247 DTLY: Debat Kecil

48 15 0
                                    

Have a good one and happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Have a good one and happy reading

Selamat berpuasa bagi kalian yang menjalankan...

****


Bagian 14: Debat Kecil

"Gimana tempatnya, bagus kan?"tanya Aluna memecahkan keheningan diantara mereka

Arsen sekali lagi melihat ornament disekeliling ruangan, "Iya. Aku baru tahu ada tempat senyaman ini di tengah-tengah hiruk-pikuknya Ibu Kota. Kamu tau tempat ini dari mana?"

Aluna berdeham, "Beberapa kali pernah kemari sama Johan"

"Oh, pantes kenal sama pelayan yang tadi. Kamu siapanya Johan? Mantannya?"

Refleks Aluna tertawa lucu mendengar spekulasi Arsen terhadapnya dan Johan. "Bukan. Kenapa mikir dia mantanku?"

"Beberapa kali pergi bareng dia ketempat kayak gini. Apalagi kalau bukan untuk ngedate bareng pacar?"

"Jadi, kalau makan di 'Restoran' kayak gini berdua dengan laki-laki dengan tujuan bukan untuk ngedate nggak boleh?"tanya Aluna dengan memberikan penekanan pada kata restoran terhadap penilaian Arsen pada Restoran bergaya Eropa ini.

"Ya nggak juga. Boleh-boleh aja sih. Tapi nuansa yang dibangun restoran ini lebih cocoknya emang buat ngedate"

Aluna mengerutkan kening lantas menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar penuturan Arsen yang terdengar lucu di telinganya. Elit sekali laki-laki di hadapannya ini ternyata. Mau kencan saja harus di tempat mewah seperti ini.

"Jadi, Johan siapa kamu?"tanyanya lagi

"Sahabatku"

"Bener cuman sahabat?"tanya Arsen menggoda kendati dirinya terlihat tidak percaya.

"Kenapa? Kamu nggak percaya?"tanya Aluna balik.

Arsen menyunggingkan senyum tipis lalu mengusap tengkuknya, "Pecaya"

Obrolan mereka terhenti ketika pramusaji menghidangkan makanan mereka. Setelah hidangan tersusun diatas meja, pramusaji itu pamit undur diri.

Kini meja mereka penuh dengan hidangan khas Nusantara alih-alih makanan Eropa, sehingga membuat Arsen tidak bisa mengalihkan matanya pada hidangan yang tertera di atas meja.

"Kenapa? Nggak suka sama menunya?"

"Bukan nggak suka. Tapi aku nggak nyangka kalau makanan yang datang malah ini"

"Kamu kaget?"tanya Aluna tertawa. Ia merasa lucu kala melihat Arsen terbelalak dengan menu makan malam mereka malam ini.

"Sangat,"ia menatap Aluna, "Aku nggak nyangka yang datang malah makanan tradisional begini"

"Rumah makan ini emang dibuat dengan nuansa ke barat-baratan. Tapi untuk menunya sendiri emang ada dua pilihan, tradisional dan modern. Sengaja di buat begini, supaya kita bisa ngerasain dua budaya yang berbeda di waktu yang sama."

247 Days To Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang