☘ Hadiah kecil untuk Nara ☘

266 30 3
                                    















Happy Reading











***

"Bian," Leo pemilik cafe tersebut menghampiri Fabian lalu duduk di samping cowok itu.

"Iya Bang," Fabian melihat Leo mengambil sesuatu dalam sakunya.

"Ini gaji pertama lo, maaf gue nggak bisa gaji lo banyak. Dan semoga lo nggak kapok ya kerja di sini." Bian menerima amplop berwarna coklat tersebut.

"Santai aja Bang, justru gue mau ngucapin terima kasih sama lo. Karena lo mau kasih kerjaan buat gue," Leo mengangguk menepuk pundak Fabian.

"Nggak masalah, gue senang kalau ada anak muda kayak lo yang mau kerja." Leo tampak berdiri menatap jam di tangannya.

"Kalau gitu gue permisi ya, ada kerjaan lagi yang belum gue selesaikan. Oh iya, jangan lupa besok datang lagi kayak hari ini," peringat Leo yang di acungi jempol oleh Fabian.

"Sip Bang," setelah itu Leo meninggalkan Bian dan Nara berdua.

Fabian membuka isi amplop tersebut, saat melihat isinya. Ia tersenyum tipis, ternyata seperti ini ya rasanya memiliki uang dari hasil jerih payah diri sendiri.

Uang yang dulu tidak ada apa-apa baginya, kini justru sangat berarti. Bernyanyi selama dua jam lebih hanya mendapatkan uang tiga ratus ribu. Sangat jauh dari uang jajannya dulu ketika masih mendapatkan kehidupan mewah dari orang tuanya. Bahkan uang segitu tidak cukup untuk membeli kebutuhan jajan Fabian.

"Kenapa?" tanya Nara ketika Fabian diam menatap uangnya.

Fabian mendongak memberi senyum pada Nara. "Nggak apa-apa, kita pulang yuk." ajak Bian yang berdiri terlebih dahulu.

Ketika sudah di perjalanan pulang, tiba-tiba Fabian membelokkan motornya menuju taman kota yang kebetulan hari ini malam minggu membuat taman kota tersebut terlihat sangat ramai.

"Lho, katanya kita pulang? Kok malah kesini?" tanya Nara yang Bingung kenapa Bian justru mengajaknya ke taman.

"Kita cari udara segar dulu bentar." jawab Bian lalu menggandeng tangan Nara.

Mereka menelusuri taman tersebut, melihat pedagang yang begitu banyak. Ada tambahan wahana anak-anak di taman tersebut ketika hari sabtu seperti ini.

Saat Nara tengah asyik melihat anak-anak yang sedang bermain wahana kuda-kadaan. Fabian tidak sengaja melihat penjual sesuatu yang membuatnya tertarik.

Tanpa sepengetahuan Nara, Fabian meninggalkan gadis itu sejenak dan menghampiri penjual tersebut.

Tidak lama Bian kembali dan mengajak Nara untuk berjalan-jalan lagi, Fabian membawa Nara ke pinggir kolam yang terdapat air mancur di tengahnya.

Mereka berdiri berhadapan dengan saling pandang, lagi-lagi Nara yang di pandang seperti itu membuat jantungnya berdetak sangat kencang.

Fabian yang berdiri dengan tangan di masukan ke dalam saku menarik sudut bibirnya ketika melihat Nara tengah gugup. Perlahan ia maju hingga jarak mereka sangat dekat. Tidak lama sebuah benda panjang melingkar di leher Nara, yang membuat gadis itu terkejut.

Fabian mundur satu langkah ketika sudah selesai memakaikan kalung tersebut. Ia tersenyum manis melihatnya. "Cantik," gumam cowok itu.

Nara memperhatikan kalung berliontin love kecil. "Bian, ini maksudnya?" Bian maju kembali memegang kedua pundak Nara.

"Itu hadiah untuk kamu, aku tau. Itu cuma kalung biasa yang terbuat dari logam."

"Aku mau memberikan sesuatu untuk kamu, dari uang pertama aku ketika bekerja. Jangan lihat harga ataupun bendanya." jeda sejenak. "Tapi lihat seberapa tulus aku memberikan hadiah itu untuk kamu. Aku sekarang baru bisa membelikanmu kalung imitasi seperti ini. Namun aku janji suatu saat nanti jika aku sudah memiliki uang yang lebih. Pasti akan aku belikan lebih dari ini."

BianNa (Fabian & Nara) END Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum