Hujan

392 32 4
                                    

Sekarang atau lima puluh tahun lagi ku akan tetap mencintaimu.
Tak ada bedanya rasa cintaku masih sama saat pertama kita bertemu.
*

*

POV  Lilis Maemuneh

"Selamat datang di istana kita sayang..." ujar iki saat membuka pintu rumah impiannya selama ini. Mataku tampak berkaca-kaca tak berkedip melihat ruangan yang berdesign american classic itu.

"Sayang... Ini indah sekali." lirihku, Iki mendekap dan mencium keningku lembut.

"Setiap malam aku seakan dejavu dengan suasana rumah seperti ini, seakan aku pernah tinggal di rumah mewah. Aku berfikir mungkin itu impian, dan aku berusaha mewujudkannya bersama kamu istriku." jelasnya, aku terdiam membenamkan wajah di dadanya. Sejenak aku teringat foto yang ada di rumah bapak waktu itu.

"Tapi Ki? Kamu memang pernah berada di rumah seperti ini? Itu ada fotonya di kontrakan bapak?" ucapku. Sedikit Iki manyun dan menatapku.

"Kata bapak itu hanya poto editan." ucapnya, sedikit mataku terbuka. Bapaknya iki bilang padaku itu foto rumah kerabat mereka di bandung.

"Ih sayang. Kamu lahir tahun berapa? Kok ada jasa pengeditan sebagus itu." gerutuku, Iki terkekeh dan mencubit pipiku geram.

"Ada donk Tante..., Aku tu masih anak kemaren sore? Tante tu yang lahir di tahun jepang!" tegasnya, aku manyun dan sedikit menggaruk tengkukku.

"Tapi..." lirihku.

"Sudah sayang ayo sini, kita lihat kamar tidur kita " ujarnya, aku tersintak saat Iki mencoba mengangkat tubuhku.

"Aku mencintaimu.." lirihku bergelayut di badan suami berondongku itu.

"Aku juga..., aku akan berusaha membahagiakanmu, kita akan membina kehidupan disini berkembang biak dan bercinta setiap hari.." tuturnya sontak saja aku tertawa geli.

"Yang pantes aja ki, masak berkembang biak " ucapku membenamkan wajahku didadanya. Sembari Iki terus saja berjalan.

"Mun gue boleh bilang sesuatu?"

"Hmmm ya? Apa?" singkatku keenakan bergelayut di badan Iki.

"Lu ternyata berat bat .." singkatnya menurunkan badanku.

"Uuuuft capek gue!" singkatnya.

"Yah Iki masih jauh?" rengekku.

"Abis Lu berat banget, ya udah yok jalan."titahnya menyeret tangannya. Aku manyun membuntuti langkahnya kekamar.

"Ape sih Ki, lu kagak ade romantis-romantisnye." gerutuku.

Sesampai di kamar..

Bruk

Iki menghempaskan badanya kekasur, mataku tak berkedip melihat design kamar yang cukup luas dan indah sekali dengan dekorasi berwarna gold seakan kamarnya radja dan Ratu. Di depan kamar ini terdapat balkon kamar yang luas di lengkapi dengan tempat santai dan ayunannya di tambah lagi disuguhkan pemandangan alam dan perkota'an sejauh mata memandang.

SUAMIKU BOCAH!حيث تعيش القصص. اكتشف الآن