15

2.9K 513 88
                                    

Setelah kakaknya menikah, Raleine sudah tidak terlalu banyak berinteraksi dengan kakaknya. Di rumah hanya Mama dan Ayah. Jarang lagi malam-malam mengobrol dengan Gio dan bercerita tentang banyak hal. Karena itu, ketika Gio mengundang Raleine untuk makan malam di apartemennya, Raleine setuju tampak banyak berpikir.

Bahkan Gio mengundang Raleine untuk menginap. Menginap sejak hari Jumat malam hingga entah Sabtu atau Minggu. Terserah Raleine. Orang tuanya pun mempersilakan. Jika Raleine pergi, mereka akan melakukan staycation.

Begitu menyetujui ajakan Gio, Raleine langsung menyiapkan semua perlengkapan menginap dan dibawa sejak hari Jumat. Meskipun harus ke kampus dulu, Raleine tidak masalah. Dia menjalani kuliah di Jumat dengan perasaan girang.

Karena Nira dan Gio bekerja, Raleine harus menunggu dulu di salah satu kafe seteleh selesai kuliah hingga Nira dan Gio sampai di apartemen. Raleine menunggu sambil mengerjakan tugas kuliah yang diterimanya hari itu. Selain mengisi waktu, juga agar akhir pekan Raleine tidak diganggu urusan kuliah.

Nira yang sampai lebih dulu. Dia menelepon Raleine begitu turun dari mobilnya dan mengajak Raleine bertemu di lobi.

Raleine segera membereskan barang-barangnya, tepat setelah mengirimkan email kepada dosennya. Kafe yang Raleine tempati berada di area apartemen. Memang sengaja Raleine pilih karena alasan dekat. Jadi ketika Nira mengabari bahwa dia sudah tiba, Raleine langsung mengangkut barang-barangnya dan bergegas ke lobi.

"Kaakkk!" panggil Raleine dengan riang, kepada Nira yang sedang duduk di sofa.

"Haiii," Nira mendongak dari handphone lalu berdiri dan memeluk Raleine. "Sorry, nunggu lama ya abis kuliah?"

"Nggak apa-apa. Aku sambil ngerjain tugas kok," Raleine menepuk tas laptopnya. "Kita naik sekarang?"

"Tunggu sebentar ya. Nathan sebentar lagi nyampe. Biar sama-sama kita naiknya," jawab Nira lalu mempersilakan Raleine duduk.

Raut wajah Raleine langsung berubah. Wajahnya memerah dan tiba-tiba saja merasa malu. Gio tidak bilang apa-apa soal Nathan ikut menginap juga. Raleine pikir hanya ada dirinya saja di sini. Bagaimana ini?

"Nathan ikut nginep juga?" tanya Raleine pelan.

"Iya. Kebetulan Ayah sama Bubu ada kerjaan ke luar kota. Jadi Nathan sendirian di rumah, makanya aku undang. Lebih rame kan?" kata Nira dengan riang gembira.

"Hehe. Iya." Raleine terpaksa mengangguk dan duduk dengan kaku di samping Nira. Sebisa mungkin Raleine menutupi kegugupannya karena akan menghabiskan waktu cukup lama dengan Nathan. Padahal ini bukan pertama kalinya, tapi kenapa Raleine segugup ini?

Mungkin karena dia sudah berniat untuk mendekati Nathan?

"Hai, hai," sebuah suara menyapa dan Raleine tahu sekali itu suara siapa.

"Hai, setan," sapa Nira pada Nathan lalu memeluk adiknya.

"Hai, kakaknya setan," Nathan memeluk Nira lalu menjulurkan lidah. "Hai Kak Raleine. Dari kampus tadi?"

"Iya. Kamu juga?" Raleine bertanya setenang mungkin.

"Yoi. Abis rapat BEM langsung ke sini." Berbeda dengan Raleine yang tampak ribet dengan satu tas jinjing, satu tas laptop, dan satu tas kecil, Nathan hanya membawa satu tas ransel. Perbedaan signifikan pria dan wanita kalau menginap memang di barang bawaan. "Yuk naik."

Nira membimbing adik-adiknya untuk naik. Selama di lift, obrolan hanya dilakukan oleh Nathan dan Nira. Raleine diam saja, diam-diam memperhatikan Nathan. Nathan tidak pernah berubah. Selalu sama sejak pertama Raleine mengenalnya.

Seyakin Hati Memilih - END (GOOGLE PLAY)Where stories live. Discover now