persyaratan

486 25 0
                                    


SUAMIKU BOCAH!
Part 14
#Persyaratan

                                                ★★★
"Iki ayo buruan..." pintaku bergegas membawa suamiku pagi itu pada kreator dan Crew Iklan yang akan di selenggrakan.

"Mumun.. Aku males,.kerja sama bareng pak Revan. Lagian kalo dia disini dia belum tentu izinin aku. Buat iklanin producknya dia?" gerutu Iki, aku coba abaikan ucapannya dan tetap mantap membawa Iki di hadapan mereka.

"Pagi ibuk Lilis, ini hari yang luar biasa. Kita bisa pakai model terbaru yang ngetop ini untuk iklanin produck kita" ujarnya, Aku merekahkan Senyum dan mengangguk.

"Silahkan di mulai saja. Saya akan kembali urus pekerja'an lain" singkatku.

"Mumun.." rengeknya, aku membalik menaiki alis mataku dan menatapnga datar.

"Ini perminta'an istri sendiri loh Ki, lagian susah nyari pengganti dalam waktu semalam. Urusan sama pak Revan ntar aye yang urus ye? Jadi nurut aje!" ujarku, Iki berdecih sembari menggerakkan bibirnya.

"Tapi gua udah tekan kontrak sama pak Nando. Dan gua takut kelabakan ngatur waktunye muneh!"

"Elleh.. Lu emang sesibuk apa sih.. Lu tenag aje, sekalian sama pak Nando biar saya yang ngomong!'bentakku.

" Bisa kita mulai?"

Aku meninggalkan ruang shotting itu menuju ruanganku. Sedikit aku bernafas lega karna tanggung jawab yang di embankan mendadak oleh pak Revan tuntas juga.

***
POV IKI

Sial, males banget gua ikut kerja sama bareng Revan. Dimana harga diri gua disini. Cowo yang di taksir istri sama istri gua sekalian,. Jadi atasan gua. Muneh memang keterlaluan menjadikan gua bawahannya. Udah senang aja gua beda kantor dan di kontrak langsung oleh pak Nando. Lah muneh bawa-bawa gua kesini.

Drrrrt Drttt.

Bunyi ponsel gua berbeunyi di sela-sela break hari ini. Alis gua sedikit menaut melihat nomor baru yang masuk.

"Nomor siapa ini?" bisik gua sembari menscrol tombol hijau.

"Haloo?'

" Hai, Iki?"sapa'an singkat,  gua udah hafal banget suaranya.

"Key, kamu dapet dari mana nomor ini?"

"Dari Rivano?. Maaf aku yang nyinyir dia udah berusaha gak kasih kok" elaknya coba menjelaskan.

"Buat apalagi sih Key, kamu nelfonin aku lagi!" ucapku sedikit menekan.

"Aku tau kamu marah banget sama aku, aku paham Ki, tapi percayalah aku benar-benar menyesal. Aku mohon tolong beri aku kesempatan" pintanya, gua terdiam sejenak. Dan coba kembali bicara lagi.

"Gua gak bisa kasih lo kesempatan Key, asal lu tau aja gua uda-" ucapan gua terpotong oleh panggilan sang kreator.

"Key, udah ya gua lanjut kerja dulu" singkat gua.

"Tapi ki..?"

Tut

Bunyi telfon di matikan, segera gua beranjak kembali shotting setelah tadi sempat break.

Sore beranjak, pak Revan kembali kekantor dan kebetulan gitu Pak Nando juga datang sepertinya mereka mengadakan pertemuam penting, Muneh menyeret gua menghampiri dua bos kami itu.

"Lilis? Bagaimana dengan model yang meiklankan product kita? Apa kamu bisa meng handle?" gua melirik muneh yang tampak merekahkan senyum menunduk.

"Sudah pak, dan mohon maaf. Saya pilih Iki sebagai model iklan product ini" ujarnya, Wajah Revan termangu sejenak melirik gua dan Muneh bergantian. Suasana beku itu terpecahkan seraya dengan tepukan lembut lengan pak Nando di pundaknya.

SUAMIKU BOCAH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang