🌸 Dia telah Pergi 🌸

385 34 3
                                    

Song : Sad Song - We The Kings ft. Elena Coats

Maaf upnya kemalaman ya guys, ;)

"Sejauh apapun kamu pergi, aku pastikan kita akan bertemu lagi. Karena kamu telah mengambil separuh hatiku"

^Fabian Aldrich Efrain^


°Happy Reading°


***

Sampainya di rumah megah tempat tinggalnya dulu, Fabian mengamuk seperti kesetanan, barang apapun yang ada di dekatnya akan hancur mengenaskan. Bahkan dua anak buah Papanya yang sedari tadi mengawalnya, tak luput dari amukan seorang Fabian.

Cowok itu menghajar balik hingga tak berdaya dua anak buah tersebut. Fabian marah karena ia terjebak oleh permainan Papanya.

Pak Chakra telah berbohong mengatakan jika Mamanya melakukan tindakan bunuh diri, namun pada kenyataannya sang Mama kini tengah berada di luar negeri untuk melakukan perjalanan bisnis.

Harusnya ia tau jika ini permainan dari sang Papa. bodohnya dirinya tak mencari informasi terlebih dahulu.

semua menjadi kacau. Bahkan karena dia Nara sakit hati dan terluka. Padahal Hati yang selama ini sedang ia sembuhkan dari rasa sakit. Justru kian menambah goresan luka itu.

"Brengsek!" teriak Bian memukul dinding hingga tangannya mengeluarkan darah segar.

Tanpa pikir panjang Fabian berlari keluar rumah, ia harus segera kembali ke apartemen. Ia. Tidak ingin apa yang ada di otaknya terjadi.

"Tuan muda mau kemana.."

Bugh!

Belum selesai bicara anak buah yang ada di depan tumbang mendapatkan pukulan telak di wajah. Fabian masuk kedalam mobil sport miliknya dulu.

Dengan kekuatan penuh ia membelah jalanan, banyak pengendara yang mengumpatinya. Bian tidak peduli, kini yang ada di benaknya adalah Nara.

Fabian segera berlari ketika sudah sampai di lobi. Dengan tidak sabar Bian membuka pintu. "Nara!" teriak Fabian kencang.

Ia berlari mencari keberadaan gadis itu, semua ruangan tidak ada, tinggal satu ruangan yang belum ia masuki. Yaitu kamar milik gadis itu.

"Nara!" panggil Bian.

Fabian terdiam, lututnya terasa lemas ketika melihat kamar gadis itu kosong, barang-barang milik Nara pun sudah tidak ada.

Bian luruh ke lantai. Kakinya sudah tidak mampu berpijak ke bumi. Ketakutannya terjadi, Naranya telah pergi meninggalkannya.

"Kenapa kamu harus pergi Nara. KENAPA!!" teriak Bian menjambak rambut sendiri.

Dengan gontai Bian menghampiri kasur, ia duduk di tepi ranjang. Mengusap kasur yang beraroma khas milik gadis itu.

Kilatan memori ketika bersama gadis itu terputar kembali.

"Bian, jangan pergi."

"Sst.. Jangan nangis, aku nggak kemana-mana. Aku selalu ada untuk kamu."

BianNa (Fabian & Nara) END Where stories live. Discover now