☘ Keputusan yang berat ☘

283 38 3
                                    









°Happy Reading°








***

Nara tersenyum manis saat melihat uang tabungannya dari hasil menjadi seorang guru private telah terkumpul. Meski lelah karena banyak anak yang tidak mudah nurut dengannya, tak membuatnya mengeluh. Justru ia senang bisa dekat dengan anak-anak berbeda sifat.

Gadis itu berniat memberikan uang tersebut kepada Fabian, namun ia menunggu waktu yang pas untuk bisa memberikannya pada cowok itu.

"Alhamdulillah, semoga dengan uang ini Fabian mau di ajak buka usaha." Nara berniat mengajak Fabian membuka usaha kecil-kecilan.

Diam-diam Nara sedang belajar membuat aneka kue, bahkan ia juga sering di ajak mencoba kue-kue terbaru dari Ibu anak muridnya.

Sudah beberapa kue yang Nara buat, dan hasilnya tidak buruk. Banyak anak-anak yang suka juga ketika Les Nara membawakan untuk mereka.

Dari semua kegiatan itu, tidak ada satupun yang Fabian ketahui. Nara melakukan semua kegiatannya ketika Bian tidak di rumah. Cowok itu juga sedang sibuk dengan sekolahnya. Fabian sekarang tidak lagi main-main dengan pendidikannya.

Cowok tampan itu sangat serius entah di rumah ataupun di sekolah. Nara senang melihat Fabian bisa berubah lebih baik sekarang.

Nara tersentak saat suara bel berbunyi, ia segera menaruh uangnya kedalam kotak memasukkan kedalam lemari.

Dengan langkah besar Nara segera menghampiri pintu yang tidak berhenti berbunyi. Tubuh gadis itu menegang ketika melihat siapa orang yang berdiri di depan pintunya.

Orang itu menatap Nara tepat di matanya. "Boleh saya masuk?" suara lembut namun terdengar datar itu membuat Nara tersadar dari lamunannya.

Ia mengangguk pelan mundur satu langkah memberi akses agar orang itu bisa masuk.

Nara menutup pintu, menunggu orang itu bicara. Tamu tak di undang saat ini adalah Mamanya Fabian. Dengan memakai baju formal, berusia sekitar empat puluh tahunan ini masih sangat terlihat cantik dan anggun.

"Saya di sini tidak bisa berlama-lama," Ibu Hasniah maju satu langkah mendekati Nara.

"Tolong kembalikan anak saya." Nara terdiam namun tubuhnya menegang. "Saya tau kamu membutuhkan anak saya, tapi saya jauh lebih membutuhkan Fabian." tatapan Ibu Hasniah berubah sendu kala memandang Nara.

"Saya memang bukan orang tua yang baik untuk Fabian, saya masih banyak salah dan kekurangannya. Tapi saya juga seorang Ibu ingin bersama anaknya. Tolong beri saya kesempatan untuk memperbaiki hubungan saya dengan Fabian." Nara masih diam menatap Mamanya Fabian yang mulai meneteskan air matanya.

"Masa depan Bian masih panjang, bukan cuma untuk dirimu saja. Kamu juga seorang perempuan, suatu saat nanti kamu juga akan menjadi seorang Ibu, Ibu mana yang tega melihat anaknya menderita."

"Dan saya tau saat ini anak saya menderita!" ujar Ibu itu menggebu hingga memukul dadanya.

Pertahanan Nara runtuh juga, ia saat ini sudah meneteskan air mata meski wajahnya masih terlihat datar.

BianNa (Fabian & Nara) END Where stories live. Discover now