu Nara. Itu cuma masa lalu kelam aku, dan aku juga nggak akan pernah ulangi kesalahan aku."

"Perbuatan aku sudah sangat keterlaluan, dan aku nggak tau jika dia sampai membunuh dirinya sendiri." Fabian menunduk memejamkan matanya menyesali perbuatannya.

"Aku pantes di hukum Ra, aku terima,"

Bian mendongak menatap Nara intens dengan mata terlihat memerah. "Asal kamu jangan pergi. Dan jangan jauh dari aku," mohonnya. Nara sangat bisa melihat jika Fabian bersungguh-sungguh tidak ada kebohongan di matanya.

Perlahan Nara memajukan tubuhnya dan memeluk cowok itu. "Iya aku percaya Bian, aku yakin kamu nggak akan ngelakuinnya." Fabian tersenyum lega dan ikut memeluk tubuh gadis itu.

BianNa (Fabian & Nara) END Where stories live. Discover now