33 - A Drunk Night

985 129 6
                                    

"Taehyung, Kim Taehyung."

"Rose. Panggil aku Rose." Jawabku sambil memotong steak kesukaanku.

"Kau orang Korea kan? Kenapa namamu seperti itu?" Tanyanya lagi.

Banyak tanya sekali dia ini..

Akupun melirik dan menatap matanya, "Bukan urusanmu, Kim Taehyung-ssi."

"Arraseo.. arraseo, makanlah yang banyak." Jawabnya.

Setelah kami selesai makan, ia mengajakku kesebuah taman dekat restoran itu. Ia bilang hanya ingin cari angin.

Kami berjalan menyusuri lampu-lampu jalan, saling menyamakan langkah. Mencoba untuk berjalan bersama, keadaannya sangat gelap karena hanya ada beberapa orang saja yang berjalan melewati kami berdua.

Kim Taehyung.. namanya membuatku selalu bertanya-tanya. Kenapa aku sangat familiar dengan nama itu? Seperti kami pernah bertemu sebelumnya.

Itu tidak mungkin, bahkan wajahnya saja aku tidak mengenalnya. Bagaimana bisa kami bisa bertemu sebelumnya?

"Kau tinggal disini? sendirian?" tanyanya sambil menoleh kearahku.

"Eoh, tapi aku akan segera kembali ke negaraku." jawabku dengan lembut.

"Korea?" tanyanya lagi.

Aku menggangguk pelan, "Kau juga.. tinggal disini?" tanyaku penasaran.

"Iya, tapi hanya untuk beberapa bulan. Aku juga akan kembali ke Korea secepatnya."

Aku penasaran, apakah kita berangkat di tanggal yang sama?

Haruskah aku bertanya padanya?

"Rose-ssi, aku penasaran, kau tinggal di Korea.. di daerah apa?"

"Kalau kita memang ditakdirkan untuk bertemu, kau akan segera tau." jawabku.

Ia tertawa mendengar jawabanku, "Hahaha, kau segitu takutnya padaku?"

"Bukan.. kenapa kau tertawa? aku hanya ingin tau bagaimana cara semesta mempertemukan kita kembali. Apa kau tidak penasaran?"

"Benar, kalau begitu aku akan menunggu saat-saat itu datang. Sampai kita bertemu kembali.. until we meet again."

Hari itu adalah perpisahanku dengan lelaki itu, mungkin ini akan terdengar sangat aneh tapi aku penasaran. Apakah aku dan dia akan bertemu lagi?

Menghitung hari menuju keberangkatanku ke Korea, hatiku semakin berdebar.

Aku sangat tidak sabar.

. . .

- Incheon Airport

Kepulanganku disambut oleh keluargaku yang sangat aku rindukan, sudah lama aku tidak memeluk mereka.

Bukan hanya mereka yang aku rindukan, aku juga merindukan orang-orangnya, makanan, dan segala aktivitas malam hari dan siang hari di Korea.

"Udaranya pun berbeda jauh dari Amerika.." ucapku saat pertama kali tiba di bandara.

"Chaeyoung-ah!" teriak keluargaku dari luar gerbang bandara.

"Eomma! appa! Jisung-ah!" ujarku sambil melambaikan tangan.

Aku berlari memeluk dan mencium pipi mereka dengan hangat. Mereka menyambutku dengan papan nama yang ada di tangan mereka. "Chaeyoungie" katanya.

Meskipun aku sangat menyukai New York, tapi jika dibolehkan untuk memilih, aku lebih memilih Seoul. Aku tumbuh besar disini.. kau tau bahkan saat terakhir aku disinin, aku menangis sekencang-kencangnya di bandara karena harus meninggalkan Seoul.

We Meet AgainDonde viven las historias. Descúbrelo ahora