Olaaaaa
Balik lagi nih. Semoga masih tetep nungguin yaaa
Enjoy ur reading guysssBagian 17: Mia dan Agash
Arsen mematut dirinya di depan cermin sekali lagi. Memastikan bahwa penampilannya sudah rapi dan siap untuk berangkat. Lalu mengambil kunci mobil serta dompet yang tertera di nakas samping tempat tidur. Bertepatan dengan Arsen membuka handle pintu kamarnya, ponselnya berdering menandakan ada telepon masuk. Ia melihat nama si pamanggil dan langsung menjawab telepon dari orang tersebut pada dering pertama.
"Hai, aku belum telat loh. Kita janji jam 9 pagi kan. Ini masih jam set 9"Kata Arsen memastikan ucapannya dengan melihat kembali jam di tangannya—takut-takut kalau jam tangannya mati.
Arsen keluar dari kamarnya menuju ruang tamu dengan langkah lebar. Ia dapat mendengar Aluna diseberang sana tekekeh kecil karena ucapannya.
"I know. Aku nelpon karena mau ngabarin kamu lagi kalau aku nggak bisa jalan buat hari ini. Papa dan kakak aku datang dari Tiongkok pagi ini. Jadi aku sama Mama mau jemput mereka dibandara."
Arsen melambatkan langkahnya. Seketika ada rasa kecewa karena pemberitahuan mendadak Aluna. Ia mendudukkan dirinya di sofa ruang tengah, masih mendengarkan penuturan dari perempuan itu.
"Aku udah kirim pesan sama kamu dari semalam, tapi kamu nggak balas pesanku. Aku telepon dari tadi juga kamu nggak angkat. Sorry, Sen, karena batalin mendadak gini"
Arsen tidak langsung menjawab. Ia menjauhkan ponselnya dari telinga kemudian membuka aplikasi Whatsapp untuk melihat pesan dari Aluna. Ternyata benar terdapat dua pesan disana yang isinya pemberitahuan mengenai pembatalan jalan-jalan mereka hari ini.
Kenapa ia bisa ceroboh sekali hari ini. Arsen merutuki dirinya sendiri, ia baru ingat bahwa ponselnya kehabisan daya setelah mengantar Aluna pulang, dan saat dirumah ia mencarger ponselnya dalam keadaan mati ditambah dengan tidak mengecek ponsel terlebih dahulu ketika bangun tadi pagi karena ia begitu semangat untuk menjalani hari di weekend pertamanya dengan Aluna.
Tolong ingatkan Arsen untuk selalu mengecek ponselnya dan tidak mencarger ponsel dalam keadaan mati.
"Sen, kamu masih disana?"tanya Aluna sambil melihat ponselnya yang masih terhubung dengan Arsen.
"Hem"Ia terdiam sebentar dan menetralkan suaranya sebelum melanjutkan, "He'em, kamu udah di jalan Lun?"
"Sudah"
"Jam berapa Papa dan kakak kamu sampai?"
"Pesawatnya sampai jam 10"
"Oke kalau gitu. Hati-hati di jalan ya. Sampaikan salamku buat keluarga kamu"
Aluna tampak sedikit terkejut namun tetap mengiyakan.
"Arsen"panggil Aluna cepat sebelum Arsen menutup panggilan mereka.
YOU ARE READING
247 Days To Love You
Teen FictionDijodohkan adalah hal klise dan paling konyol menurut Aluna dan Arsenio. Mereka sepakat bahwa cara menyatukan dua insan melalui perjodohan adalah sebuah pemaksaan. Namun, siapa yang tahu ketika Arsenio untuk pertama kali mencoba membahas hal ini den...