BRIAN

444 33 2
                                    

Happy readers....

Siap untuk baca?
Siap untuk vote?
Siap untuk share?
Okey.........

,,,,,

POV lilis maemuneh.

Pagi berkunjung, aku dapati Iki tak ada di sampingku lagi, aku melirik jam dinding. Jam menunjukan pukul 06:01, ini terlalu pagi jika Iki berangkat kerja. Bergegas aku datangi kamar mandi untuk me cek tapi aku juga tak lihat dia disana. Berkali-kali aku telpon tak di angkatnya.

Aku melihat barang-barang ia bawa semalam juga tak ada lagi di sudut ruangan, mataku mulai berkaca-kaca. Kembali menghubunginya namun beberapa kali hanya di riject. Aku keluar dan bertanya pada Duta.

"Dut, kamu tau Iki kemana?" tanyaku, saudaraku itu hanya mencibir dengan. Sedikit mengangkat bahunya.

"Enyak kemana?" tanyaku.

"Enyak pagi-pagi kepasar sama babe ngantar lele" singkatnya. Nafasku tersengal.

"Trus Iki kemana?" lirihku, dadaku terasa sakit.

"Tau tu? Tadi pagi Iki dah rapi naik Taxi." ujarnya mendadak dadaku terasa sesak. Sontak saja air mataku mengucur deras. Apa Iki pergi lagi. Dia gak mau tinggal dirumah ini. Dia sadar gak sih dia itu dah nyakitin aku banget.

"Hiks..." tangisku pecah. Aku kembali kekamar dengan menghempaskan badan dan menangis tersedu-sedu.

"Hiks... Iki...," tangisku pecah dan merintih. Selang beberapa menit enyak kembali.

Trakt.

Pintu kamarku terbuka.

"Lu kenape mun?" tanyanya mengerutkan kening.

"Enyak..., Iki. Hiks" kembali tangis ku pecah. Aku nangis tersedu-sedu, dan sedikit beringsut duduk.

"I-khi dia pp-rgi... Nyaaaak huaaa"aku menangis histeris. Enyak mengerutkan keningnya melihat wajah mewekku.

Plak..

Enyak menempeleng kepalaku sedikit keras.

"Lu tu ya, bangun tidur bukannye mandi. Liat riasan di wajah blepotan gitu udah kayak badut!  Mandi sana! Gak kerja ape lu" bentak enyak. Aku sedikit menelan tangisku dan berkata.

"Tapi nyak? Iki?" rengekku. Enyak geram sembari berkata.

"Iki kebengkel jemput motornye, dan katanye dia langsung kekantor. Lu ngapain masih belum rapi begini?" ujarnya. Aku mendegup tangisku dengan sedikit canggung.

"Tapi, barang-barangnye semalam mana nyak?" tanyaku nanar

"Udah enyak rapikan di lemari, lagian lu jadi bini gak mau ngurus itu, kenape Lu takut ya Iki? Pergi lagi? Itu makanya jangan banyak betingkah lu. Punya laki bukannya di layani " gerutu enyak, aku tertunduk. Menghapus air mataku

"Buruan susul Iki kekantor, entar diembat tu si ulat bulu, Keija kejang-kejang lu! Bentak enyak." bergegas aku kakamar mandi untuk bersiap kekantor.

Suasana kantor sangat terlihat sibuk di senin pagi, Iki tampak sibuk deadline shotingnya tiga Iklan hari ini, dan aku dengan pak Revan sibuk keluar kantor dengan meetting. Hingga satu jam sebelum jam istirahat kami kembali kekantor.

Drrrrt...

Ponsel Revan berbunyi, sedikit aku lirik saku celananya saat kami didalam mobil, secepat Kilat Revan merogoh sakunya dan mengangkat panggilan itu.

"Hallo Revan?" terdengar suara seseorang.

"Ya mah?"

"Mama sekarang di kantor, kamu sama Lilis dimana?" tanyanya, sedikit mataku membulat

SUAMIKU BOCAH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang