☘ semakin membaik ☘

400 35 1
                                    








^Happy Reading^






***

Semakin hari Nara mulai membaik dan berubah, gadis itu kini jarang melukai tubuhnya meskipun terkadang masih. Namun Fabian dengan sigap menahan dan memenangkannya, apa lagi jika musim hujan tiba Fabian harus menjaga extra agar Nara tidak ketakutan lagi. Ingin rasanya Bian membawa gadis itu ke tempat Omnya. Tapi ia ragu akan membuat Nara marah dan berpikir jika dirinya gila. Nara juga sudah mulai sering tersenyum  tertawa lepas. Dan itu semua karena Fabian. Hanya cowok itu yang mampu membuat Nara bisa melakukan itu.

"Ra, ikut gue yuk." ajak Bian yang sedang memain game di ponselnya.

"Kemana?" Bian tampak berpikir sejenak.

"Enaknya kemana? Lo punya ide nggak tempat yang asyik gitu?" kini giliran Nara yang terlihat berpikir.

"Ehm. Apa ya, gue nggak tau, gue jarang main sih." jawab Nara.

Bian segera menoleh melihat raut sedih dari gadis itu. "Udah nggak usah sedih, ikut gue aja." saat Bian menarik  tangan Nara. Gadis itu menahan dan menatap Bian.

Fabian yang mengerti pun terkekeh. "Lo tenang aja, gue nggak mungkin ngajak lo ke tempat tongkrongan gue. Mana ikhlas gue lo masuk ketempat kayak gituan," jawab Bian di akhiri kekehan kecil.

Nara tersenyum senang, baguslah Nara tidak mau masuk Club tempat tongkrongan Fabian bersama sahabatnya.

Ngomong-ngomong sahabat, Fabian benar-benar di jauhi oleh sahabatnya. Yaitu Bara sedangkan Indra cowok bertahi lalat kecil di hidung yang semakin terlihat manis itu, masih mau bertemu atau mengirim pesan pada Bian. Padahal Indra sudah membujuk Bara untuk tidak melakukan hal itu. Namun cowok berkulit sawo matang dengan rambut cepak itu enggan meminta maaf ataupun bertemu dengan Fabian.

Bian tidak masalah, jika Bara melakukannya Toh ini kehidupannya, hanya dia yang berhak atas dirinya sendiri, bukan orang lain ataupun sahabat.

Nara mengernyit ketika Bian membawa ke kedai es krim. "Yuk turun," ajak Bian.

"Bian kita ngapain ke sini?"

"Tidur. Ya makan es krim lah! Pakai nanya." jawab Bian tidak santai.

Nara memicingkan matanya. "Iya gue juga tau! Nggak usah ngegas!" jawab Nara yang tak kalah galak.

Fabian tertawa dan segera keluar dari mobil menyusul Nara yang lebih dulu masuk kedalam kedai.

"Lo mau pesan es krim apa?" Nara tampak bingung, semuanya sangat menggoda.

"Ehm. Apa ya?" ujar Nara bingung, menaruh telunjuknya di bibir yang sedang berpikir.

"Ini aja deh," seru Nara menunjuk es krim yang menurutnya sangat enak.

"Oke," Bian menjetikan jarinya meminta pada waitres untuk mendekat kearahnya.

"Saya pesan ini dua ya Mbak," tunjuk Fabian menu yang tadi Nara pesan. Setelah mengulang pesanan mereka waitres pun segera menyiapkan pesanannya. Nara memesan Es krim coklat, souce topping mocha.

"Lo sering kesini?" tanya Nara sambil melihat bangunan. Kedai yang terlihat unik.

"Beberapa kali," jawab Bian santai sambil menghisap rokoknya.

"Sama siapa? Pacar?" tanyanya penasaran.

"Calon," Nara mengangguk paham, ia tersenyum sangat tipis. Entahlah rasanya sakit saat ternyata bukan dirinya yang pertama kali di ajak oleh cowok itu ke tempat ini.

BianNa (Fabian & Nara) END Where stories live. Discover now