45 - Turning Point

312 38 5
                                    




"Ini ada apa ya?" Tanya Jungkook pada Petugas disana.

"Ada kecelakaan, Pak. Seorang wanita tertabrak mobil." Balasnya dengan mengebu-gebu. "Tolong tunggu di dalam saja pak." lanjutnya.





Seluruh tamu hotel mengelilingi ambulance yang sedang parkir di depan Paradise Hotel.

Hujan turun membasahi seluruh kota Busan saat itu,  dan Jungkook perlahan berjalan menuju kerumunan itu. Ia tidak memakai apapun yg menutupi wajahnya, entah masker atau topi pun ia lupakan dan seketika ia juga melupakan siapa dirinya.

Waktu seketika berhenti, Jungkook merasakan dejavuu yang terus berputar di kepala kecilnya. Memori itu kembali muncul seketika saat dimana hari itu Chaeyoung kecelakaan.

Entah kenapa ia merasakan hal yang sama, ia berlari setelah melihat siapa yang tergeletak disana. Tapi ia tidak menyentuhnya, ia berdiri mematung dan seketika tubuhnya melemas. Lututnya menghantam keras aspal itu.

"Permisi pak.. tolong minggir, pasien ini harus segera dibawa ke rumah sakit."

Semua orang seketika membuka jalan untuk Chaeyoung.

"Saya.. saya temannya, izinkan saya ikut. Pasien ini pernah mengalami cidera otak dan kehilangan ingatan. Dia harus segera di bawa ke Seoul." teriak Jungkook dengan lantang.

"Baiklah pak silahkan ikut kami."

Jungkook segera naik ke ambulance itu dan terus memegang tangannya dengan erat. Wajahnya terlihat sangat pucat. Ia mungkin akan kehilangan Chaeyoung lagi, tidak ada yang tau.





Jungkook's POV

Turning point.. titik balik yang kamu temukan dalam hidup saat kamu memandang segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Dan yang biasa kubilang, titik harapan.

Ketika seseorang menemukan momen itu, batas waktu tidak bisa menentukan segalanya.

Waktu bisa mengubah semuanya dalam waktu yang kita punya, mungkin kamu bisa mengubah apapun yang akan terjadi agar tidak menyesal di kemudian hari.

Menemukan titik balik dalam hidupku tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu beberapa penyesuaian yang harus kuperjuangkan.

Bertemu lagi dengan Chaeyoung setelah 2 tahun lebih tidak bertemu adalah anugerah yang diberikan Tuhan untukku. Seperti.. kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahanku.

Dan disaat itulah aku sudah menemukan titik balik hidupku, aku tidak lagi memikirkan masa lalu dan hanya memikirkan masa depan.

Secepat itu?

Benar, secepat itu.

Sama seperti harapan, kita bisa memiliki setitik harapan seberapa besar titik itu tidak ada yang peduli. Kita hanya harus terus maju dan mencoba menjadi pribadi yang baik setiap harinya.

Melihatnya tersenyum, bisa makan dengan baik, melihat ia tertawa dan bahagia itu sudah cukup bagiku.

Memang, aku benar-benar bodoh telah menyia-nyiakan Chaeyoung, dan setelah melihatnya berbaring dirumah sakit seperti sekarang. Aku seperti diharuskan untuk fokus dengan kesembuhannya, meskipun ia tidak mengingatku dimasa lalu.. tidak apa-apa.

Aku harusnya senang karena hari ini ia berhasil keluar dari ruangan operasi dan selamat dari kecelakaan itu. Kondisinya cukup membuatku sangat khawatir, aku kalang kabut. Seperti hilang arah.

Ia mengalami patah tulang di bagian lengan dan kaki, yang mengaruskannya untuk memakai gips.

Tapi sebuah keajaiban, Chaeyoung tidak ada cidera otak seperti saat itu. Bahkan kepalanya sekuat batu, apakah ini juga anugerah dari Tuhan?

We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang