247DTLY: Kita di Jodohin

84 35 1
                                    

Seperti yang sudah-sudah. Berikan vote dan comment kalian buat cerita ini ya.

 Berikan vote dan comment kalian buat cerita ini ya

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

***

Bagian 3: Kita di Jodohin

Pintu ruangan satu-satunya yang berada di UKM MAPALA di ketuk dari luar. Arsen memutar handle pintu. Ia melongokkan kepalanya ke dalam, "Hai, boleh gue masuk?"tanya Arsen

Untuk beberapa saat Arsen sadar bahwa ini aneh. Dia juga anak MAPALA, kenapa dia harus meminta izin untuk masuk keruangan yang memang dikhususkan untuk anak-anak MAPALA. Ia pun merasa kikuk sendiri.

Dengan senyum canggung berdiri di depan pintu ia menunggu respon Aluna.

"Ya, kamu sudah masuk"jawab Aluna santai meskipun dalam hati bertanya-tanya ada apa gerangan Arsen berada di MAPALA dan menemuinya.

Arsen menutup pintu begitu diperbolehkan masuk. Hanya ada satu sofa panjang disana, mau tidak mau disitulah tempat yang akan ia duduki. Arsen melirik kearah Aluna yang fokus pada laptonya. Ia menimbang apakah saatnya untuk ia berbicara pada Aluna atau tidak. Melihat Aluna yang tidak mengalihkan perhatiannya sedikit pun dari laptop, ia jadi takut untuk menganggu waktu Aluna.

Setelah menimbang cukup lama dalam keheningan diantara mereka. Arsenpun memberanikan diri mengatakan maksud dari tujuannya untuk bertemu Aluna.

"Bisa kita bicara sebentar?"

Aluna mengerutkan dahinya melihat Arsen. Tadinya Aluna pikir, Arsen hanya ingin santai saja di ruangan ini mengingat ruangan ini boleh dimasuki sesuka hati oleh anak-anak MAPALA dan Aluna berpikir bahwa Arsen bisa saja anggota MAPALA juga. Untuk itu, Aluna tidak terlalu menggubris Arsen tadi. Tapi ternyata dia disini hendak berbicara dengan Aluna. Mau bicara apa? Pikirnya.

"Iya bisa. Bicara aja, I'm listening"ujarnya. Lalu kembali sibuk dengan laptop dihadapannya.

"No! Apa yang mau gue omongin mungkin sedikit serius. Jadi gue mau lo dengerin dengan baik"Arsen mencoba menarik perhatian Aluna. Ingin mendapatkan atensi perempuan itu sepenuhnya.

Aluna mengernyitkan dahi bingung sambil menatap Arsen dan ia pun menghela napas pelan. Sebenarnya dia tidak punya banyak waktu untuk mengobrol seperti ini. Ada banyak hal yang ingin ia selesaikan sesegera mungkin. Tapi demi menjaga kesopanannya dengan Arsen yang tidak begitu dia kenal dekat dan mungkin ada sesuatu hal penting yang ingin dia sampaikan terkait dengan keluarga mereka, bisa jadi. Karena hanya itu satu-satunya hal yang berkaitan antara dirinya dan Arsen. Untuk itu Aluna menutup laptopnya dan meletakkannya di meja, bermaksud fokus sesuai keinginan Arsen.

Arsen tersenyum tipis melihat hal itu. Sebelum memulai pembicaraan, ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Amanat dari Ibu Mirai.

Arsen menyodorkan kotak makan itu pada Aluna, "Apa ini?"tanya Aluna keheranan.

"Dimsum. Dari Ibu Mirai"

Aluna mengerutkan keningnya bingung. Tidak mengerti dengan situasi ini. Arsen yang seakan sadar melihat raut kebingungan Aluna pun menepuk jidatnya pelan. Bagaimana bisa dia dengan santai menyebut Ibunya dengan panggilan dia sehari-hari kepada Ibunya itu yang memungkinkan Aluna tidak mengetahui siapa Ibu Mirai tersebut.

247 Days To Love YouWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu