247 DTLY

252 46 6
                                    

Prolog New Version


Namanya Aluna Daisy Blasteran Tiongkok-Indonesia. 21 tahun. Ayahnya adalah pengusaha kaya no.1 di Tiongkok yang berfokus pada penjualan alat musik dan memiliki sekolah seni yang berbasis di Tiongkok. Ibunya seorang mantan Designer terkenal di Indonesia. Namun, sekarang memilih untuk fokus mengelola butiknya yang berada di Ibu kota.

Aluna Daisy kuliah di Universitas Negeri Indonesia jurusan Seni Musik. Ia merupakan salah satu cellis terkenal di Indonesia. Beberapa kali mengikuti kompetesi cello skala Internasional di Indonesia dan pernah diundang ke Jerman untuk resital solo dalam event festival Budaya Indonesia-Jerman di KBRI Jerman. Diantara para cellist Aluna dikenal dengan nama Daisy Lie yang diambil dari nama tengah dan marga perempuan itu.

Ada banyak lagi informasi detail mengenai perempuan ini yang Ibu Mirai—sebutan yang selalu Bagas Arsenio Mumtaz gunakan kala memanggil Ibunya,—jelaskan padanya, dan Arsen tidak ingat semuanya. Poin pentingnya adalah mereka sebaya dan mereka kuliah di Universitas yang sama. Aluna adalah perempuan pertama yang Mirai kenalkan pada Arsen sebagai kandidat untuk calon istri seorang Bagas Arsenio Mumtaz.

Arsen masih ingat bagaimana antusiasnya sang Ibu ketika Ia menceritakan Aluna dan pertemuannya dengan teman lamanya yang ternyata sudah menetap di Jakarta kurang lebih lima tahun sejak Aluna memutuskan untuk kuliah di Jakarta.

Untuk melancarkan pendekatan diantara mereka, dua keluarga itu sepakat untuk mengadakan makan malam bersama setiap bulannya. Malam ini menjadi makan malam yang ketiga kalinya keluarga mereka lakukan. Arsen tidak bodoh untuk tidak mengartikan makan malam ini hanya sebagai makan malam biasa walaupun Ibu Mirai selalu menganggap makan malam ini hanya sebatas reuni teman lama.

Sejak Ibu Mirai pertama kali mengatakan pada Arsen bahwa sahabatnya pindah ke Jakarta setelah menetap di Bandung untuk waktu yang lama dan tidak jarang juga menyinggung tentang anak gadisnya yang keterima kuliah di Jakarta, Arsen sudah menduga jodoh-menjodohkan ini pasti akan terjadi, dan kali ini tiba waktu bagi dirinya.

Mari kita ulas sedikit mengenai keluarga Bagas Arsenio Mumtaz.

Keluarga konglomerat yang hampir menguasai seluruh perusahaan BUMN terutama di industri Pertanian. Ayahnya merupakan Menteri Pertanian Indonesia dan Ibunya anak dari pengusaha termahsyur di Indonesia. Keluarga Mumtaz memiliki tradisi yang bisa dibilang untuk sekelas orang seperti mereka adalah hal yang sudah biasa terjadi. Yaitu, menjodohkan anak dan cucu keturunannya dengan sesama rekan bisnis atau sahabat yang tentu saja dari status sosial yang sama.

Dalam hal perkara jodoh, keluarga Mumtaz seakan-akan sudah mentakdirkan sendiri siapa jodoh untuk setiap anak-anaknya. Tidak tahu siapa yang memulai 'kebiasaan unik' ini. Mama dan Papa Arsen menikah hasil perjodohan, Dareen—abangnya—dan Istrinya juga hasil perjodohan keluarga. Arsen tidak menganggap menikah karena perjodohan adalah hal buruk. Namun menyayangkan hal ini masih terus bertahan sampai sekarang di keluarga Mumtaz. Seakan-akan mereka tidak punya hak untuk memilih calon pasangan masing-masing.

Walaupun sempat ada omongan seperti, "perjodohan ini dilakukan tidak hanya melibatkan satu pihak, namun kedua pihak saling terlibat. Jika salah satu pihak tidak setuju, maka perjodohan batal. Namun jika kedua pihak setuju maka tidak ada kata lain selain tetap melanjutkannya". Itu yang Eyang Mumtaz katakan setiap kali keluarga mereka menghadiri jamuan makan malam besar. Tapi semua omongan itu hanyalah omongan belaka. Contoh nyatanya adalah Tante Adel dan Suaminya—Om Baharu. Tante Adel menolak mati-matian untuk dijodohkan bahkan Arsen melihat sendiri bagaimana frustasinya dia memikirkan cara agar perjodohan ini dibatalkan. Meskipun demikian sekarang mereka sudah hidup bahagia dan dikarunia anak perempuan cantik.

Yeah! Seperti yang Arsen katakan sebelumnya bahwa ia tidak menganggap perjodohan itu buruk, namun hanya menyayangkan cara pemilihan seseorang yang layak dengan cara seperti itu.

Kembali ke acara dinner malam ini. Seperti bulan lalu, tidak ada yang begitu spesial. Para orang tua sibuk berbincang ria, bedanya adalah malam ini Dareen dan istrinya datang sehingga Aluna tidak akan merasa kesepian karena tidak memiliki teman mengobrol. Dari sudut matanya, ia dapat melihat Aluna tampak lebih relaks dari dua bulan belakangan. Sesekali ia tersenyum menanggapi obrolan Kak Erin.

Sebenarnya tujuan dari para orang tua mengadakan makan malam seperti ini adalah untuk mendekatkan diri antara Arsen dan Aluna. Namun tampaknya masih tidak ada keinginan untuk saling mengenal diantara mereka sama sekali. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana cara mereka berdua memilih tempat duduk. Yang satu diujung kanan dan satunya lagi diujung kiri.

Arsen yakin setelah pulang dari makan malam mereka, Ibunya akan mengomelinya panjang lebar. Dan ia sudah biasa.

TBC...

*Visualisasi Karakter

1. Lie Aluna Daisy

 Lie Aluna Daisy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2. Bagas Arsenio Mumtaz

 Bagas Arsenio Mumtaz

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Start: 05 Des 2020

New Update: 06 Des 2023

*Ada sedikit perubahan di narasinya.

Salam hangat
Tris💚

247 Days To Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang