19 - Why?

1.6K 218 4
                                    

"Chaeyoung-ah.." ucap Jungkook di video call.
.
.
.
.
Aku benar-benar langsung menutup video call itu, tanganku benar-benar gemetar. Jantungku berdegup sangat kencang dan kelopak mataku yang tiba-tiba terbuka sepenuhnya.

Wah.. apa yang sudah aku katakan?

Aku mematung, mulutku memang kadang harus diberi pelajaran.

Tapi bagaimana bisa Taehyung dan Jungkook berada di satu kamar. Sungguh, itu hal yang sangat aneh. Mereka tidak bisa berada dalam satu kamar.

Aku bingung.. aku harus bagaimana nanti kalau aku bertemu Jungkook.

"Ah.. aish.. aku benar-benar malu. Ottokaji?" gumamku sambil menutup wajahku.

Dan saat itu juga Jungkook mengirimkan sms padaku, memberitahu bahwa ia ada di depan kamarku.

Rasanya dadaku ingin meledak, aku masih malu karena insiden video call itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya dadaku ingin meledak, aku masih malu karena insiden video call itu.

Buka tidak ya.. buka tidak ya..

Hampir 2 menit aku berpikir untuk membukakan pintu itu atau tidak, Jungkook benar-benar menyebalkan. Sifatnya masih saja membuatku kesal.

Ah buka saja, aku akan bicara dengannya.

Aku membukakan pintu itu dan melihatnya berdiri menatapku sambil menyenderkan badannya di tembok. Kali ini wajahnya benar-benar tidak bisa di tebak.

"Ada apa?" tanyaku.

Iya mendorongku pelan masuk ke dalam kamar, "YAA! Apa yang kau lakukan?" Bisikku.

Jungkook menarik tanganku dan menyuruhku untuk duduk di tempat tidurku. "Apa yang kau lakukan?!" Bentakku.

"Aku tau kau masih memikirkanku. Iyakan?" tanyanya.

Aku menatap matanya, "Aku.. aku tidak pernah bilang seperti itu."

"Jangan bercanda, kau baru saja bilang tadi di video call." jawabnya sambil menyederkan tangannya ke meja.

"Tunggu.. kalian bagaimana bisa berada di satu kamar yang sama?" Tanyaku.

"Iya aku kekamarnya untuk memastikan apakah kalian pacaran. Aku bilang padanya kalau mau bersaing bersamaku yang sehat, disini aku seperti tidak ada harapan. Sedangkan Taehyung bisa berada di dekatmu seenaknya." Jawabnya menjelaskan.

"Kau tidak memukulinya lagi kan?" Tanyaku.

"Tidak, aku akan bermain secara sehat kali ini. Tapi apa yang aku dengar darimu tadi di video call sudah cukup bagiku."

"Jangan terlalu berharap.." gumamku pelan.

"Apa kau bilang?"

Aku menatap kearahnya dan ia sedang memasang wajah menyebalkannya itu, "Ah tidak.. aku tidak bilang apa-apa."

Ia berjalan perlahan kearahku dan melihatku seperti mangsanya. Lagi-lagi ia mengeluarkan sifat ini. Jungkook mendorongku pelan ke tempat tidur, ia merangkak dan kini ia berada di atasku.

We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang