IKI LOVERS.

355 23 1
                                    


Konten berisikan 18+
Mohon di kondisikan jangan membaca cerita ini di depan anak-anak atau menyebar link ini tidak pada tempatnya!.

*
*
*
*
Serius amat ...

Canda Gaes, konten berisikan adegan dewasa ada beberapa adegan ciuman dan cumbuan.
So,

Bodo amat!
Wkwkwkwk
*

*
*
*

Sesampai di tempat Shooting rombongan kami melaju pelan memasuki gedung persekolahan tempat Iki melaksanakan Shootingnya, saking terlalu bocahnya itu laki aye di perankan sebagai murid kelas dua SMA, jadi ceritanya itu tali asmara mereka tercipta akan hari-hari dan moment di sekolah, udah kayak cerita kisah kasih disekolah kali ya tapi sebagai istri sekaligus asisten terbaiknya Iki, aku harus melindunginya dan menjaganya dengan benar. Dari dalam mobil bisa kami lihat gerombolan remaja-remaja labil yang super duper Alai berteriak histeris dengan slogan bertuliskan pujian untuk Iki.

"Love you Iki" disertai gambar-gambar lopeh-lope digambarnya di taroh di atas jidat sembari berteriak

"Iki you is my Husban..." teriak mereka beragam. Kami semua otomatis panik melihat fans Iki yang berkerumun banyaknya setiap waktu semakin bertambah saja seketika Iki nanar dan menoleh padaku.

"Lu bener juga ya Mun, gimane jadinya jika kita gak bawa sepuluh orang-orang kekar itu." Gue sedikit melongak bangga dan coba mengambil jacket kulit Iki.

"Lu keluar pake jacket dan kaca matenye. Tapi tunggu bentar. Siapkan pertahanan dulu.

"Maman bambang lu bikin pertahanan buat Iki, bisa abis Iki ini di sruduk ribuan ulet-ulet lentik ini." teriakku dari kaca mobil dengan sigap mereka berdiri di pintu.

"Ayo Ki Lu hati-hati jalan sambil nunduk aje gak usah cengar-cengir sediki lambai aja udeh denger lu?" ujar gue. Iki hanya mengangguk memakai jacket dan kaca mata hitamnya.

"Duh ganteng banget sih lu ki, bener-bener dah mimpi kali gua bisa tidur ama brondong bening begini"gemesku mencubit pipinya sontak saja pipi bocah itu memerah. Saking putihnya.

"Ape sih Lu mun? Sakit?'bisiknya sedikit mengelus dengan manyun ya udah lu keluar.

" Aaarrgh..."teriak mereka saling bersahutan melihat suamiku keluar dari mobil Iki sedikit menyunggingkan senyuman mautnya yang makin mempericuh suasana teriakan histeris bergema dimana-mana hingga ada beberapa juga yang pingsan. Sontak aku menoleh pada kerumunan orang yang membantu sembari berdesis kesal.

"Mampuslu... Siapa suruh juga lebay! Baru dapat senyuman aja pingsan. Gimana dapat ciuman bisa abis nyawalu" bisikku ketawa jahat. Bergegas mengikuti langkah Iki dibawa oleh petugas dan beberapa bodyguardnya.

Lima belas menit berlalu akhirnya kami bisa juga mengamankan Iki di suatu ruangan. Semua produser dan crew tampak kebingungan bagaimana caranya mengusir Fans sebanyak itu. Dari gedung lantai dua sekolah itu bisa kami lihat lautan manusia membawa slogan Iki Lovers.  Aku mendegup dan menghela nafas berat.

"Ini bagaimana? Kalo begini ceritanya kita tidak bisa mulai Shooting." ucap creator dan crew. Aku juga tampak nyimak sembari melirik lautan orang diluar sana. Shiva lawan main Iki yang juga artis itu terkekeh sembari memandangi kaca riasnya.

"Pesonanya Iki luar biasa. Baru kali ini gua dapat lawan main sefantastis ini." ujarnya.

"Anak ini memang punya performa yang luar biasa lihat saja ketampanannya bahkan mengalahi artis-artis korea, sangat wajar semua gadis tergila-gila padanya. " ucap sutradara. Diantara gaduhnya kami membincangkan bagaimana keberlangsungan shooting ini, Iki malah santai duduk di atas kursinya mendengar musik dengan headset terpasang di telinga, aku mendatanginya dengan geleng-geleng kepala tak habis pikir, bisa-bisanya dia santai banget sedangkan dibawah tengah riuh berteriak-teriak memanggil namanya.

SUAMIKU BOCAH!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang