247 DTLY: Bharian

31 14 0
                                    

Berikan vote dan comment kalian banyak2 yaaa

Gratis!! Tidak dipungut biaya apapun

Gratis!! Tidak dipungut biaya apapun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Bagian 15: Bharian

"Oke, sekarang stop ngebahas Mia. Kita disini harusnya nikmati makan malam dengan santai sambil ngobrol tentang kita"ucap Arsen sambil melanjutkan sisa makan malamnya yang tertunda

"Bisa kita minta dessertnya sekarang?"tanyanya lagi.

Aluna mengangguk mengiyakan. Makanan utama mereka sudah hampir habis dan selanjutnya adalah makanan penutup yang memang sengaja mereka minta untuk dihidangkan diakhir setelah mereka selesai dengan hidangan utama.

Arsen mengangkat tangan sebagai isyarat memanggil pelayan restoran. Tak lama seorang pelayan yang menyambut mereka saat tiba tadi menghampiri mereka.

"Mau dihidangkan dessertnya sekarang, Mas?"tanya si pelayan tersebut ketika ia melihat makanan di meja Aluna dan Arsen sudah habis bersih.

"Iya, Mas"

"Oke, ditunggu ya Mas, Al"ucap si pelayan sambil membawa piring kotor dari meja mereka.

"So, melihat kamu yang dekat sama mas yang tadi, berarti kamu udah sering makan disini sama Johan?"tanya Arsen

"Dulu iya, tapi beberapa bulan terakhir udah jarang. Dan aku selalu bareng Nadia kalau pergi sama Johan. Kalau-kalau kamu mau tahu"

Diam-diam Arsen mengangkat tipis bibirnya keatas. Ada perasaan senang sekaligus lega ketika Aluna memperjelas dugaan Arsen pada Aluna dan Johan di awal.

"Kenapa?"

"Aku nggak ada waktu. Belajar buat ujian, latihan juga buat kompetisi cello bulan Juli"

"Ibu Mirai pernah cerita kamu lagi sibuk latihan buat kompetisi itu, acaranya dimana Al?"

"Finlandia"

"Kamu perwakilan dari Indonesia, dong, ya"

"Belum tentu. Dari sini nanti di seleksi lagi, yang terbaik yang diberangkatkan kesana"

"Kapan penyeleksian disini?"

"Bulan 3 nanti"

"Hem, selama beberapa bulan kedepan kita bakal disibukkan dengan kegiatan masing-masing dong, ya"ucap Arsen. Ia menjeda ucapannya sebentar sambil menyipitkan matanya menatap Aluna. "Kamu jangan coba-coba buat menghindar hanya karena kita sibuk, Lun. Aku bakal teror kamu terus-terusan kalau kamu mencoba menghindar"

Aluna mencibir, "Dasar tukang paksa"Ia lalu tertawa kecil yang diikuti oleh Arsenio.

Obrolan pun berakhir bertepatan dengan datangnya dessert mereka. Hal selanjutnya yang mereka lakukan adalah menikmati makanan penutup itu ditemani dengan alunan musik klasik yang diputar melalui speaker restoran.

247 Days To Love YouWhere stories live. Discover now