🌸 Bian Terluka 🌸

345 35 1
                                    









Happy Reading







***

Sebuah mobil sport Lamborghini Veneno berwarna hitam, berhenti dan terparkir secara asal, tidak lama seorang cowok tampan yang sedang terlihat emosi keluar dari mobil tersebut.

Cowok itu adalah Fabian yang sedang mendatangi tempat di mana dulu ia menghabiskan waktu sendirinya dengan hura-hura. Tempat yang kini tidak pernah Bian datangi lagi semenjak dirinya bersama Nara. Bukan hanya rokok yang Bian tinggalkan untuk Nara, tapi tempat maksiat dan minuman beralkohol yang juga sudah ia tinggalkan.

Ketika masuk Bian sudah di sambut oleh suara musik yang memekangkan telinga, hingar bingar terdengar riuh.

"Fabian! Akhirnya lo main kesini lagi," sapa salah satu penghuni di sana.

Namun Bian tidak peduli, ia terus berjalan ke suatu tempat dengan mata tajam dan rahang mengeras. Semua yang melihat Fabian, terlihat kebingungan.

Bugh!

Sebuah pukulan keras tepat mengenai wajah cowok yang sedang bercumbu dengan seorang perempuan. Hal itu membuat seisi Club malam menjadi histeris dan kabur.

Cowok yang di hadiahi bogem dari Bian pun terkejut dan ingin membalas memukul Fabian. Namun ia kalah cepat dengan Bian yang benar-benar sedang emosi. Fabian mencengkram kerah jaket dan menyudutkannya di dinding.

"Maksud lo apa foto-foto gue sama Nara! HAH!" bentak Bian tepat di depan wajah seseorang yang tadi ia pukul.

Cowok yang sedang menggunakan jaket berwarna navy itu tersenyum miring dan menantap Bian santai. "Jadi gue berhasil ngasih tau bokap lo? Bagus lah." Bian semakin marah dengan jawaban dari sahabat, oh bukan. Lebih tepatnya mantan sahabatnya yang bernama Bara.

Bara lah yang sudah memfoto dirinya bersama Nara, untuk di beritahu oleh orang tuanya.

"Anjing Lo Bar!" murka Bian lalu memukul Bara bertubi-tubi.

Tidak terima Bara pun mencoba melawan dan kini keadaan berbalik, Bara yang ada di atas tubuh Bian dan memukul secara brutal tepat di wajah Bian.

"Lo yang Anjing! Lebih milih cewek gila itu dari pada sahabat lo sendiri!" kata Bara sambil terus memukul Bian.

Sayang malam ini Indra tidak ada, jika saja ada mungkin kedua cowok tampan ini tidak berkelahi dan menjadi tontonan para pengunjung Club tersebut. Fabian sudah terlihat lemah. Sudah tidak mampu lagi membalas memukul Bara. Hingga dua satpam tempat itu bekerja baru memisahkan mereka.

Bian berdiri begitu pun Bara, mereka saling menatap penuh amarah. Wajah mereka sudah di penuhi luka. "Gue pikir. Kita ini sahabat sejati. Tapi gue salah! Lo nggak sebaik yang gue kira." Bian tersenyum tipis di sela rasa sakitnya.

"Terima kasih, karena lo! Gue bisa tau sahabat brengsek itu seperti apa!" ia tersenyum miring dan meninggalkan Bara yang terlihat murka, cowok itu berteriak dan mengucapkan kata kasar dan makian untuk Bian.

Fabian berjalan tertatih menuju mobilnya. Ketika sudah berada di dalam mobil tersebut, Bian terdiam. Masih tidak menyangka jika tebakkannya benar, yang memberi foto dirinya bersama Nara adalah Bara.

Bian yakin setelah ini hidupnya tidak tenang. Dirinya sudah hafal sifat sang Papa jika menginginkan sesuatu pastilah harus terwujud. Jika di tanya apakah Bian mau menuruti keinginan Papanya untuk memutuskan Nara. Jawabannya pastilah tidak.

Fabian tidak ingin melepaskan Nara. Gadis itu sangat berarti untuknya, Karena Nara hidupnya mulai tertata, tidak lagi hura-hura ataupun melakukan hak buruk yang selalu ia lakukan sebelum bersama Nara.

BianNa (Fabian & Nara) END Where stories live. Discover now