38 - Lust of Love

676 104 8
                                    

The more you see through his heart, the more you'll find the truth.

Mungkin Jungkook dan aku benar-benar di takdirkan bersama, kami bertemu kembali di sini. Sejauh apapun kami berpisah, kami akan menemukan jalan untuk kembali bersatu. Aku akan menemukan kembali potongan memori itu, aku janji pada diriku sendiri.

Melihat langit-langit rumah sakit, membuatku memikirkan bagaimana keadaanku 2 tahun lalu. Apakah Jungkook peduli padaku? Sebesar apa rasa sakitnya saat tau bahwa aku hilang ingatan? Pertanyaan dan pernyataan yang mengelilingi kepalaku ini benar-benar sangat banyak.

Saat itu juga, Taehyung masuk ke ruang inapku dengan mengetuk pintunya pelan. "Kamu, terbaring disini lagi ya?" Sapanya dengan senyum kotaknya itu. Aku hanya sedikit mengangkat bibirku, "Rupanya kau juga tau bahwa aku hilang ingatan." Balasku. Ia melihatku dengan tatapan berbeda, seperti ia sudah mengenalku sejak lama. Entah mengapa tatapannya lebih nyaman dari sebelumnya.

Bagaimana bisa aku tidak mengenali pria sebaik Taehyung?

Sejak 2 tahun lalu, aku mencoba menemukan jati diriku kembali tapi sama sekali tidak membuahkan hasil. Setiap hari aku bangun di pagi hari, dengan rasa hampa di dada sampai sakit sekali rasanya. Kau tau, seperti rasa sakit yang terus ada dan tertanam di dalam dadaku. Jungkook seperti sudah menyihirku dengan tatapan dan perlakuannya padaku saat pertama kali bertemu, aku seperti menemukan belahan jiwa yang hilang. Tapi Taehyung.. ia benar-benar berbeda, kehadirannya sebelahku memberikan kehangatan.

Kehangatan itu yang membuatku benar-benar tertarik padanya, dari caranya berbicara dan dari bagaimana ia berbicara, tutur katanya, semua yang ada pada dirinya.

"Aku punya kejutan untukmu, Chaeyoung-ah." ucapnya.

Kejutan....?

Seseorang membukakan pintu, "SURPRISE!" teriak lima orang pria yang benar-benar tinggi dan bersih. Bersih, ya benar-benar bersih. "Apa? mereka.. siapa?" tanyaku sambil berbisik pada Taehyung. Mereka berdiri mengelilingiku dan membuatku blushing, rasanya aku belum pernah dikelilingi oleh enam pria tampan di sekitarku dengan senyuman manis mereka. "Kenalkan ini adalah sahabat sekaligus keluargaku. Kami sudah hampir 10 tahun lebih bersama. Mereka satu band denganku, kau tau idol kan? seperti itulah kami. Jungkook juga salah satu dari kami dulu."

Jungkook?

"Mungkin ini hanya halusinasiku.. tapi kenapa ia tidak ada disini?" gumamku.

Jungkook mungkin sedang sibuk, atau ia benar-benar ingin melupakanku.

"Chaeyoung-ssi, kau masih saja cantik." gumam salah satu dari mereka sambil mengusap kepalaku.

"Ah hyeong! sudah kubilang jangan nakal padanya.. hm? mianhae Chaeyoung-ah, oh iya perkenalkan ia adalah hyeong tertua, Kim Seok Jin." balas Taehyung dengan sedikit memukul Jin.

"Annyeong! Tapi aku benar kan? ia masih cantik." jawabnya dengan senyuman lebar pada Taehyung, mereka pun ikut tertawa karena ucapan dan tingkah laku Jin dan Taehyung. "Benar! sahabatku ini masih cantik seperti dulu, aku tidak pernah melupakannya."

Tae memperkenalkan semua member kepadaku, anehnya aku sama sekali tidak mengingat memori apapun tentang mereka. Sejujurnya, aku juga tidak begitu mengingat memori tentang Taehyung. Bagaimana persahabatan kami dulu bahkan aku tidak ingat, aku sangat bodoh.

