247 DTLY: Berangkat Bareng

51 21 0
                                    

Happy reading guysssss

Vote dan comentnya ya sebagai bentuk dukungan kalian terhadap cerita ini🤗

***

Bagian 10: Berangkat Bareng

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagian 10: Berangkat Bareng

Aluna tersentak bangun dari tidurnya. Ia meraba mencari ponselnya yang nyelip di balik bantal. Kemudian, ia melihat jam yang tertera di layar ponselnya. Jam enam lewat lima belas menit pagi. Ia menghela napas dalam. Akibat ucapan Arsen tadi malam yang mengajaknya untuk pergi bareng dan akan menjemput Aluna di jam setengah tujuh pagi, membuat Aluna kaget dari tidurnya. Setidaknya ia harus bangun lebih awal dari biasanya. Karena Aluna tidak ingin membuat Arsen menunggu lama dirumahnya. Bukan karena apa, ia hanya tidak ingin di tahan oleh Kenzi yang penasaran dan berujung meminta cerita dari Arsen alih-alih dirinya, karena Aluna sibuk menghindar.

Dua puluh menit kemudian Aluna sudah siap. Ia menatap dirinya di cermin sekali lagi memastikan penampilannya sudah rapi. Lalu ia mengambil tas serta ponselnya, ia mengecek apakah sudah ada pesan dari Arsenio,—yang ternyata tidak ada.

Keluar dari kamarnya, Aluna melangkahkan kakinya menuju dapur untuk membantu Ibunya menyiapkan sarapan. Rumah Aluna tidak bertingkat namun luas dan besar. Untuk ditinggali dengan hanya dua orang memang rasanya sunyi.

Dalam tiap langkahnya, samar-samar Aluna mendengar dua orang saling mengobrol. Perempuan dan laki-laki. Aluna mengenali suara si perempuan yaitu Ibunya. Namun ia tidak begitu familiar dengan suara si laki-laki. Apa Ibunya sedang telponan dan di loudspeaker? Tapi rasanya terlalu nyata dan dekat jika telponan. Langkahnya semakin dekat ke arah dapur. Ia bisa melihat punggung seorang laki-laki duduk di kursi dekat meja bar sedang mengobrol dengan Ibunya.

Ia memperhatikan dengan seksama siapa laki-laki itu, tidak mungkin Arsen kan? Laki-laki itu tidak mengabari dirinya kalau sudah jalan apa belum tadi. Aluna sampai harus mengecek sekali lagi ponselnya, apakah ia terlewat pesan Arsenio.

"Oh, Pagi Honey! Sudah siap untuk berangkat, huh?"sapa Kenzi ketika melihat Aluna berdiri di depan pintu masuk dapur.

"Masih terlalu pagi ini, Al. Gerbang kampus juga paling belum buka"kata Kenzi bermaksud menggoda Aluna, sembari melihat jam yang terletak di dinding dapur.

Aluna mendongakkan kepalanya dari ponsel bersamaan dengan laki-laki itu yang memutar tubuhnya kebelakang. Laki-laki itu tersenyum ramah pada Aluna, sedangkan Aluna membulatkan matanya terkejut.

Arsenio sudah dirumahnya jam tujuh kurang dua puluh?

Apa dia sudah gila?

Jam berapa laki-laki ini pergi? Seingat Aluna semalam setidaknya butuh waktu 30 menit perjalanan dari rumahnya ke rumah Arsen. Apa dia pergi jam enam pagi?

Yang benar saja. Jam 6 pagi?

Dia sudah gila!

"Morning, Lun"sapa Arsenio

247 Days To Love YouWhere stories live. Discover now