Mungkin jika aku sedikit membuka diri pada mereka, aku akan terus mendapatkan ingatan baru, aku akan mencoba sedikit demi sedikit untuk mengingat mereka.

Kau tau, seperti ingatan yang baru melekat dikepalamu. Itu sangat segar dan membuatmu ingin mengulang lagi ingatan itu terus menerus.

"Hey bodoh! kenapa kau melamun?" tanya Taehyung sambil memandangku dengan matanya yang indah.

"Ah.. tidak. Aku hanya sedang berpikir.. eum bagaimana jika kita semua makan malam bersama? bagaimana?" balasku dengan menambahkan sedikit bumbu kebohongan di dalamnya, mereka tidak boleh tau bahwa aku terus memikirkan Jungkook di kepalaku.

It's kinda annoying, terus memikirannya.

Pikiranku terus memikirkan bagaimana tangannya mengusap rambutku dengan lembut, bagaimana ia menggenggam tanganku.. itu membuatku sedikit terganggu.

"Okay, kami akan kembali lagi saat makan malam. Kau istirahat saja dulu.." ucap Namjoon padaku, tangannya memegang lengan kananku dengan cepat.

Dan Taehyung.. that human. Dia mencium keningku dan pergi.

Ia pergi bersama mereka dan setuju untuk makan malam bersamaku di rumah sakit.

Tepat 1 jam kemudian, pria yang baru saja aku pikirkan itu muncul di hadapanku. Dengan menundukkan sedikit kepalanya, ia berjalan menuju tempat tidurku.

Ia membawa bunga di tangannya dan ia mencium pipiku. "Hey, sweetness. Jadi kapan kau akan keluar dari sini? aku ingin sekali menculikmu." balasku.

"Jungkook.. tunggu, kenapa kau tidak bersama teman-temanmu?"

"Ya, aku hanya.. ah aku tadi ada jadwal meeting. Maafkan aku.." balasnya.

Jungkook hanya satu pria dari miliaran pria di dunia ini, matanya, hidungnya bahkan bibirnya.. mungkin ada 6 pria lain yang berwajah sama sepertinya. Kau tau, kita memiliki setidaknya 6 pria berwajah sama di dunia ini.

Bagaimana bisa aku bisa aku jatuh cinta dengan pria ini? Pria yang bahkan tidak aku ingat, aku tidak memiliki ingatan indah itu bersamanya.

"Chaeyoung-ah kau tau, aku ingin bersamamu. Seumur hidupku."

Tolong.. aku ingin sekali itu.

Nafsuku untuk memiliki Jungkook seolah-olah melambung tinggi, aku bisa merasakan kupu-kupu yang beterbangan di perutku.

Ia telah menyihir hatiku dengan kata-katanya, bahkan kau bisa tanya ke semua perempuan diluar sana. Kau tidak bisa menolak seorang Jeon Jungkook. Dan kini ia masih juga memandangiku seakan ia menunggu jawabanku, bahkan ia tak peduli dengan wajahku yang tanpa make up, pucat dan sedang berbaring di rumah sakit.

"Bolehkah aku mengajakmu ke rooftop?" tanyanya sambil mengambil kursi roda yang terletak di sebelah tempat tidurku.

Ia menggendongku dan mendudukiku di kursi roda, wajahnya terlihat sangat senang. Dengan gagah, ia mendorong kursi roda itu. Kami menyusuri lorong rumah sakit dan naik ke rooftop. Sepanjang jalan, ia terus mengelus pundakku dan bertanya apakah aku tidak apa-apa atau aku butuh sesuatu.

Sesampainya di rooftop, aku terkejut bahwa dirumah sakit ini.. rooftopnya sangat indah. Bahkan ada taman bunga yang menyegarkan pandanganku. Keadaannya sangat sepi, hanya kami berdua.


To be continued..

We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang